" Inaa..", teriak Nazfa ketika melihat sosok yang berjalan di depannya.
Nazfa sudah tahu betul Bagaimana sosok Ina, karena sudah hampir empat tahun lamanya sosok itu yang menemaminya.Ada guratan kekagetan saat gadis mungil itu menoleh ke arahnya,
Dan tanpa ba-bi-bu lagi Nazfa langsung berlari kecil kearah sahabatnya tersebut." Wanjir, lo bikin gue kaget aja Naz. Gue kira tadi ada hantu yang manggil gue, gue kaget bener. Suer dah", cerita Ina begitu ia berjalan disebelahnya.
" Dih, alay bener lo In. Mana ada juga hantu nongol pagi - pagi buta kayak gini dodol "
Sontak ada pukulan ringan di kepalanya, dan saat menoleh kearah sahabatnya tersebut..Ina malah tertawa keras. Ina sebenarnya tidak sengaja mukul kepala Nazfa karena sahabatnya yang super jenius itu bakal lucu kalo lihat wajah cengonya.
" Ups ..sorry, abis kucir kepala lo lucu sih ", ucap Ina sambil menunjuk kucir pita kelinci di rambut Nazfa.
" Emangnya kenapa sama kucir gue ? aneh ya? ", ucap Nazfa polos karena ia tidak sadar bahwa Ina membohonginya.
" E - enggak kok Naz, tambah cantik lo malahan ", ucap Ina sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. " Gila ya.. Gitu aja lo nggak sadar Naz, gue boongin ", ujar Ina pelan.
" Lo bilang apa In, barusan?
Lo lagi ngomong apa barusan?, lo ngomong sama gue ?", tanya Nazfa polos karena ia pikir Ina sedang bicara padanya, tapi ia pun juga nggak tahu apa yang sahabatnya itu ucapin." Enggak ada kales, orang gue tadi lagi ngehafalin lagu", sewot Ina , karena ia nyembunyiin rasa gugupnya padahal Nazfa sahabatnya kan?. Tapi karena mungkin takut menyinggung sahabat cantiknya tersebut.
" Ooo.. Gue pikir tadi lo ngomong sama gue In "
" Dih, PD nya ... Makanya Peka sama alam sekitar lo. Bukannya cuma peka ama rumus matematika sama soal hitung - hitungan lo doang. Sampek pedes mata gue lihatnya, di dalam hati gue ya Naz...tuh otak lo punya loker apa coba. Sampek hafal rumus yang segitu banyaknya, Gila ", cerocos Ina panjang lebar saat masih perjalanan menuju kelas mereka yang ada di lantai tiga.
" He..he kadang aja gue juga bingung kenapa ya gue su-, Aw " pekik Nazfa saat ada yang menabrak punggungnya, yang hampir saja membuatnya jatuh kalau Ina tidak menjaganya.
" LO GILA YA!! PUNYA MATA NGGAK SIH LO. LO TU- ", ucap Ina tertahan saat menyadari bahwa dia sedang bicara dengan siapa.
" Sorry, gue nggak sengaja ", ucapnya dingin dan langsung pergi begitu saja.
Ina yang masih terdiam di pijakannya baru tersadar saat Nazfa menepuk pelan bahunya.
" Inn...", ujar Nazfa lirih
" E - eh iya, Anjir lo nggak papa kan Naz ? "
" Gue nggak papa kok. Lo nya aja yang alay, orang gue cuman kaget doang "
" Dih, orang diperhatiin malah digituin , payah lo Naz ", ucap Ina jutek dan meninggalkannya untuk segera naik ke lantai tiga karena bel akan segera berbunyi.
" INA...!! Dih jutek bener, lagi datang bulan ya mbak ?", teriak Nazfa sambil menggoda sahabatnya tersebut saat mereka menuju ke lantai tiga.
Dan tepat saat mereka sampai di ruang kelas mereka.. Bel pun langsung berbunyi.
Kriingg....
Saatnya untuk belajar.Gimana sama part yang ini ??
Masih gaje ya..
Penasaran sama yang nabrak Nazfa nggak?
Dia.
....
Baca selanjutnya ya^^…
Saranghaeyo
KAMU SEDANG MEMBACA
Matematika Cinta Nazfa
Teen Fiction" Kalau matematika bisa membuatmu bahagia, bolehkah aku mengajarimu ", tanya Nazfa kepada cowok yang ada di sebelahnya ini. " Boleh ", ucapnya datar Nazfa hanya tersenyum tipis. Dipandanginya buku yang sedari tadi dipegangnya. " Baiklah ", ujarnya l...