Entah apa yang terjadi hari ini. Yokohama amatlah damai, meski begitu anggota lain disibukkan dengan kegiatan diluar -- hingga menyisakan mereka saat ini.
Dazai Ranpo tergeletak bosan di tempat masing-masing. Sama-sama saling menghela nafas panjang dan bergelut dengan pikiran mereka sendiri.
"Ne Ranpo-san," panggil Dazai.
"Apa?"
"Apa kau mau bermain?"
Ranpo melirik sekilas ke arah Dazai. "Boleh saja asal tidak melelahkan."
"Hanya tebak-tebakan sederhana."
"Terserah."
Dazai berpikir sejenak, kursi roda ia gerakan ke tempat meja Ranpo. "Kou da yoshi saru, apa kau tau artinya Ranpo-san."
Ranpo membetulkan posisi duduk, sedikit menyeringai remeh dan menatap Dazai.
"Boleh pakai kekuatan?"
"Sebenarnya itu curang tapi boleh saja," Dazai berujar cuek.
Ranpo lantas mengeluarkan kaca mata kebanggan dan memakainya. Manik zamrud terbuka menatap ke arah Dazai.
Namun hanya berselang beberapa saat untuk Dazai memalingkan wajahnya.
"Oi."
"Apa?"
Dazai tidak menoleh.
"Lihat aku."
"Ah leherku sakit," Dazai memutar kepala dengan menahan tengkuk, memutar-mutar ke segala arah. (Asalkan Ranpo tidak melihat maniknya).
"Oi."
Dazai cuek tetap enggan melihat. Namun satu sentakan Ranpo membuat Dazai menoleh sesaat, hanya sesaat. Meski begitu Ranpo tau apa yang terjadi.
"Apa kau takut?"
Dazai membeku, keringat dingin halus samar tertutup oleh helai brunette yang panjang.
"Untuk apa aku takut."
"Lihat aku."
Tidak ada perubahan, Ranpo menarik Dazai paksa untuk melihatnya. Dazai memejamkan mata kuat.
Ranpo mengerut alis tidak mengerti, ada apa dengan pemuda ini.
"Lepaskan dulu kaca matamu..."
"Hah?"
"Kacamata."
Ranpo semakin tidak mengerti ada apa dengan kaca matanya, sebuah trauma tapi apa? Ranpo melihat wajah Dazai yang memucat dan mulai dibanjiri keringat.
"Ranpo-san, jika kau ingin melihatku secara dalam seperti tadi, ku sarankan kau melepas kacamata mu."
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa, hanya saja itu menggangguku."
Dan sial Ranpo semakin penasaran dengan cerita yang dimiliki pemuda ini, tadi adalah sebuah kesempatan emas untuk mengorek informasi tapi ada apa dengan pemuda ini.
***
Kenapa kau begitu? Lihat mataku, bukankah sudah ku bilang perlihatkan permata terindahmu, lalu akan ku perlihatkan lagi yang lebih indah.
Apa kau tak mau?
Kenapa kamu membuatku gila dengan semua misterimu, cepat berikan aku permata itu!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
12 month || Edogawa Ranpo
Fanfiction( sequel Everglow ) Dengan super dedukasinya semua misteri sekejap terselesaikan, hanya butuh waktu semenit baginya untuk menyelesaikan. Tapi tidak baginya saat pemuda itu hadir, memberi misteri yang lebih besar. Bukan sehari atau sebulan, tapi dua...