32 (End) (Revisi)

9.9K 302 5
                                    

Happy reading~


===============


Pasca perceraian kedua Orang tuanya sebulan yang lalu Laskar berdiam diri dikamar, merenungi apa yang sekarang menimpah dirinya.

Dari yang mengetahui bahwa dia hanya memiliki satu kaki sekarang, fakta kalau kedua wanita yang beberapa bulan lalu menyandang sebagai Ibu dan Adiknya ternyata benar adanya mereka menyayangi dia dengan tulus.

Ayahnya yang kini lebih sibuk dan dengan brengseknya menenggelamankan diri dalam perkerjan tidak mau mengurus dirinya yang sedang membutuhkan dukungan.

Laskar ingin mengaduh, menceritakan keluh kesahnya entah kepada siapa?

"Aku sendirian disini Bun." Gumamnya lirih.

Laskar duduk dibalkon kamarnya sambil menatap menerawang ke depan, ingatannya terlempar saat An menceritakan tentang masa lalu Orang tuanya, tentang Mamahnya yang menjadi korban perselingkuhan.

Tentang berharapnya banyak gadis itu pada Ayahnya untuk tetap selalu bersama Mamahnya, bisa selalu membuat Mamahnya tersenyum. Namun sekarang malah Mamahnya harus merasakan dua kali sakit diduakan pasangannya sendiri dan yang membuat Laskar kesal pelaku itu Ayahnya sendiri.

Betapa dulu dia sangat membela Ayahnya saat dituduh berselingkuh, dan mengharuskan dia mencaci maki An didepan semua orang, Laskar sudah banyak menyakiti hati orang yang menyanyanginya.

Dan dengan sangat kurang aja dia mengatakan kalau Mamah Risma itu wanita jalang, kegatelan, padahal selama ini wanita paruh baya itu sangat menyayanginya, beliau yang mengurusnya saat dirumah sakit.

Laskar menunduk menatap kakinya yang sudah tidak sempurana lagi, dia terisak pelan tidak ada seseorang yang berada disampingnya saat dia dalam kedaaan jatuh, sejatuh-jatuhnya seperti ini.

Dia tidak menyalahkan sahabatnya, dia tidak menyalahkan An dan Mamahnya yang memilih pergi jauh darinya, tapi Ayahnya? Dimana dia? Dimana perannya sebagai seorang Ayah? Seorang Ayah yang akan selalu ada saat anaknya butuh bantuan.

Dia juga teringat ketika mantan Mamah tirinya itu meminta cerai setelah mengetahui pembicaraan dia dengan Ayahnya itu, dan pada saat itu juga diharus merelakan dua wanita yang sangat tulus dan merawat sewaktu dia dirumah sakit, sekarang kedua wanita itu sudah jauh puluhan kilometer darinya.

Kini dia telah menuai hasil yang dia tanam sendiri karena sifat angkuhnya tempo dulu, kini dia ditinggilan oleh orang-orang yang dia sayang, tidak dipedulikan, kini Laskar merasakan bagaimana rasanya tidak dianggap, Laskar sangat menyesali semua itu.

===============

Laskar sudah rapi dengan seragam sekolahnya, hari ini sudah memulai sekolah kembali mengejar ketertinggalan pelajaran selama dia sakit. Dia berjalan keluar kamar dibantu dengan tongkat bantu jalannya.

Laskar berjalan keluar namun terhenti saat melihat pintu berwarna putih dihadapannya yang dulu kamar adik angkatnya, An. Dibukanya pintu itu perlahan, tampak rapi barang-barang milik An pun sudah dibawa pemiliknya kembali.

Dia teringat dulu An suka rusuh main kekamar dengan seenak jidatnya, dengan mulutnya yang kadang tidak bisa diem membuat kamar Laskar waktu itu sangat berisik dan sedikit membuat Laskar merasa tidak kesepian.

Kemudian dia teringat saat perpisahan mereka diruang persidangan, An terus saja menatapnya dengan matanya yang sedari tadi sudah banjir oleh air mata.

An terlihat begitu sedih, membuat Laskar merasa iba sendiri, perlahan Laskar pun berjalan mendekati gadis mungil itu lalu merengkuhnya dengan lembut, dan diwaktu yang bersamaan pula tangisan adiknya itu tak terkendali sampai sesegukan membuat Laskar sendiri ingin rasanya menangis, karena dia pun merasa sedih akan kehilangan mereka berdua.

Laskar tersenyum tipis mengingat hal itu, kemudian dia bergegas menuju kebawah untuk berangkat diantar sopir.

===============

Laki-laki berperawakan tinggi tegap ini berjalan menyusuri koridor dengan tongkat bantu jalannya, banyak yang menandang kearahnya kebanyakan memandang dia dengan kasihan dah iba, menatap seorang Laskar yang dulu sangat perfect namun sekarang tidak lagi, dia tidak butuh itu! Dia tidak butuh rasa kasian! Rasa iba!

"Woy! Pak boss!" seru seseorang dari arah belakangnya membuat Laskar susah payah membalikan tubuhnya kebelakang, lalu sebuah pelukan mendarat pada tubuhnya dengan tiba-tiba membuatnya sedikit oleng, namun cepat-cepat ditahan oleh si pemeluk itu.

"Woy Bim! Ati ati lo setan."

"Tau sruduk banget jadi orang." Dua suara itu membuat dia mengalihkan pandangannya kearah sumber suara, disana ada Tian juga Indra, dan yang memeluknya ini Bimo.

Dia mengernyitkan dahinya saat melihat satu sosok laki-laki lagi yang sedang berjalan dengan kedua sahabatnya itu.

Tunggu.

Rama?

Kok?

Oke kayanya dia kelewatan banyak cerita.

"Udah beneran sembuh lo Kar?" Tanya Rama sambil menepuk-nepuk bahunya lalu tersenyum dengan tulus, dibalas anggukan dan senyum tipis dari Laskar.

Mungkin ini salah satu alasan mantan Adik angkatnya itu sangat menyayangi dan jatuh hati kepada Rama, selain dia yang murah senyum, dia juga tulus.

Mengingat An bagaimana keadaan gadis itu, terakhir kali dia melihatnya saat sidang perceraian Orang tua mereka, An menangis kala itu dia mengatakan kalau dia berat untuk meninggalkan Laskar, Laskar sudah dia anggap sebagai Kakaknya sendiri, gadis mungil itu juga berkata kalau Laskar harus main kerumahnya di Cirebon sambil tersenggal karena sesegukan.

"Ke kelas yok, udah mau bell nih." Ucap Tian lalu berjalan mendekati Laskar dan merangkul bahunya, Tian memang yang lebih dekat dengan Laskar dari pada kedua sahabatnya yang lain mungkin karena mereka sama-sama punya muka sangar jadi chemistry nya dapet gitu. Saat mengetahui Laskar kecelakaan dan harus kehilangan kakinya dia juga sempat menangis, bestfriend goals ini mah namanya.

"Yok ah."

Mereka berempat pun mulai berjalan menuju kelas mereka, Laskar senang dalam keadaanya seperti ini sahabatnya tidak berubah, bahkan sekarang dia mendapat anggota baru.

Laskar berjanji pada dirinya sendiri, dia ingin berubah, dia ingin menjadi Laskar yang baru, Laskar yang dulu sudah lenyap saat dia kecelakaan beberapa bulan yang lalu. Dia ingin sedikit ramah dan murah senyum, dan yang pasti sifat angkuhnya dia buang jauh-jauh.

END﹏

Akhirnya cerita absurd ini selesai juga😂 makasih buat yang udah luangin waktu buat baca cerita gua yang ecek-ecek ini😂🙏 makasih juga buat saran masukannya, kalian luar binasahh😂

Khudxxx

Step-BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang