11

1.2K 98 33
                                    

"Hope you like my stories and can appreciate them. Please like or comment 'Cause if you do it. It can be my vitamin and give me spirits to make a nice stories. Thankyou"

***

"Apa yang kau lakukan terhadap anak-ku, Tanner?!"

Di mansion besar keluarga Harden, sudah ramai oleh adu mulut antar keluarga. Mansion yang biasanya sepi kini telah bising oleh ocehan wanita yang hampir memasuki kepala lima. Ia sedang berteriak memaki seseorang.
Suasana meja makan menjadi sangat mencekam, sarapan pagi yang seharusnya diawali dengan khidmat, sekarang telah musnah.

"Kau memukulnya seperti binatang! Aku yang sebagai ibunya belum pernah memukulnya sedikit-pun!"
Marcia berbicara geram, ketika mereka sekeluarga berkumpul di kediaman keluarga Harden.

"Apa yang ada diotak-mu? Kau hidup dari keluarga Jeremy Harden, orang paling terpandang. Sikap-mu seperti gelandangan, Tanner! Bikin malu keluarga" Marcia menunjuk Taeyeon dengan tatapan tajam. Ia tidak pernah menyukai keponakannya. Tidak sedikit-pun.

"Marcia, bisakah kau berhenti sebentar. Biarkan Tanner menjelaskan apa yang telah ia lakukan" Jeremy Harden, angkat bicara. Ia adalah kakek dari Taeyeon. Umurnya sudah tidak muda lagi, tapi hidupnya adalah aset paling berharga sekarang.

"Tidak, Kek.. biarkan wanita itu bicara hingga mulutnya sobek.." Taeyeon bicara angkuh, dihadapan Marcia yang semakin geram dengan tingkahnya. Sementara Luke, ia hanya diam disudut kursi dekat ibunya.

"Kau berani bicara informal dengan istriku! Kau seperti anak gelandangan sungguhan. Sama seperti ayah-mu!" Sekarang Andrew yang membentak Taeyeon. Dia adalah pamannya Taeyeon, kakak dari mendiang ibunya.

"Cukup hentikan! Tingkah kalian semua seperti anak-anak. Biarkan masalah ini selesai, kepalaku hampir pecah mendengar ocehan tidak berguna kalian!" Jeremy menggebrak meja makan, dan membuat semuanya menjadi diam.

"Coba jelaskan satu-persatu"
.

.

"Luke, kenapa Tanner memukul-mu?"
.

.

"Aku tidak tahu.."
.

.

"Si-tolol ini masih menutupinya" Taeyeon menjadi geram, Luke hanya menjawab sesingkat itu.

"Memang pada kenyataannya seperti itu. Kau datang lalu memukul-ku seperti binatang!"
.

.
"Nah, ayah. Kau bisa dengar sendirikan? Dia memukul anak-ku tanpa sebab!" Marcia menunjuk ke arah Taeyeon lagi, dengan perasaan yang teramat benci.
.

.

"Marcia, kau berhenti sebentar! Biarkan Tanner menjelaskannya terlebih dahulu!"

***

"Dengarkan aku Tanner.." Jeremy membawa Taeyeon ketempat kerjanya. Ia hanya ingin berbicara empat mata dengan cucu-nya. Meski beliau jarang bicara banyak kepada anak, menantu dan juga cucu-nya. Namun sekarang adalah hal yang tepat untuk dia berkata kepada Taeyeon.

"Kau adalah cucu-ku. Dan Luke juga cucu-ku. Aku memperlakukan kalian dengan sama" pria tua ini melepaskan kacamatanya lalu memijat pelipisnya dengan perlahan. Ia merasa pusing sekarang.
"Melihat kejadian ini. Aku merasa khawatir, keluarga-ku akan hancur lagi dengan sikap kalian yang seperti ini"
.

LOVE, TAEYEON [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang