Ketiga gadis cantik terlihat duduk di sebuah bangku yang terletak di pinggir lapangan basket sekolah. Suasana lapangan yang tidak begitu ramai membuat mereka leluasa untuk saling bercerita tanpa takut seseorang mendengarnya.
Ketiganya tampak begitu serius. Salah seorang dari mereka bahkan sangat antusias mendengar temannya berbicara.
"Ya! Kau tidak apa Seulgi?"
Kang Seulgi, salah seorang diantara mereka tersedak minumannya saat mendengar cerita salah seorang sahabatnya.
"Aku tak apa." Ucap Seulgi disela-sela batuknya.
"Seriusan, Wendy. Kau bodoh sekali, bagaimana bisa kau menangis di depannya?"
Gadis itu menggelengkan kepala. Sedang Wendy yang dibilangin bodoh merasa jengkel.
"Ya! Jangan mengatakan aku bodoh. Bahkan aku lebih benci kata itu dibanding peringkat dua."
"Maaf, maaf." Seulgi terkekeh pada sahabatnya itu.
"Setelah itu apa yang terjadi?" Krystal yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.
"Dia mengantarku pulang."
"Itu saja? Tidak ada yang lain?" Wendy menggeleng.
Gadis itu berbohong. Kemarin saat Wendy di antar pulang oleh Kyung-soo, mereka tidak langsung ke rumah gadis itu. Kyung-soo mengajaknya kesebuah toko yang menjual permen, karena Wendy sangat menyukai makanan manis. Kyung-soo berinisiatif mengajak Wendy ke toko itu, karena ingin menebus kesalahannya yang telah membuat gadis itu menangis.
Sebenarnya, bukan itu yang menjadi alasan Wendy membohongi sahabat-sahabatnya. Melainkan kejadian yang terjadi di depan toko tersebut. Membayangkannya saja membuat wajahnya memerah.
"Bohong! Lihat wajahnya yang memerah itu Krystal."
Seulgi mengacungkan jarinya di wajah Wendy. Gadis itu gelagapan.
Krystal menjadi antusias karenanya."Kau benar Seulgi. Pasti ada yang disembunyikan gadis ini."
"Ayolah Wendy. Kami janji tidak akan membocorkannya. Apa yang terjadi sebenarnya?"
Kedua gadis itu mengguncang tubuh Wendy. Mereka memaksa gadis itu untuk menceritakan semua kejadian kemarin.
"Tidak mau. Aku malu!"
Wendy menutup wajahnya. Kedua sahabatnya makin penasaran. Yang mereka tahu selama ini Wendy adalah orang yang sangat cuek dan tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi. Mereka pun menebak pasti itu adalah hal yang serius, karena Wendy tidak pernah semalu ini sebelumnya.
"Aha. Aku tahu!" Kristal dan Wendy menaikkan alis mereka.
"Kyung-soo pasti menyatakan cinta padamu dan kalian pasti sudah..."
Seulgi mengangkat kedua tangannya dan membuat seolah-olah kedua tangannya sedang berciuman. Kedua gadis dihadapannya menyentil dahi Seulgi.
"Terus apa? Cepat katakan! Aku bahkan hampir mati karena penasaran." Krystal memutar bola matanya. Wendy berdehem untuk memulai.
"Sebenarnya sih, bukan berciuman seperti yang dikatakan Seulgi."
"Jadi apa?"
"Ya! Jangan memotong ucapannya."
"Sebenarnya aku..."
Flashback!
Kyung-soo sedang memerhatikan Wendy yang sedang serius memilih coklat dan permen untuk dibelinya. Gadis itu bahkan hampir memborong semua isi toko tersebut jika tidak mengingat, bukan dirinya yang akan membayar semua belanjaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Crazy
FanfictionAku rasa aku akan gila. Kau terus-terusan bermain petak umpet mencoba melarikan diri dariku. Tapi kau tak akan pernah bisa berpisah dariku. Kau tak punya orang lain untuk dicintai selain aku.