Prolog
"aku sudah terjun terlalu jauh dalam permainan konyol ini, jadi tabu bagiku untuk meyerah kecuali kau yang menyuruhku untuk menyerah-Bae suzy"
"aku tau tak ada gunanya aku menyesal, tapi aku berharap setidaknya Tuhan sedikit berbaik hati pada...
Setelah performs semalam suzy dan jieun memutuskan bermalam di apartemen yang diberikan oleh kim corp. Bukan apa, hanya saja suzy pulang larut malam dan memutuskan singgah disana karna letak apartement yang tak jauh dari lokasi konser.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disanalah sekarang Suzy dan sang manager setelah acara sarapan seadaanya kini mereka bersantai dan berbincang di sofa depan tv. Suzy tak memiliki acara lain dan nanti siang memutuskan menjemput kedua anak kembarnya di rumah sang mertua.
"Zy, kau terlihat pucat?" Tanya jieun sambil meneliti wajah suzy.
"Entahlah, tapi tadi saat bangun tidur aku merasa pusing dan sedikit mual." Suzy sedikit mengingat-ingat apa yang ia rasakan.
"Apakah kau semalam minum?"
"Tidak! Aku tidak menyentuh alkohol barang secuilpun." Sanggah suzy.
"Benarkah? Ahh mungkin kau masuk angin."
"Ahhh, benar." Suzy mengangguk
"Zy, bagaimana hubunganmu selanjutnya dengan presedir kim?" Tanya jieun
Suzy menghela nafasnya panjang.
"Entahlah, terlalu rumit. Aku sendiri bingung harus seperti apa sekarang ini!"
"Apakah kau tetap ingin bercerai?"
"Entahlah, tapi setahuku saat ini myungsoo tengah memproses perceraian kami, aku bingung harus bagaimana?"
"Kau tak ingin mempertahankan pernikahan kalian? Ayolah jangan gegabah zy. Jika kau berpisah dengan presedir kim maka lionel dan rachel lah yang menjadi korban. Jangan pentingkan ego kalian saja, pikirkan juga perasaan kedua anak kalian."' Jieun menepuk-nepuk tangan suzy.
"Tapi... aku sakit hati eonni. Aku masih tak dapat memaafkannya, ia terlalu dalam merobek hatiku." Suzy berkaca-kaca.
"Cobalah berdamai dengan masa lalumu zy. Bukankah presedir kim telah meminta maaf dan menyesali semuanya. Disini ia juga korban zy, bukan hanya dirimu. Belajarlah dari daun dan ranting kering, mereka tak pernah menyalahkan angin yang telah membuat mereka terjatuh dan berguguran. Semua adalah takdir." Jieun menatap suzy yang berlinang airmata.
"Aku berharap kalian berfikir untuk yang kedua kalinya. Demi mereka, bahkan rachel dan lionel tak pernah merasakan kebahagian yang sebenarnya mulai mereka terlahir hingga kini jadi pikirkan hati mereka juga. Jangan menjadi orang tua yang egois!" Jieun merengkuh tubuh suzy yang kini tengah bergetar itu.
"Lalu bagaimana dengan hatiku...." suzy memukul-mukul dadanya sendiri
"Hatimu? Bukankah hatimu merasa bahagia jika melihat senyum lionel dan rachel. Aku tahu zy, di dasar lubuh hati terdalammu, kau masih mengharapkan presedir kim. Hapuslah dendam dan kebencianmu, Semua itu akan menikam dirimu sendiri suatu saat nanti. " jieun mengelus-elus punggung suzy.