17 (Revisi)

5.5K 259 2
                                    

Happy reading~

===============

Seminggu setelah mengetahui Ayahnya ternyata memang selingkuh, hubungan Ayah dan Anak ini mulai merenggang, Mamahnya yang akhir-akhir ini terlihat murung.

Laskar yang tiba-tiba berubah mendadak, laki-laki itu sering main-main kekamarnya walau hanya sebatas tidur-tiduran nggak jelas dan dia itu cuma bilang kalau dia lagi bosen  dikamarnya sendiri.

Bahkan sekarang Laskar sudah tidak canggung lagi untuk sekedar meminjam dan melihat-lihat ponsel An entah untuk apa, membuat An merasa bingung sekaligus pusing sendiri.

Keadaan mendadak berubah dari yang dulu dekat sekarang menjauh, dari yang jauh sekarang mulai mendekat, memikirkan itu semua membuat kepala An serasa mau pecah.

Malam ini dia diajak keluar oleh Indra, dia akui selama ini dia banyak berbohong pada Rama tentang dia yang sudah menjauhi Indra padahal kenyataanya ngggak, tapi itu nggak merubah apapun perasaanya tetap utuh pada Rama nggak kaya cewek-cewek sekarang diajak beberapa kali jalan sama cowok langsung baper, An nggak sama sekali, dan untuk malam ini lagi-lagi di harus berbohong mengatakan kalau dirinya lagi mager.

Malam ini Indra menyuruhnya memakai dress, entah untuk apa, An sendiri nggak paham. Pake jeans sama kaos juga udah pas kan? Lagian jalan nggak jauh-jauh dari tempat ngopi, nongkrong, taman.

Selepas magrib Indra mengirimkan paketan berisi dress dan wedges kepadanya, An merasa ini terlalu berlebihan.

===============

Didalam mobil yang dua muda-mudi ini naiki terlihat hening, Indra maupun An belum ada yang berniat untuk memulai pembicaraan.

Suara Indra memecahkan keheningan didalam mobil ini. "An nanti tolong bantu gue ya?"

An langsung menatap kearahnya. "Bantuin apaan?" Tanya An.

"Jadi pacar pura-pura gue,"

"Hah? nggak mau ah kak," langsung ditolak mentah-mentah oleh An, yang bener aja jadi pacar pura-puraan dia juga udah punya Rama kali.

"Please An, malem ini aja, cuma didepan keluarga gue aja."

"Nggak mau kak, kita pulang lagi aja. Aku nggak mau."

"Please An, malem ini aja. Setelahnya gue yang bakalan ngurus semua," Indra menatap An sekilas dengan tatapan memohon, entah apa alasan Indra sampai memohon-mohon kaya gini.

"Ya please An,"

"Yaudah."

===============

Indra membelokan mobilnya kesebuah restaurant dikota Bogor. Sekarang dia paham kenapa Indra nyuruh dia pake dress.

"Keluarga gue udah nunggu disana," jelas Indra, lalu memarkirkan mobil. Setelah mematikan mesin mereka berdua pun turun lalu berjalan memasuki restaurant tersebut.

"Kalo nanti keluarga gue nanya-nanya lo jawab sepinter-pinter lo aja ya." ucap Indra sambil berjalan hanya dibalas deheman oleh An, dia kesal pasalnya dia seperti sedang dimanfaatkan oleh Indra.

Mereka berdua berjalan menuju sebuah meja yang sepertinya sudah dipesan untuk sebuah keluarga yang terlihat ramai.

"Om Indra udah dateng," seru anak kecil laki-laki saat melihat dia dan Indra berjalan kearahnya, semuanya pun menoleh kearah Indra membuat An langsung menunduk malu.

"Maaf telat hehe," Indra menarikkan kursi untuk An lalu gadis itu duduk disana, baru duduk saja An sudah merasakan tidak nyaman karena banyak pasang mata dari keluarga Indra yang menatap penasaran kearahnya.

"Siapa Ndra?" tanya seorang laki-laki sebaya dengan An.

"Pacar," jawab Indra dengan santai lalu duduk disamping An lalu merangkulnya langsung mendapat sambutan yang beragam ada yang cie-cie, suit-suit, bahkan ada yang memberi selamat juga, apaan ini? Ini palsu you know.

An merasa semakin tidak nyaman karena dengan tidak sopannya Indra berani merangkul bahunya, ingin sekali menyingkirkan tangan itu tapi dia merasa tidak enak.

"Ini Mamih aku sayang," ucap Indra dengan lembut sambil memperkenalkan wanita paruh baya yang ada disamping gadis itu.

"Halo tante, aku An," An menyalami Mamihnya Indra lalu tersenyum canggung.

"Disebelahnya Papih aku, yang gantengnya sebelas duabelas sama aku hehe," lanjut Indra lalu menujuk laki-laki paruh baya yang masih terlihat tampan dan berkharisma walaupun usianya sudah tidak muda lagi, dia Papihnya Indra.

"Halo Om, aku An." An memberikan senyum saja tidak salaman, karena terhalang oleh Mamihnya Indra, jika dilakukan akan terlihat tidak sopan. Papihnya Indra hanya mengangguk dan mengulas senyum kearanya.

"Udah berapa lama sama Indra?" Tanya Mamihnya Indra.

"Udah 2 bulan tante," An menjawab seadanya, dia mengedarkan pandangan kesekitar entah kenapa perasaanya mulai tidak enak.

"Kamu nggak nyaman ya disini?" Suara itu lagi langsung membuat An menoleh lalu tersenyum merasa bersalah.

"Enggak kok tante, cuma grogi aja."

"Jadi ini yang namanya ada dirumah?" Suara berat laki-laki dari arah belakang membuat An langsung menoleh diikuti oleh semua yang ada dimeja keluarga ini berkumpul, disana ada Rama sedang menatap tajam dengan senyum remeh kearahnya.

Buru-buru An bangun dari kursinya. "Ram,"

"Ini yang namanya mager? Yang namanya dirumah? Baru tau aku sih."

"Ram, aku bisa jelasin-," ucapan An terpotong saat melihat Rama mulai pergi meninggalkannya, lalu dimenoleh kearah Indra dan memberi isyarat meminta maaf, kemudian dia berlari mengerjar Rama diperduli wedges yang dia pakai sekarang.

Saat berada diluar restaurant panik saat tidak melihat Rama dimana pun, dia merasa bersalah berulang kali dia berbohong kepada Rama, padahal selama ini laki-laki itu jujur padanya.

Dia mengambil ponsel yang ada ditas tangannya lalu mencari kontak Rama kemudian menelponnya namun tak kunjung diangkat, satu persatu air matanya menetes.

"Rama, maaf." Dia terisak didepan restraurant membuat semua orang yang lewat melihat aneh kearahnya, dia tidak peduli itu!.

===============


Makasih buat yang udah baca, kasih saran dan masukan juga yaaa.
Don't forget vomment, thank you😊

Khudxxx

Step-BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang