SAH!!!

443 3 0
                                    

"Tapi kalian betul mau terima aku? Aku malu... Aryo bahkan belum kenal aku dan keluargaku...," kata Melissa.

"Ya Nikah agama dulu aja, Mels... Nikah siri maksudnya..." kata Layla.

"Hah? Serem amat?!"

"Nih ya, Mels. Nikah siri itu bukan berarti karena anti ada masalah dalam hubungan atau ketidaksetujuan orang tua. Tapi karena anti dan Aryo biar sah dulu, gitu."

"Oh, gitu..."

"Toh nikah siri nggak perlu wali antara kamu atau Aryo, cukup saksi dan ustadz saja. Ustadznya biar yang kemarin isi ceramah di acara baksos saja. Sudah kenal sama Ibu..."


                                                                                  ***

"Saya terima nikahnya Melissa Agnes binti ........................................."

Akad nikah berjalan lancar, bersama Bu Mira, Lulu, Layla dan Ustadz yang menikahkan serta yang paham tentang agama juga.

"Bagaimana, saksi, sah?"

"SAAAAAAAHHH!!!!!!," teriak Lulu dan Layla bahagia.

"Alhamdulillah..." dilanjutkan dengan do'a.

Yang pertama Melissa lakukan adalah mencium tangan Aryo. Tangan Mels dingin tak karuan. Untuk menjabat tangan Aryo saja Melissa harus berkali-kali menarik lagi tangannya. Aryo hanya tersenyum mesra. Melissa semakin merunduk malu, jika cadarnya dibuka, wajahnya sudah terlihat seperti udang rebus, memerah. Tapi akhirnya, Melissa dan Aryo tetap bersalaman dan Aryo berdo'a sambil memegang ubun-ubun Melissa.

Yang pertama bahagia adalah Lulu dan Layla...

"Mels, barakallahu laka, wa baraka 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khaiir..." ucap Lulu.

"Mels, kami bahagia punya saudara lagi, dan lucunya kali ini dari luar keluarga kami. Barakallahulakum, Kak, Mels..."

Berfoto, selesai.

Akhirnya, Melissa dan Aryo memutuskan pulang ke kampung halaman Melissa di Serpong. Mereka pergi tanpa Layla dan Lulu yang memang tak mau diajak kesana, menghabiskan ongkos kata mereka.

Dijalan, Melissa terus digandeng oleh Aryo. Melissa bahagia telah menemukan orang yang mencintainya, walau tak kenal secara intens sebelum menikah dulu. Benar adanya, pacaran setelah menikah lebih indah dibanding pacaran sebelum menikah. Rentan putus sebelum menikah dibanding sesudah menikah.

Melissa belum lupa jalan menuju rumahnya. Tapi, 6 bulan berlalu sudah. Semoga tak ada yang berbeda dari semuanya. Semoga masih sama, dengan orang-orang yang sama, kasih sayang yang sama, tapi semoga mampu menemukan juga Tuhan yang sama.

Sampai di Serpong, tiba di kota yang tak asing lagi bagi Melissa. French hijab yang menutupi seluruh tubuhnya dari kepala sampai ke mata kaki berwarna ungu muda dan cadarnya membuat semua orang memandangnya aneh. Namun rangkulan hangat dari sang suami membuatnya terus merasa nyaman.

Entah datang dari mana rasa nyaman dan cinta ini, sedangkan mereka belum pernah berbincang, atau bergurau dan mengenal satu sama lain, tapi rasanya seperti sudah berpacaran belasan bulan.

"Kak Aryo, kita bentar lagi sampai. 300 meter kedepan kita sampai kerumah Mels..." kata Melissa didalam sebuah angkot yang membawa mereka berdua dan beberapa penumpang lain.

Tiba saatnya mereka turun dari mobil angkutan yang bertarif murah itu.

"Kak, kita masuk ke perumahan yang ada di depan itu, kita nyebrang. Nah, didalam sana satpamnya udah kenal sama Melissa..."

Mereka menyebrangi jalan raya yang tak cukup ramai, karena memang suasana Serpong yang damai cukup menyejukkan dengan pemandangan taman kota di sana.

"Assalaamu'alaikum, pak Bada."

"Wa'alaikumsalam, siapa ya?"

"Saya, Imel, Melissa pak..."

"Oh, Neng! Subhanallah, neng pake cadar. Ini teh siapa?"

"Ini suami Imel, pak. Mels belakangan ini tinggal dijogja buat dapet pendidikan keagamaan... Pak, Mels mau masuk ya, mau ketemu Ayah sama Ibu. Kangen..."

"Mangga neng, mangga... Mangga atuh kang.."

"Manis, Pak Bada..."

"Naon, neng?"

"Mangga..."

"Muhun, mangga mangga... Kalebet wae..."

Melissa dan Aryo menahan tawa, "dia tuh ngga ngerti maksudnya. Main mangga-mangga aja. Manis... Hahaha."


WHEN HIJRAH MAKES ME FOUND MY IMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang