Lie

2K 102 1
                                    

"Kenapa ya Namja itu tadi ...??"

"Kayaknya ada masalah yang berat banget..."

"Ihhh ngapain juga gue kepo banget sama tuh Namja yang jelas jelas ketus gitu. Manis sih Imut juga, tapi ketusnya itu..." Ucap Namja bersurai Coklat gelap itu sedikit kesal dengan sikap Jungkook.

"Ya semoga aja Dia baik-baik aja.." Ucapnya kembali duduk di bangku taman tempat dia berada tadi sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan Area taman juga.

------------- Review ------------

Namja bersurai Coklat gelap itu masih enggan berpindah dari duduknya, duduk terdiam merasakan tetesan air hujan yang sedari tadi sudah mengguyur basah tubuhnya, juga karna Payung yang sempat dibawa hanya diletakkan disamping bangku taman. Dia berniat menemani Namja Manis yang tadi duduk ditengah guyuran hujan beberapa menit bersamanya.

Entah kenapa Dia merasa bebannya hilang untuk sementara.

Apa mungkin karna Hujan...??

Entah apa yang telah mendorong hatinya untuk terus menikmati Hujan. Padahal Dia paling anti yang namanya Hujan. Karna Hujan telah membuat hidupnya berubah.

-
-
-
-

***
🏠Rumah Jungkook...
***
------------------------------

Jungkook akhirnya sampai di rumah. Namun, sekarang kondisinya begitu buruk. Wajahnya sudah pucat seputih kertas. Dari hidungnya masih saja mengalir darah segar apalagi dengan adanya guyuran hujan begini.

Baju yang tadinya putih dengan setelan jaket hitam sekarang sudah berubah menjadi merah karna noda darah sudah mulai mengalir ke bagian baju terbawa derasnya air hujan.

--Jungkook POV--

"Eomma...Eomma....." Rintihku lirih memasuki rumah dengan wajah pucat dan banyak noda darah di bajuku.

Kakiku terasa lemas seakan tak bisa memikul badanku sendiri. Rasanya kepalaku juga sangat pusing.

"Aigo...Jungkook...?? Pasti kambuh lagi ya...??" Ucap Eomma yang kaget melihat kondisiku sekarang.

"Kan udah Eomma bilang Jungkook jangan ujan-ujan lagi, sekarangkan kondisi kamu udah ngk kaya dulu lagi..."Ucap perempuan paruh baya yang kini membantu memapahku masuk dan mendudukanku di Sofa ruang tamu matanya sembab meluapkan rasa Khawatir yang sedari tadi dia tahan. Rasa sakit melihat Kondisi anak semata wayangnya yang sudah diambang kematian. Yang akan merenggut nyawanya kapan saja.

Perempuan cantik bersurai hitam ini adalah Eommaku. Perempuan yang selalu ada untukku, menemaniku, menjagaku dan melalukukan apapun yang membuat aku Bahagia apapun yang terjadi. Dia adalah Perempuan yang sudah mengurusku sedari kecil sampai sekarang ini.

"Kenapa Tuhan...?? Kenapa hal ini harus terjadi padaku. Aku sudah tak sanggup terus hidup dengan penyakit yang mungkin akan merenggut nyawaku kapan saja.."

"Kookie ngk papa kok Eomma..." Ucapku lirih sambil menahan rasa sakit di kepalaku.

"Tapi Kookie, kamu... Eomma ngk sanggup liat Kookie kaya gini..Eomma tau Kookie berusaha tegar, berusaha nahan rasa sakit di tubuh Kookie, tapi Sungguh, Sungguh jangan lakukan ini Nak, Eomma tidak sanggup melihat Kookie seperti ini..."

"Ngk papa Eomma...Kookie seneng kok masih bisa ngerasain Hujan sampe sekarang. Walaupun rasanya udah ngk sama kaya dulu lagi..."

"Kook...Kookie pasti bisa sembuh. Kookie harus berusaha ya, Eomma dan Appa akan cari Obat buat sembuhin Kookie, Seokjin juga akan bantu Eomma buat ngerawat Kookie sampai sembuh...Jadi Eomma mohon Bertahanlah Nak, Kookie pasti kuat, pasti Bisa!! " Ucap lirih Eomma dengan suara yang sedikit berat. Dan perlahan bulir-bulir air menetes di pelukuk matanya semakin deras, pelukannya pun sangat erat namun hangat.

Aku tak akan membiarkan orang-orang disekitarku sedih, aku akan berusaha membuat kalian tersenyum kembali, walaupun nantinya bukan karna aku, dan tanpa aku lagi.

"Kookie akan berusaha semampu kookie Eomma...Tapi tolong jangan beritahu Yoongi hyung tentang Sakit Kookie, Kookie takut membuatnya Kecewa Eomma, Kookie belum siap untuk memberitahunya...Kookie mohon Eomma..."

Apa aku akan sanggup bertahan lebih lama lagi Tuhan...?? Rasanya aku sudah tak sanggup menahan Sakit ini. Tapi aku ingin selalu bersama dengan orang-orang yang aku sayangi..

Eomma menatapku dengan sendu sambil membersihkan darah di Hidungku yang kini sudah mulai tak mengalir lagi. Bajunya sudah tampak merah karna memeluk tubuhku yang penuh noda darah dan basah air hujan. Dia tahu aku belum mampu memberi tahu Penyakitku pada Yoongi hyung, karna Namja itu akan sangat terpuruk ditambah lagi dia sedang banyak tugas akhir Kuliahnya di London yang sebentar lagi usai. Aku tak mau membebaninya terlalu banyak, cukup dia yang selalu ada bersamaku saat Eomma dan Appa tak ada, atau Seokjin hyung yang sedang bertugas di Rumah Sakit.

Yoongi... Namja itu terlihat sangat Dingin dan Kaku, sikapnya terlihat Acuh tak memedulikan sekitar. Tapi dibalik itu hatinya sangat lembut dan bersih, sikapnya tak terduga. Kata kasar dan ceplas-ceplos itu begitu bertolak belakang jika bersamaku, walapun terkadang terbawa juga, tapi Yoongi Hyung adalah Sosok Yang amat aku sayangi seperti halnya Seokjin Hyung. Dia adalah Hyung yang aku Hormati, walaupun kami hanya saudara Sepupu.

Sesekali air mata menetes di peluk matanya lagi tanpa permisi. Namun Dia berusaha menyembunyikannya dariku. Dia buru-buru menyekat air matanya sebelum jatuh lebih banyak lagi di hadapanku.

Aku memang melarang orang-orang di sekitarku untuk menangis jika ada sesuatu yang buruk terjadi padaku. Karna aku tak ingin orang lain sedih melihat kondisiku sekarang. Apalagi orang-orang yang menyayangiku dan aku sayangi.

Apalagi mimisan seperti ini, yang mungkin akan rutin dan tidak sekali dua kali akan terjadi padaku. Mungkin ini akan menjadi rutinitasku.

--Jungkook POV End--
-
-
-
-
-
-----------------------------

Gimana nih guys...sedih ngk...??

Kayaknya blom ya...😏
Mauu dibuat lebih menderita ngk Kookie nya...?? 😏😏😏

Tungguin aja kelanjutannya...

-
-
-
---------------------------
See You Next Part... 😆

Jangan lupa vote dan komen 😋😋

#BTSBROTHERSHIP

The Last RAIN With You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang