Keputusan Hati (8)

247 50 4
                                    


"Ternyata (namakamu) orangnya asik, ya". Seru Ody didalam mobil seraya memilah-milah barang belanjaannya.

Iqbaal tidak menghiraukan ucapan Ody, dirinya tengah fokus ke jalan raya. Untuk saat ini Iqbaal memilih menyetir mobil sendiri, ya karena dirinya sudah 18 tahun dan mendapatkan SIM.

"Le, kok diem aja sih!". Protes Ody yang merasa dikacangin.

"Kenapa, Teh?". Tanya Iqbaal lembut sesekali menengok kearah Ody.

"Ale harus pepet terus si (namakamu)". Usul Ody dengan cengirannya.

"Apaan sih, Teh, pepat pepet - pepat pepet". Balas Iqbaal ikut tertawa kecil seraya menggeleng kecil kepalanya.

📖📖📖

Pagi ini keluarga Azhar sedang sarapan pagi bersama. Hari ini Azhar, selaku Kepala Rumah Tangga disana tengah libur kerja jadi bisa ikut sarapan bersama.

"Pah, (namakamu) kangen banget sama papah". Ucap (namakamu) tersenyum girang. Pasalnya ini untuk pertama kalinya setelah 4 bulan Azhar sibuk diluar kota karena bisnisnya.

"Iyaa maaf ya, Papah terlalu sibuk, jadi susah meluangkan waktu untuk kalian". Balas Azhar tersenyum tidak enak kepada anggota keluarganya.

"Gak apa-apa kok, Pah. Lagiankan Papah kerja juga buat kita". Sahut Icha, si anak sulung sembari menyendokkan secentong nasi ke dalam piringnya.

"Yasudah, cepat habisin makanannya, ya!". Suruh Marissa dengan lembutnya.

📖📖📖

"Selamat pagi!". Sapa (namakamu) dan Ari berbarengan kepada penghuni kelas.

(Namakamu) dan Ari berjalan santai ke arah meja mereka. Tidak menghiraukan suasana kelas yang seperti kapal pecah. Mereka sudah terbiasa melihat keadaan seperti ini, keadaan disaat belum mengerjakan PR Pak Toga, guru tergalak dan ditambah pengajar mata pelajaran Matematika. Fix mati!

(Namakamu) yakin sekali pasti dalam hitungan detik ini pasti ada bunyi petasan tahun baru.

1

~

2

~

3

~

"OMG (nam...)! lo udah ngerjain PR Pak Toga? Ahelahh tuh lampu bohlam ngasih PR gak kira-kira, banyak banget! Kan tau sendiri kalo seorang Steffi Liyora itu jadwalnya padat, jadi gak ada waktu untuk ngerjain PR, Please gua lihattt!!!". Benar sekali tebakan (namakamu), petasan itu meledak tepat waktu dan suaranya amatlah heboh.

Suara Steffi benar-benar membuat kuping orang menjadi budeg dadakan. Sampai-sampai Ari melempar gulungan kertas ke arah Steffi, dan mendarat tepat dimulut Steffi.

"Ari!!! Sialan lo ya!!!". Geram Steffi yang melempar balik gulungan kertas itu kearahnya.

(Namakamu) sudah sangat pusing mendengar suara cempreng+alay milik Steffi.

"Ambil sendiri lah, Stef. Tuh, buku gua di tas!". Suruh (namakamu) dan selanjutnya ia menghampiri meja Iqbaal.

"Hai, baal!". Sapa (namakamu) ramah.

"Hai juga".

"Oh iya baal, respon Teh Ody yang kemarin habis jalan bareng gua gimana? Pasti dia bilang gua orangnya gak asik yaa??". Tanya (namakamu) memasang wajah sedih.

"Lo salah besar (nam...), justru Teh Ody seneng banget sama lo. Malahan nanti teh Ody minta biar lo main kerumah, lo mau kan?". Tanya Iqbaal.

'Please mau'. Batin Iqbaal berharap.

KEPUTUSAN HATI - (Namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang