Hingga akhirnya...
" NAZFA!!! SADAR NAZ..LO NGGAK DIBIUS SAMA ORANG YANG NABRAK LO KAN NAZ!! ", teriak Ina heboh sambil mengguncang punggung Nazfa.
Cukup sudah.
Lamunan Nazfa benar - benar terpecah. Bayangannya dan Arga juga ikut menghilang.
" Apaan sih In, enggak papa kok gue ", ucapku kesal.
" Heh. Dodol gosong, lah tadi lo napa kok diem nggak kayak biasanya ", cecar Ina.
" Emangnya gue biasanya napa aja hm? ", tanyaku balik.
" Ya gitu lah. Tapi ya Naz- "
" Selamat pagi anak - anak ", ucap Bu Frisca yang tiba - tiba masuk ke dalam kelas.
Lantas seketika itu pula semua temanku berlari seperti orang gila. Dan dengan tenangnya mereka duduk tanpa dosa.
Untung Bu Frisca orangnya sabar, batinku. Karena sedari tadi yang kulihat hanya gelengan kepalanya saja yang menunjukkan sorot kesabaran yang luar biasa.
Coba aja hari ini yang ngajar Guru Fisika, tepatnya Pak Dodi.. bisa jadi pepes pindang deh kita.
" Sebelumnya maaf kalau ibu terlambat masuk. Hari ini kalian mendapat teman baru. Tepatnya dia anak ibu yang kedua ", jelas Bu Frisca.
Dan saat penjelasan itu ditutup, tanpa panggilan penjelasan yang kedua, seorang anak laki - laki itu muncul dengan menundukkan kepalanya.
Hening.
Mataku mengikuti lakunya. Dari jauh kudengar Ina memanggilku samar. Tapi aku tak peduli. Fokus ku hanya pada orang yang sekarang berada tepat di depanku. Dia hanya menundukkan kepalanya tanpa berucap apapun. Aku berasa mengenalnya.
Hingga ketika Bu Frisca mengucapkan " silakan perkenalkan namamu pada teman barumu ", lelaki itu tetap diam. Menundukkan kepalanya sambil terus mengigit bibir bawahnya.
" Namamu siapa? ", tanpa sadar aku bertanya dengan nada yang lumayan keras. Karena suasana kelas sedang hening, jadilah suaraku seperti toak.
Laki - laki itu mendongak. Dan saat itu pula nafasku tertahan untuk seperkian detik. Jantungku berdegup kencang. Dan air mataku tak terbendung seketika.
Laki - laki itu...
..
.
.
.
.
Arga.
Maaf ya update nya lama
Lagi pemula.. Jadi seperti itulah. Tugas sekolah banyak
Baiklah lanjut...
KAMU SEDANG MEMBACA
Matematika Cinta Nazfa
Teen Fiction" Kalau matematika bisa membuatmu bahagia, bolehkah aku mengajarimu ", tanya Nazfa kepada cowok yang ada di sebelahnya ini. " Boleh ", ucapnya datar Nazfa hanya tersenyum tipis. Dipandanginya buku yang sedari tadi dipegangnya. " Baiklah ", ujarnya l...