WUDHU

170 2 0
                                    

Pagi itu masih gelap. Iqomah baru selesai dikumandangkan menyusul Adzan Shubuh sebelumnya. Melissa dan Bu Mira berada di ruang terbuka khusus untuk mengambil air wudhu. Melissa diam, Bu Mira pun diam. Bu Mira mengajarkan perlahan mulai dari berkumur. Bagaimana cara berkumur agar betul-betul bersih mulut ini, dan sebagainya.
Kedua Bu Mira mengajarkan cara mengusap wajah dengan air wudhu. Selanjutnya tetap diajarkan yang lainnya dengan sabarnya Bu Mira.
Tiba di ruang shalat, Imam disitu adalah Aryo. Lulu dan Layla berdiri mengapit Melissa.
"Mbak, dilihat ya gerakan kami. Nanti pokoknya tangan kanan mbak harus diatas tangan kiri ya," kata Lulu.
Melissa manggut-manggut.

Takbiratul ihram, Melissa mengikuti. Ruku', Melissa pun mengikuti. Semua gerakan dari awal sampai akhir, Melissa ikuti. Lulu dan Layla membaca bacaan agak sedikit berbisik lebih kencang, agar Melissa mendengarnya.

Surah Al-Fatihah yang dibaca Aryo sang imam pun juga terlantun indah. Suaranya menggema di ruangan shalat itu. Melissa meresapi bacaan surah itu seperti ia mendengar lagu. Tapi, bukan. Ini lebih indah dari lagu apapun.

"Hatiku... bergetar... merinding... sesak... Aku ingin... menangis..."

Bercucuran air mata melissa sampai terdengar sangat tersedu-sedu. Bu Mira ikut meneteskan air mata. Terasa bagaimana perjuangannya menjadi seorang Muslimah, terus belajar tanpa mengenal usia, bahkan telah merelakan putri-putrinya menjalankan syari'at islam, yaitu poligami.


                                                                                       (***)

Selesai sudah ibadah pertama Melissa.

"Mels, karena hari ini kamu sudah mencoba mempelajari Islam, kamu akan kami syahadatkan..." kata Lulu.

"Sya... dat?"

"Sya-ha-dat. Janjimu seumur hidupmu bahwa Tuhanmu adalah Allah, dan Muhammad adalah utusanNya..."

"Oh, ya. Muhammad. Aku pernah mendengarnya. Tapi tidak ada yang bercerita kepadaku. Kubayangkan Muhammad mungkin orang baik, oleh karenanya diutus menjadi tangan kanan Tuhan, kan?,"

"Tuhanmu Allah sekarang, sebutlah ALLAH..."

"Allah."

Merinding seluruh bulu kuduk orang yang berada di sana. Melissa menangis tersedu ketika ia kini sudah berhasil mengenal Tuhan, Allah. Syahadat meluncur lancar dari bibir manisnya. Sekarang, Melissa sudah berhasil menjadi Muslimah cantik nan rupawan.

WHEN HIJRAH MAKES ME FOUND MY IMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang