"Ya! Kau anak nakal."
Lee Sooman keluar dari ruang kerjanya saat mendengar suara salah seorang cucunya. Pria tua itu memegang sebuah stik golf di tangan kanannya. Sehun yang melihatnya kaget. Dengar refleks pria itu berlari menghindari kakeknya. Lee Donghae dan ayahnya menahan pergerakan kakeknya.
"Kau! Kau pasti kabur lagi."
Sehun menggeleng dengan cepat. Pria itu kemudian menjelaskan semuanya yang terjadi.
"Lalu kenapa kau tidak memberitahukan kedatanganmu pada kami?"
Sehun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingun menjawab pertanyaan pamannya. Pria itu sebenarnya juga tidak mengerti dengan dirinya. Dia yang bersikeras di pulangkan ke Korea. Namun, dia sendiri tidak mengabarkan hal itu pada keluarganya, bahkan pada kakeknya.
"Maaf telah membuat kalian semua marah, aku hanya tidak tahu harus berbuat apa."
Boa yang melihatnya jadi sedih. Begitu banyak penderitaan yang harus diterima pria itu di usianya yang terbilang masih muda. Seharusnya saat ini dia masih diberikan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Perlahan wanita itu mendekati Sehun dan memeluknya erat. Sehun diam membeku. Sudah sangat lama dia tidak merasakan pelukan seorang ibu. Jadi rasanya sangat canggung untuknya saat ini.
Yoonho menyuruh Jieun mengantar Sehun ke kamarnya untuk beristirahat. Jieun mengiyakan, keduanya pun pamit menuju kamar yang akan ditempati Sehun. Sesampainya di dalam kamar Sehun langsung membaringkan dirinya di atas tempat tidur. Sedang Jieun, menarik sebuah kursi dan menempatkannya di samping tempat tidur seraya mendudukinya.
"Kau ini kenapa sebenarnya? Setahun ini kau sangat mengkhawatirkan asal kau tahu."
Jieun memandang sedih sepupunya. Biarpun mereka sering bertengkar jika bertemu namun keduanya saling menyayangi satu sama lain. Sehun bangkit dan mendudukkan dirinya kemudian menatap gadis itu.
"Hari ini aku melihat Krystal di bandara bersama pria yang waktu itu datang ke pernikahan Donghae-hyung."
"Kau melihatnya juga? Aku kira hanya Krystal yang melihatmu. Lalu kenapa kalian tidak saling menyapa?" gadis itu menaikkan alisnya.
"Dia melihatku?" Jieun mengangguk. Namun pria itu mengabaikan ada hal peting yang harus dia tahu.
"Apa mereka sepasang kekasih?"
Jieun nampak berfikir. Hal itu makin membuat Sehun penasaran. Pria itu memaksa Jieun untuk memberitahunya.
"Yang aku tahu Kim Jongin menyukai Krystal, tapi aku tak tahu mereka berdua telah berpacaran atau tidak. Krystal jarang menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan pria itu." Sehun melipat tangannya di depan dada.
"Kau tahu, jika bukan karena Krystal. Mungkin kami tidak akan tahu tentang kedatanganmu."
"Jadi maksudmu, Krystal yang memebritahu jika aku kembali?" Jieun mengangguk.
"Lalu, kenapa kau tak menyapanya?"
"Sebenarnya aku ingin, tapi dia bersama pria itu." Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Apa kau masih menyukai Krystal?" Sehun menganguk mantap.
@#@#@#@#@
Pagi-pagi sekali, Krystal mendapat telepon dari Jieun. Sahabatnya itu mengatakan hari ini mereka akan ke kampus bersama-sama, gadis itu akan menjemputnya. Krystal yang curiga kepada Jieun, tentu menolak. Gadis itu tahu jika sahabatnya mempunyai maksud terselubung. Jieun yang tak ingin mendengar penolakan malah memaksa Krystal untuk mau pergi bersamanya. Mau tak mau Krysta akhirnya menyetujui, ia sendiri tidak enak jika menolak permintaan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Crazy
FanfictionAku rasa aku akan gila. Kau terus-terusan bermain petak umpet mencoba melarikan diri dariku. Tapi kau tak akan pernah bisa berpisah dariku. Kau tak punya orang lain untuk dicintai selain aku.