Asal-Usul

269 6 0
                                    

Bukan lagi sebuah rahasia bahwa di dunia ini tercipta berbagai macam manusia dan kepercayaan. Melissa lahir di keluarga yang tak memiliki kepercayaan. Bahkan mereka hanya percaya apa yang memberi mereka keberuntungan dalam hidup mereka. Ayah Melissa adalah seorang polisi, sedangkan Ibunya seorang penjahit. Ibunya percaya bahwa anak perempuannya akan memberi keberuntungan dengan melanjutkan perjuangan Ibunya menjahit.

Melissa bukanlah anak pertama. Tapi anak terakhir dari 11 bersaudara. Semua kakaknya laki-laki. Semua kakaknya disayang oleh Ayahnya, tidak dengan Melissa. Melissa tidak terlalu disukai Ayahnya. Ia lebih sering menghabiskan waktu dengan 10 kakaknya, Aqy, Burma, Charly, Dova, Ernet, Farthan, Ghaly, Harsoon, Iqmal, dan Jims.

Kenapa nama Melissa melompat jauh dari huruf abjad nama kakak-kakaknya? Ada 2 kakak Melissa, kembar siam. Mereka meninggal ketika usia 1 bulan di incubator karena prematur. Kayson dan Laymson.

Melissa lahir setelah satu kakak perempuannya meninggal diusia 1 bulan. Melissa yang juga kurang disenangi semua kakak laki-lakinya itu kini hanya merasa sendiri karena sejak kecil tak adada teman bermain. Oleh karenanya, Ibunya memanjakannya dengan memasukkannya di sekolah elit, kamar yang bagus dan luas, pakaian mahal dan bagus. Semua uang yang digunakan untuk membeli perlengkapan Melissa adalah hasil dari usaha menjahit sang Ibu. Ayahnya hanya membiayai Melissa ketika naik semester dan uang saku sehari-hari.

Jika dibayangkan, malang nasibnya. Keluarganya tak sebahagia keluarga lainnya. Melissa hanya terus bersabar, karena Ibunya selalu mendukung apa yang ingin Melissa capai, salah satunya menjadi penjelajah dunia seperti Ibnu Batuta. Melissa tahu bahwa Ibnu Batuta adalah seorang traveler muslim yang telah mengelilingi dunia. Namun Melissa tak tahu, apa itu 'muslim', 'islam', dan segala hal tentang itu. Bahkan Melissa tak mengerti tentang semua agama. Karena keluarganya tak memiliki kepercayaan. Sekali lagi, mereka hanya mempercayai orang-orang yang menguntungkan mereka.

Melissa kini telah berusia 17 tahun. Ini tahun kedua ia menduduki SMA elit yang super duper mahal itu. Melissa tahu bahwa Ibunya hanya seorang penjahit, tapi Ibunyalah yang justru berjuang menyekolahkannya di sekolah sebagus dan semahal itu.

Melissa bukan kecewa atas apa yang dia punya, keluarganya, masa-masa hidupnya... Tapi ia lebih kecewa karena tak bisa menjadi dirinya sendiri. Sekarang ini ia hanya seperti boneka yang semakin hari semakin kusam. Ibunya seperti memegang roda stir atas tubuhnya yang terlilit tali dan bisa di arahkan oleh Ibunya kapanpun dan kemanapun. Melissa merasa, ia bukan lagi dirinya.

Tahun-tahun terakhir ini Melissa lebih merasa dingin dengan keluarganya, mungkin karena kakaknya, Burma, akan menikah lusa. Melissa merasa akan semakin berkurang perhatian Ayahnya kepadanya. Belum lagi jika ada adik bayi, ia akan semakin tersingkirkan. Tapi semangat dari sang Ibu tidak pernah habis, membuat Melissa terus semangat menuntut ilmu. Perasaan gundah selalu hilang ketika mendengar Ibunya memberikan motivasi untuknya. Namun, mengingat tujuan Ibunya menyekolahkan Melissa ke sekolah bagus seperti membuat Melissa kehilangan cita-cita.

Ya, Ibunya menyekolahkan di sekolah negeri yang elit karena ingin memperoleh harta banyak tanpa harus meminta pada suaminya, yaitu Ayah Melissa. Sang Ibu ingin Melissa memperoleh pekerjaan bagus dan bebas menikmati harta yang Melissa peroleh. Ibunya selalu mengingatkan, "Aku yang menyusuimu, Mels. Bahkan sampai adik Mels bisa membeli dunia ini, tak akan pernah bisa mengganti makanan pokokmu itu..."

Melissa seperti diperdaya. Namun ia percaya, bahwa suatu saat pasti Tuhan akan memberinya petunjuk. Tapi, sampai saat ini Melissa tak tahu yang mana Tuhannya. Melissa masih bertanya-tanya. Banyak orang yang menyembah sesuatu, tapi hanya dirinya yang tak punya sesembahan. Ingin menyembah matahari, namun untuk apa? Menyembah bulan, bulan tak berikan apa-apa untuk dirinya. Lalu siapa yang memberikan semua orang didunia ini uang, pikirnya. Kenapa ia masih sengsara jika Tuhan ada?

WHEN HIJRAH MAKES ME FOUND MY IMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang