31 (Revisi)

6.6K 305 2
                                    

Sebelumnya mau nanya, kan gua add story ke library terus tiba-tiba pada ngilang semua gitu aja, itu kenapa dah? Galau gua😢

Udah ngumpulin story yang asoy² taunya pada hilang ntah kemana, macem gebetan aja😂 suka ngilang gak jelas, oke cukup sekian.

Happy reading yes~



===================

Suara ketukan palu dari Hakim mengakhiri sidang perceraian antara Ayah Reno dengan Mamah Risma, Mamah Risma tersenyum meskipun terlihat sangat sendu, kemudian berdiri untuk menyalami Hakim dan Pengacaranya untuk mengucapkan terima kasih, sedangkan Ayah Reno terlihat lesu masih bertahan pada posisi duduknya, pria paruh baya itu menyesal.

Sementara An terus saja menangis dikursi tepat dibelakang kursi Ibunya tadi duduk, An sangat menyayangkan hal ini, An tau pasti kalau Mamahnya masih menyayangi Ayah Reno, dia bahkan sudah berkali-kali membujuk Mamahnya untuk membatalkan perceraian ini namun Mamahnya tetep keukeh untuk bercerai, An juga paham apa alasannya, Mamahnya harus mengalahi menjadi korban perselingkuhan untuk kedua kalinya.

================

Disudut yang berlawanan dengan tempat duduk An, Laskar menatap sendu kearah gadis itu, semua ini karena sikap brengsek Ayahnya yang melukai dua wanita yang dia sayangi.

Laskar berdiri untuk menghampiri Ayahnya yang sedari tadi belum ada niatan untuk bangkit dari duduknya, sampai hanya tinggal dia dan Ayahnya juga Mamah Risma dengan An, karena selepas Hakim keluar ruangan sidang anggota keluarga dari kedua belah pihak pun ikut keluar begitu pun dengan para pengacara.

Terlihat disana Mamah Risma terlihat sedang menenangkan An yang terus menangis.

"Yah ayok!" mendengar suara Laskar Ayah Reno langsung menoleh kearah samping mendapati Laskar sedang menatap datar kearahnya, bahkan dalam keadaan sedih begini anaknya ini tidak ada rasa simpati sedikit pun.

Beliau paham kenapa anaknya bersikap seperti ini, ini memang salahnya, tapi setidaknya laki-laki yang memiliki hubungan darah dengan ini bisa bersikap simpatik dalam keadaan ini saja.

Kemudian Ayah Reno mulai beranjak dari duduknya, lalu berjalan keluar ruang persidangan baru beberapa langkahnya langsung terhenti saat merasa dirinya dipanggil dari arah belakang.

Pria baruh baya ini pun menoleh kebelakang mendapati Mamah Risma dan An yang sedari memegang tissue untuk mengelap ingusnya berjalan kearah dirinya.

"Mas tunggu," Mamah Risma dan An berjalan kearah Ayah Reno dan Laskar, "Makasih selama ini udah mau nampung aku dan An dirumahmu Mas." Lanjutnya saat sudah berada didepan Ayah Reno.

Ayah Reno tersenyum pedih, matanya pun mulai terasa perih, "Aku minta maaf Ris, aku memang keterlaluan, brengsek." ucapnya sambil menunduk merasa bersalah.

Mamah Risma mengambil tangan Ayah Reno lalu digenggamnya, kemudian tersenyum, "Nggak papa  mungkin selama ini aku belum bisa jadi apa yang kamu mau, makanya kamu cari yang lain." Ayah Reno langsung menengadahkan kepalanya saat merasakan tangannya digenggam kemudian mengulas senyum sendu, selama ini dia telah mengkhianati wanita yang berhati tulus.

Sementara An hanya menatap Laskar dengan air mata yang sedari tadi terus menetes, entah kenapa dia yang terlihat sangat bersedih padahal Mamah Risma pun masih bisa bersikap tergar.

Dia sedih harus berpisah dengan Laskar, meskipun Laskar kadang suka ngeselin, suka ketus, iri ngomong, kasar, tapi dia sayang.

An menundukan kepalanya memutuskan kontak mata dengan Laskar, dia tidak mau terlihat lebih menyedihkan lagi dengan air mata yang sudah dipenuhi dengan air mata. Mulai besok dia akan pergi jauh dari Laskar, dia dan Mamahnya akan kembali ke Cirebon.

Sebuah lengan kokoh merengkuh tubuhnya perlahan, membuat tangisan An semakin menjadi karena dia tau ini pasti Laskar.

Sebuah lengan kokoh merengkuh tubuhnya perlahan, membuat tangisan An semakin menjadi karena dia tau ini pasti Laskar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aa…" An memeluk erat tubuh Laskar sambil menangis sesegukan.

Laskar mengusap pelan rambut panjang milik An dengan tangan kirinya, karena memang Laskar cuma memakai satu tongkat bantu jalan saja, hanya disebelah kanan karena Laskar sudah terbiasa jadi memakai satu saja pun tak masalah.

"Aa nan…ti main ke Cire…bon ya," ucap An tersenggal karena sesegukan.

"Iya nanti gue main tenang aja," Laskar mengecup puncak kepala An untuk yang terakhir kalinya sebelum mereka berpisah jauh.

================






Khudxxx

Step-BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang