Bel istirahat telah berbunyi. Seluruh murid kelas 12-3 segera membereskan barang masing-masing. Satu persatu dari mereka mulai meninggalkan kelas hingga akhirnya menyisakan Sehun dan Krystal.
Gadis itu bangkit dan melangkahkan kakinya keluar dari ruang kelas. Sehun mengikuti dari belakang, yang membawanya hingga ke atap sekolah.
Sehun menatap punggung Krystal. Lama mereka berdiam diri hingga akhirnya gadis itu menatap mata Sehun. Laki-laki itu dapat melihat pancaran kekecewaan dari mata gadis itu.
"Jangan berbicara sampai aku meminta mu!"
Krystal mengepalkan kedua tangannya. Dan mulai berbicara.
"Aku menyukaimu!" Krystal menahan getaran suaranya.
"Dulu saat kita masih berteman baik, aku memiliki rasa padamu. Namun tanpa alasan yang jelas, kau mulai menjahili dan membuatku menangis. Perasaanku padamu berubah menjadi benci dan kita akhirnya bermusuhan." Krystal menatap dalam mata sehun.
"Namun, entah mengapa sebulan terakhir ini rasa benciku padamu seperti sirna. Aku mulai memikirkan mu kembali, aku mulai memperhatikanmu kembali. Dan aku mulai menyukai mu kembali. Aku mencoba membuang rasa itu karena ku tahu kau takkan pernah membalas perasaanku."
Sehun mengepalkan tangannya. Laki-laki itu hendak berbicara namun gelengan kepala Krystal menghentikannya.
"Hingga akhirnya semalam kau mengatakan perasaanmu padaku. Kau tahu betapa bahagianya aku? Aku seperti terbang kelangit. Tapi seketika itu pula kau membuatku hancur! Aku ingin sekali membencimu karena mempermainkan ku. Tapi aku tak bisa."
Krystal menghembuskan nafasnya. Ia menghapus air matanya. Perasaannya menjadi lega. Lega karena telah mengeluarkan semua isi hatinya. Bahunya serasa lebih ringan dari sebelumnya.
"Aku senang kau sudah mau jujur mengenai perasaanmu. Walau hatiku saat ini terluka. Walau kita tak bisa bersama sebagai sepasang kekasih." Gadis itu menggigit bibirnya.
"Tapi kita masih bisa bertemakan? Aku harap kita seperti dulu lagi berteman tanpa ada yang saling menyakiti." Krystal tersenyum tulus pada lelaki itu. Walau tidak bisa dipungkiri dia kecewa dengan Sehun.
"Tidak. Kita tidak bisa!"
Dengan cepat, Sehun maju mendekati gadis itu. Dia memeluknya erat. Gadis itu melebarkan matanya, ia terkejut. Bagaimana bisa lelaki itu selalu mempermainkan nya?
"Jadilah kekasihku!"
Krystal ingin melepaskan pelukannya. Namun ia tak bisa, dirinya seperti kehilangan tenaga.
"Aku tidak peduli jika kau menganggap ku egois. Aku hanya ingin bersama mu. Walau tak punya banyak waktu, sampai hari itu tiba tolong jangan pergi dariku."
Gadis itu sudah tak bisa menahan air matanya. Dia senang tapi juga sedih. Krystal takut jika nantinya ia hanya akan semakin mencintai Sehun dan pada akhirnya akan terluka karena kepergian laki-laki itu.
Otaknya melarang untuk menerima Sehun. Namun, hatinya bersikeras ingin bersama laki-laki itu. Namun, Krystal menggelengkan kepalanya. Mencoba menguatkan hatinya.
"Tolong. Jangan membuatku semakin menderita!"
#@#@#@#@#
Wendy dan Jieun duduk berdua di bangku pinggir lapangan basket. Setelah kepergian Seulgi keduanya hanya berdiam diri tak tahu ingin membicarakan apa. Pada dasarnya kedua gadis itu merupakan pribadi yang cerewet. Hanya saja kali ini mereka lebih memilih diam.
"Apa kau bosan?" Wendy memandang gadis itu. Ia kemudian mengangguk.
"Mau ku ceritakan sebuah rahasia?" Gadis itu mengangguk antusias. Selain cerewet Wendy ternyata senang mengetahui rahasia seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Crazy
FanficAku rasa aku akan gila. Kau terus-terusan bermain petak umpet mencoba melarikan diri dariku. Tapi kau tak akan pernah bisa berpisah dariku. Kau tak punya orang lain untuk dicintai selain aku.