Part 6

14.7K 641 3
                                    

Please leave vote and comment for me :)

--

Ken kembali lebih cepat ke rumah. Dari balik tirai kamarnya yang menghadap gerbang masuk, ia melihat sebuah chevrolet camaro memasuki halaman rumahnya yang megah. Pilar rumah yang membatasi pandangan membuat chevrolet itu tidak lagi terlihat.

Awalnya Ken berfikir itu tamu ayahnya. Namun belum pernah ada tamu yang datang kerumah demikian larut. Belum lama Ken menunggu, chevrolet itu terlihat lagi. Lepas landas dari sana. Seolah baru saja menurunkan seseorang di depan pintu masuk.

Ken pun keluar dari kamar, lalu menuju kebagian barat rumah mendapatkan Naya yang mengendap-endap masuk kamar.

Didalam kamar bernuansa kuning itu, Naya lantas menyadarkan punggung di sandaran kasur mencari kenyamanan. Ia tersenyum mengingat hal yang belum lama baru terjadi—makan malam bersama Alfa. Belum menyadari ada sepasang mata yang tengah memperhatikan.

Ia sudah berjanji untuk tak lagi menghindari lelaki manis itu. Dan mereka mulai banyak menghabiskan waktu berdua.

Naya terkesiap ketika pintu kamarnya bergerak, didorong Ken yang menyusul masuk.

"Hai." Sambut laki-laki itu ramah.

Wajah bahagia Naya tergantikan dengan ketakutan. Ia memegangi lehernya mengingat tindakan Ken tempo lalu.

"Apa yang sedang kau lakukan?" ujar Ken mendekat kemudian duduk ditepi dipan. Ia setengah memutar tubuhnya untuk dapat melihat Naya yang bahkan tidak sanggup mengangkat wajah untuk melihat kakak tirinya itu. Ia memberi Ken jawaban dengan sebuah gelengan.

"Aku berdiri cukup lama didepan pintumu, tapi kurasa kau tidak menyadarinya. Kau tampak sedang berbunga-bunga. Apa kedatanganku menggangu?"

Perempuan itu menggeleng lagi.

"Ayah mengirimku ke China untuk menangani masalah perusahaan. Mungkin akan memakan waktu sekitar tiga bulan." Ken yang berdiri membuat Naya lebih siaga. Tangan wanita itu melingkari lehernya, menangkup bagian tenggorokan.

Wajah Naya kian menunduk dalam bersamaan dengan bayang-bayang Ken yang semakin mendekat. Bahunya menegang mendapatkan tangan Ken yang mendarat di permukaan kepalanya, mengelus-elus rambutnya perlahan.

"Kuharap kau baik-baik saja selama kakak tidak disini."

Dan Naya memberanikan diri menatap Ken sepintas, menemukan kakaknya yang tersenyum ramah seolah cekikan itu tidak pernah terjadi

***

Ken tidak perlu resah meninggalkan rumah untuk keperluan bisnis yang memakan waktu.

Pengawasan Jack memang terbatasi ketika Naya sedang berada dirumah, sebab itu Ken membutuhkan mata pengganti selama keberadaannya tidak disana. Julius adalah kandidat terbaik.

Julius berhasil masuk ke rumah dengan mudah. Tidak ada alasan bagi Ed untuk menolak Julius. Dia muda dan energik, bahkan punya nilai tambahan dengan keahlian bela dirinya. Laki-laki itu menggantikan posisi pak Hary yang dahulu berhenti karena ancaman dari Ken.

Tidak lama berselang setelah bekerja dirumah, Julius sudah diberi mandat dari Ed untuk mengikuti Naya. Naya tidak mungkin bisa menyembunyikan pekerjaan dari sang ayah selamanya. Julius yang dijadikan orang kepercayaan ayahnya membuat Ken dua kali lipat merasa beruntung.

Ken sendiri telah mempelajari kehidupan Julius, seorang anak yatim piatu terlantar dan tidak punya latar belakang pendidikan. Ia melakukan pekerjaaan yang monoton sebagai montir. Tidak pernah terlibat dalam urusan percintaan. Bukan karena ia tampak buruk, paras Julius cukup rupawan. Namun, Julius memang sedikit berbeda dari orang lain. Dia seorang aseksual. Artinya Julius tidak punya gairah seksual atau orientasi seperti itu. Beberapa orang menganggapnya sebagai kelainan psikologis. Ia juga tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa melibatkan perasaan. Ken berharap banyak bahwa Julius dapat diandalkan lebih dari Jack si pemain perempuan. Jack terlalu mudah terjerat wanita. Ia sibuk mendapatkan sesi bercinta dari teman-teman kuliah Naya. Tetap saja laki-laki itu masih Ken andalkan sewaktu-waktu.

Kurang dari tiga bulan Ken berhasil meringkus urusan bisnisnya di negeri China, memperpanjang kontrak kerjasama untuk satu dekade kedepan. Ia segera mengaktifkan ponselnya yang khusus digunakan diluar keperluan bisnis. Sms dan notifikasi panggilan tak terjawab dari Jack masuk bertubi-tubi. Ken membaca cepat pesan-pesan Jack. Dari sekian banyak laporan harian darinya, hanya dua buah pesan yang membuat gurat wajah Ken berubah. Selebihnya tidak ada yang menarik.

Acara serial mereka telah berakhir. Dia tidak lagi bekerja untuk stasiun televisi. Gadis itu ditarik menjadi crew tetap untuk rumah produksi dibawah pimpinan produsernya kemaren.

Isi pesan pertama itu membuat alis Ken bertaut. Disusul dengan pesan kedua yang membuat senyum Ken mengembang. Seolah apa yang selama ini Ken curigai benar.

Kurasa adikmu dan produser itu memiliki hubungan istimewa.

***

"ada yang tidak biasa dengan ayah anda Tuan." lapor Julius yang membuat pertemuan dengan Ken di sebuah klub malam. Ken memang tidak ingin membicarakan 'urusan' mereka dirumah karena baginya hal itu terlalu beresiko. Mereka bahkan sepakat untuk berpura-pura tidak mengenal satu sama lain.

"Tuan Ed memintaku untuk mencari tahu hubungan Naya dan produser itu."

"Itu saja?" Ken tampak tidak begitu tertarik. Ia sudah tahu Naya dan produser yang bernama Alfa itu memiliki sesuatu dari laporan Jack sebelumnya.

"tampaknya ayah anda merasa terganggu akan hal itu."

"terganggu? tidak kah seharusnya dia senang? ada laki-laki menarik yang mau dengan gadis jalang aneh itu."

"Saya sendiri belum bisa memastikan tujuan Tuan Ed dibalik semua ini. Tapi beliau juga memintaku mencari tahu hubungan percintaan anda."

"Hubunganku?" Ken menunjuk hidungnya. "dengan siapa?"

"Itu dia yang Tuan Ed ingin tahu."

"Baiklah ini sebuah fakta, sampaikan pada ayahku aku tidak sedang berhubungan dengan siapapun. Aku tengah berdedikasi untuk EltCorp dan tidak punya waktu untuk sebuah kencan yang tidak penting."

Julius terlihat bimbang. Sesaat, ia tidak yakin untuk menyampaikannya.

"Aku belum bisa memastikan ini. Tapi, aku berfirasat ayah anda merencanakan sesuatu untukmu dan Naya."

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang