Kunikida mengangguk setuju dengan apa yang baru saja Dazai ucapkan. Kasus ini terlalu sulit untuk mereka tangani; sebuah pembunuhan beruntun pada pegawai perusahaan X.
Polisi angkat tangan untuk kasus ini dan menyerahkan pada agensi detektif bersenjata. Dazai Kunikida ambil andil dalam masalah ini, tapi mereka tidak bisa. Kasus ini terlalu sulit.
Kunikida kembali membalik halaman per halaman dokumen di hadapannya. alis mengerut letih dengan mata sayu lantaran minim tidur karena kasus ini. Dazai dengan santai membaca di temani keripik kentang disebelahnya. Baginya Kunikida terlalu serius menghadapi kasus ini, bahkan ia nampak beberapa tahun lebih tua dalam hitungan hari.
Dazai melirik malas ke arah Kunikida dan menghela nafas panjang. "Kunikida-kun... Apa kau belum menemukan apa-apa?"
"Oi bukankah kau yang seharusnya bantu berpikir!" Dazai tersenyum remah, kembali mengunyah keripik dalam mulutnya.
Rahang pria blonde itu berkedut kesal. Sungguh, partnernya kali ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah, terlalu anggap remeh.
"Otakmu tidak akan bisa mengimbangiku Kunikida-kun. Untuk itu, ku biarkan kau melatih ketajaman otakmu agar setara denganku... Baik sekali kan aku ini," ucap Dazai.
"Bak—"
"Kalau begitu Dazai, kau tangani ini dengan Ranpo."
Suara berat lantas membekukan segala yang ada, Kunikida berbalik kaku melihat sosok pria berbaju klasikal berdiri dengan lipatan tangan di dada.
Pria yang di maksud menatap tidak percaya, penuh ke engganan dan rasa malas yang amat besar. Tidak perlu berkata raut wajah Ranpo nampak ingin menolak.
"Ini bukan permintaan tapi perintah." Ranpo menghela nafas kasar, serta memicing tajam pada Kunikida. Si empu hanya diam, membeku. Tak berkomentar apa-apa.
Dalam hati merutuki mulutnya bodoh, dan berpikir bahwa President telah menurunkan kepercayaan yang di beri pada Kunikida selama ini
"Itu ide yang bagus!" Dazai berseru cepat, melihat Ranpo yang menatap malas.
Hanya Ranpo yang tahu--meski ia tidak mau tahu--apa arti senyum Dazai yang (mungkin) amat dibencinya saat ini.
***
Apa kau mau main tebak-tebakan denganku?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
12 month || Edogawa Ranpo
Fanfiction( sequel Everglow ) Dengan super dedukasinya semua misteri sekejap terselesaikan, hanya butuh waktu semenit baginya untuk menyelesaikan. Tapi tidak baginya saat pemuda itu hadir, memberi misteri yang lebih besar. Bukan sehari atau sebulan, tapi dua...