5

1.1K 90 21
                                    

"Hope you like my stories and can appreciate them! Please Vote or Comment cause if you do it, It can be my vitamin and give me spirits to make a nice stories, Thankyou ^^"

***

"Luke hentikan!.. anak-ku bangun", Tiffany melepaskan pagutan mereka berdua dan beralih menuju kamar anaknya. Wendy menangis, mungkin dikarenakan mengigau. Ia menghampiri putri semata wayangnya dan mulai mengelus pelan rambut Wendy. Menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untuk Wendy lalu mengecup keningnya.
Apa yang telah ia lakukan? Sementara suaminya sedang sibuk bekerja tetapi ia malah bermesraan dengan adik iparnya. Benar-benar keterlaluan.
Tapi sekarang yang ia butuhkan adalah sebuah sentuhan, dan Taeyeon tidak ada disaat dia butuh itu. Ada Luke yang memancingnya dengan segala hal, dan akhirnya berujung dengan mereka yang menjalin hubungan dibelakang Taeyeon.

"Apa sudah tidur?", Luke menghampiri Tiffany yang masih setia mengelus rambut putri kecilnya sambil bernyanyi pelan.

"Sebentar lagi.."

"Aku tunggu dikamar.."

***

"Oh my God.. itu menakjubkan Tiff..", Mereka berdua merebahkan tubuh masing-masing diatas tempat tidur berukuran sedang. Nafas keduanya saling tersengal-sengal. Apa yang telah mereka lakukan hanya mereka dan Tuhan-lah yang tahu.
Saling merengkuh satu sama-lain, dalam deruan nafas yang masih terengah.

"Jika Taeyeon tahu hal ini.. habislah kita", Tiffany mengeratkan pelukannya kepada Luke, membayangkan bagaimana jika Taeyeon mengetahui hubungannya, membuat bulu kuduknya merinding. Itu menakutkan.

"Dia tidak akan pernah tahu..", Luke menciumi wajah Tiffany dengan sangat kasar. Merapatkan tubuh Tiffany dengannya.

"Lagi?", Tiffany menahan ciuman Luke atas dirinya ia benar-benar lelah sekarang dan hanya ingin tidur.

"Adikku dibawah sana bangun lagi.."

***

"Bagaimana apa Anda sepakat dengan kontrak yang telah kami buat?", Eirene sedang  berbicara dengan seorang klien ditelepon, sementara Taeyeon sedang menatap layar monitor dengan hampa. Laki-laki ini sedang berpikir keras.

"Baik. Terimakasih", Eirene menutup teleponnya, ia beralih dan masuk keruangan Taeyeon.

"Tuan Kim.. ini ada beberapa catatan yang akan kita perlukan.. semuanya sudah siap, dan para investor juga sudah mulai menginvestasikan saham mereka. Termasuk tuan Robert Hudson, ia menginvestasikan saham sekitar 50 persen. Proyek ini akan segera dilaksanakan..", Eirene menyerahkan buku kepada Taeyeon.

"Dan perihal nyonya Harden, kita aman. Tidak tergabung dalam bisnisnya tuan..", Eirene terus berucap menyampaikan apa yang perlu disampaikan.

"Terimakasih informasinya Eirene.. tolong panggilkan Kwan Hyun-Sik kemari. Aku perlu bicara dengannya", Taeyeon memijat pelipisnya lelah,  banyak pikiran yang berkecamuk diotaknya.

***

"Kau dapat informasi tentang bajingan sialan itu?", Taeyeon membuka percakapan dengan pengawal kepercayaannya.

"Hanya beberapa tuan",

"...apa itu?", Taeyeon berucap seraya mengambil satu batang rokok dan mulai membakarnya lalu menyesapnya secara perlahan. Kepulan asap memenuhi ruangannya saat ia mengepulkan asap dari rokok itu ke udara.

"Dia bekerja untuk Katherine Lambert saat ini.. dan belum lama ini ia menghadiri acara yang digelar oleh tuan Harold Burke di New York...", Kwan Hyun-Sik adalah pengawal yang setia kepada keluarga Taeyeon. Ia adalah orang yang paling dipercayai Kim Taeyeon, sang pengusaha kaya. Apapun yang disampaikannya pastilah hal yang akurat dan tidak bisa diganggu gugat.

LOVE, TAEYEON [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang