Oktober || Ulang tahun

519 81 0
                                    

Dazai melongo di tempat lantaran bunga mawar miliknya berada di tangan Ranpo.

Dengan senyum bahagia Ranpo, ia menerima ucapan serta kata selamat dari anggota agensi.

Zamrud mendapati pemuda cokelat berdiri mematung. Memanggil dengan semangat serta lambaian tangan, Ranpo memanggil Dazai untuk mendekat.

"Oi, Dazai terima kasih atas bunganya, meski seharusnya kau membeli yang lain selain bunga."

Dazai memicing tajam pada pria di depannya, lantas Ranpo sadar akan hal itu. Diam. Semua seketika diam, memandang dua orang terpintar di agensi saling menatap. Tidak ada yang berkutik atau sekedar bernapas. Benar, mereka menahan nafas menyaksikan mereka berdua.

"Ada apa?" Seolah-olah tidak bersalah Ranpo bertanya. Dazai diam tidak menanggapi masih memicing tajam.

Lalu bibir tipis itu tersenyum, raut wajahnya berubah drastis, "tidak apa-apa," kata Dazai sembari menggaruk tengkuk.

"Ah sudah ya, aku ada janji dengan yang lain." Dazai berjalan ke depan pintu, kembali bersikap santai seperti biasa.

Namun tidak baginya. Detektif itu. Zamrud memicing tajam pada pemuda yang menghilang di balik pintu. Naluri detektifnya tidak pernah salah, dan tidak akan salah.

Ada sesuatu yang Dazai sembunyikan dari yang lain.

Sesuatu yang dapat membuat pria itu marah dengan mudah. Sesuatu yang membuat Dazai sadar apa itu kehilangan.

Tapi apa?

12 month || Edogawa RanpoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang