7

180 20 0
                                    

Mungkin rasa rindu ini hanya sebatas kata saja.. Tak ada yang beda dan sama.

Hanya sebuah kata yang tersusun dari huruf kecil yang berjajaran.

R.I.N.D.U

Seperti sebuah ungkapan kecil yang tak akan mempunyai makna dalam hal apapun. Terutama..

" Mencintaimu "

.......................
 
Hingga akhirnya kedua mata yang terpejam itu terbuka..

" Hei.. Jangan menangis "

Suaranya.

Ya, itu suaranya.. Aku tak mungkin salah dengar kan?. Di ruang kelas yang sebesar ini dan hanya ada kami berdua siapa lagi yang memiliki suara serak seperti orang sehabis tidur?.

" Hantu ya?? ", Aku berteriak menjawab suara itu. Mungkin telingaku ini salah dengar kalau benar yang ngucapin itu adalah Arga. Walaupun aku yakin seratus persen itu suaranya. Tapi ketika akal bodohku mulai berimajinasi bagaimana tidak?

Kuusap air mataku dan kupandangi dinding - dinding pembatas ruang kelasku.

" Kamu hantu ya?? "

" Aa.. Mana mungkin dia ngomng gituan. Heh.. keluar lo,  hantu banci ", teriakku frustrasi karena nggak mungkin Arga bilang kalimat sesimpel itu buatku, walau dulu dia tak pernah absen untuk mengatakan kata " aku rindu ".

Dan ya, rasa rindu itu membelengguku. Menarik kuat tenggorokanku untuk tidak menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara kita berdua.

Arga hanya membuka perlahan matanya tadi dan dia hanya memalingkan kedua wajahnya ketika ia terbangun dan menatap wajah merah padamku.

" Hannnntuuuuuuu...!!!! "

Dug

" Aduhhhh.. Kepalaku "

" Lo nggak papa?  "

Ada suara. Tapi siapa?,  Jam istirahat masih belum selesai dan hanya ada kita berdua. Mungkinkah?

" Aa.. "

Tubuhku terangkat begitu saja, Ada yang menggendongku.

Perlahan kubuka kedua mataku. Dan saat itulah pandangan kami bertemu.
.
.
.
.
.
.
#ada masa lalu yang harus kita selesaikan.

Matematika Cinta Nazfa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang