Mau tidak mau, suka tidak suka, Melissa tak boleh mengucek hidungnya walau gatal atau flu. Miss J sudah diberi sanksi, yaitu menanggung biaya sampai hidung Melissa sembuh. Raut wajah tak enak terus terpampang di setiap hari Miss J, apalagi ketika melihat Melissa. Miss J kini selalu tersenyum ramah kepada Melissa.
"Hello, Miss..." sapa Melissa.
"Hei, darling. How about your nose? Is it still hurt?," jawab Miss J dengan pertanyaan yang sama setiap Melissa menyapanya.
"Yeah, if i touch it. I wanna going to class. Bye, Miss..."
"Bye, Mels..."
Entah kenapa ia selalu bertanya apakah hidung Melissa sudah tidak terasa sakit. Mungkin karena ia ingin Melissa cepat pulih agar tak terus mengeluarkan biaya.
"Padahal aku yang nggak enak, kenapa jd Miss J yang selalu baik banget ke aku..." pikir Melissa dalam hati.
Kelas dimulai. Sejak hidung Melissa patah, Ibunya selalu mengantarkan makanan untuk Melissa. Padahal tidak ada hubungannya dengan antibody.
"Mels, it's your lunch!," teriak Ibunda Melissa dari kejauhan.
Melissa hanya mengangguk, dan meminta izin kepada Miss J untuk keluar sebentar menghampiri Ibunya.
"May i come to my mommy outside?," tanyanya.
"Ok, please," jawab Miss J.
Makanan siang itu ikan tongkol kuah dan nasi rempah panas. Teman-teman Melissa tak pernah membawa makanan, karena mereka malu jika tidak bawa uang banyak dan harus membawa makanan.
"Haha! Mels, may i buy some ice cream chocolate for you? Or with a milk? Hahaha!," sindir salah seorang siswi bernama Kate. "Mels, kamu itu udah besar, nggak malu bawa kotak nasi kayak gini? Your food haven't good smell!!! Iiiw...."
Tangan Kate menebas kencang kotak nasi milik Melissa. Melissa hanya terpaku dengan tumpah ruahnya nasi dan lauk buatan Ibunya, yang Kate bilang 'bau'. Amarah di ujung kepala Melissa tak dapat dibendung lagi. Tangannya mengepal seperti akan memukul seseorang.
Tapi nada bicaranya masih bisa lebih pelan... "Do you know, if I push you from here, i think you can't standing here anymore..." suaranya seperti berbisik parau.
"Please?," jawab Kate dengan wajah menantang.
Melissa tak mampu membendung lagi amarahnya. Didepan matanya, seakan masakan Ibunya dibuang sia-sia. Melissa melayangkan 4 pukulan di wajah Kate, termasuk mata, hidung, bibir, dan pipi. Kate terhempas, punggungnya menghantam bangku sekolah yang terbuat dari besi, kepalanya membentur ubin ketika tubuhnya jatuh sepenuhnya. Kate tak sadarkan diri...
Ambulance terisi penuh oleh beberapa guru Kate dan Mama Kate. Melissa juga disana. Mama Kate hanya terus tersedu memandang geram pada Melissa. Miss J dan beberapa guru lainnya yang ikut didalam Ambulance terus memegangi tangan Mama Kate dan Melissa, mengantisipasi agar tak terjadi keributan lagi.
Mama Kate mengalihkan pandangannya ke arah Kate yang terbaring dengan wajah penuh lebam dan darah kering. Melissa menyesalinya dalam hati. Tapi apa boleh buat, Mama Kate adalah seorang pengacara. Mungkin Melissa juga harus menyewa pengacara untuk menolong dirinya di pengadilan, jika kasus ini sampai ke jalur hukum...
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN HIJRAH MAKES ME FOUND MY IMAM
FantasyBukan lagi sebuah rahasia bahwa di dunia ini tercipta berbagai macam manusia dan kepercayaan. Melissa lahir di keluarga yang tak memiliki kepercayaan. Bahkan mereka hanya percaya apa yang memberi mereka keberuntungan dalam hidup mereka. Ayah Melissa...