"Hope you like my stories and can appreciate them. Please vote or comment, 'cause if you do it, It can be my Vitamin and give me spirits to make a nice stories. Thankyou ^^"
***
Hari pertama dirumah baru dan juga hidup dilingkungan baru pula. Taeyeon dan istrinya menikmati sarapan pagi mereka dengan khidmat. Tidak ada ajhuma atau-pun Dae Ji yang membantu Tiffany untuk membereskan urusan rumah tangga. Tiffany menyiapkan segala keperluan Taeyeon maupun dirinya sendiri secara mandiri. Hanya dengan berbekal sebuah situs di internet, Tiffany hanya menyajikan sebuah waffle cokelat untuk Taeyeon dan stroberi untuk dirinya sendiri. Lalu dengan kopi dan juga susu yang menemani sarapan mereka berdua. Tidak ada komentar apapun dari keduanya.
Tiba-tiba ponsel Taeyeon berdering menandakan adanya panggilan masuk. Laki-laki itu menghentikan makannya lalu mulai mengangkat panggilan itu."Apa kau tidak dibiasakan orangtuamu untuk tidak mengganggu orang disaat mereka sedang sarapan?!", Taeyeon berucap pada penelpon disebrang sana dengan sangat ketus. Lihatlah, mungkin penelpon disebrang sana-pun tidak tahu apa yang sedang Taeyeon lakukan. Apakah ada yang salah?.
Namun, dengan segera raut wajah laki-laki tampan itu berubah menjadi lebih tegas, saat sang penelpon memberitahukannya sesuatu.
Ia kembali berucap lalu bangun dari kursinya dan pergi keruang kerjanya.
Tiffany hanya mengedikan bahunya, lalu bangun dan merapihkan piring kotor itu ke wastafel dan mulai mencucinya.
Selang beberapa saat, Taeyeon kembali lagi kedapur lalu berpamitan dengan Tiffany sebelum ia berangkat ke kantor baru."Tiff.. aku berangkat dulu. Hati-hati dirumah. Jika ada orang yang tidak jelas, kau bisa langsung menghubungi-ku. Untuk berjaga-jaga, aku menempatkan beberapa penjaga dirumah ini. Kuharap kau aman", Taeyeon mengecup bibir Tiffany dan menatap lekat wanita didepannya. Wajah Tiffany yang teduh membuat Taeyeon semakin jatuh dan terus terperangkap dalam buaian cinta yang setiap hari menggerogoti jiwanya.
"Tidak perlu berlebihan, Tae.. aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan", Tiffany tersenyum kepada suaminya. Ia adalah wanita yang paling beruntung karena mendapatkan cinta seorang Kim Taeyeon. Sangat beruntung.
"Aku pergi dulu.. ingat jika ada sesuatu langsung hubungi aku.. bye", Taeyeon melangkah menjauhi Tiffany dan mulai pergi melesat dari rumah.
Tiffany terus tersenyum, benar-benar bahagia sekarang.
Ia sudah bertekad agar menjadi seorang istri yang lebih baik lagi.***
"Luke apa kau sudah menaggih pembayaran dari tuan Mike? Ia menunggak selama lebih dari tiga bulan. Jika ia tidak juga membayar pinjaman itu. Habisi saja dia!", Katherine Lambert adalah seorang bos mafia. Ia tengah duduk sambil menyesap rokoknya.
"Aku sudah menaggihnya minggu lalu. Dan ia hanya membayar bunganya saja. Dan baru besok ia akan melunasi semuanya",
"Baguslah.. Oh ya kau juga meminjam uang bukan? Kapan kau akan bayar? Meski kau bekerja padaku. Hutang tetaplah hutang", wanita dengan tahi lalat yang berada didekat pelipis matanya itu berucap angkuh dan juga banyak penekanan.
Luke hanya menuduk ia bingung harus menjawab apa. Uangnya sudah habis."Beri aku waktu, Katherine",
"Aku beri kau waktu selama jangka waktu tiga bulan kedepan. Dan dengan bunga sebesar 15 persen setiap bulannya. Kau berhutang pada-ku sebesar dua ribu lima ratus dollar. Jika ku-potong dari gaji-mu itu tidak akan pernah cukup", wanita itu bangkit dari duduknya dan mulai melangkah pergi. Beberapa pengawal mengikutinya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE, TAEYEON [SELESAI]
RomansaPerjalanan rumah tangga yang cukup menyakitkan membuat Taeyeon menjadi seorang yang sangat emosional, dimulai dari perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya serta kehilangan seorang putri membuatnya menjadi sosok yang mudah marah.