Fall for You

1.2K 64 4
                                    

"Ketika tubuh ini tidak lagi sekuat dulu, mungkin aku akan terjatuh untuk sekarang. Ibarat gumpalan awan gelap yang sudah tak sanggup menopang air hujan, maka rintiknya juga akan jatuh ke Bumi walapun perlahan"

---------------------
---------------------

Kembali Dia kesepian, Namja itu hanya berbaring di atas ranjang sembari memainkan ponselnya. Membaca beberapa berita mengenai Dunia Olahraga dan Musik tentunya. Sembari memandang beberapa deret Foto yang ada pada Galeri Ponselnya. Tersenyum tipis saat melihat beberapa potongan kenangan masa lalu yang pernah dialamaninya.

"Kalian akan baik-baik saja tanpaku. Aku tak perlu khawatir, kalian bisa melakukannya dengan baik hyung. Mereka akan baik-baik saja, Jeon Jungkook!!"

Namja bermata Oxny itu kembali menghela nafasnya panjang. Memikirkan banyak hal hingga dia bahkan terlalu sulit untuk mengotrol diri. Apa dia akan berakhir secepat ini
..?? Ohh... Jungkook sungguh tak ingin itu terjadi, namun melakukan Operasi ataupun tidak, akan sama Artinya. Dia mungkin tak bisa Terselamatkan. Kalaupun dia Hidup, dia hanya akan menikmati harinya yang berakhir dengan tubuh tak berguna. Mana ada yang sudi dengan Kesengsaraan ini...??

Dan Jungkook lebih tak ingin itu terjadi secepat mungkin. Mendapat simpati dari banyak orang, menyulitkan seluruh orang terdekatnya. Dia merasa hidupnya akan menjadi beban saja.

Namun mau bagaimana lagi..?? Dia ingin bersenang senang di sisa umurnya yang singkat itu. Bersenang senang dengan caranya sendiri.

Jungkook turun dari atas ranjang dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Saat sampai di depan kaca westafel Jungkook melihat ada bercak merah di ujung bibirnya, Seperti darah segar.

Jungkook pun membuka mulutnya lebar-lebar dan memastikan apakah itu benar-benar darah atau bukan. Dan ternyata giginya sudah merah dan dari sela-sela gusinya mengeluarkan darah segar.

Jungkook panik dengan banyaknya darah yang ada di mulutnya sekarang.

Jungkook langsung memutarkan keran wastafelnya dan berkumur-kumur untuk membersihkan mulutnya yang dipenuhi darah. Sambil berkaca apakah darahnya masih ada atau tidak.

Namun darahnya tak kunjung berhenti. Jungkook pun merasa kepalanya pusing tiba-tiba dan pandangannya juga sedikit kabur. Jungkook mulai tergolek lemas di dekat westafel kamar mandi. Tubuhnya mulai ambruk secara perlahan.

"Tuhan...apakah ini sudah waktunya...??"

"Apakah sekarang penyakitku bertambah parah...??"

"Aaaakkkhhh...kepalaku pusing sekali.." teriak Jungkook kesakitan sambil memegangi kepalanya yang semakin berdenyut hebat. Sungguh amat menyakitkan.

Walaupun sering mengalami hal serupa tapi kali ini kepalanya sangatlah sakit. Jungkook pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi dan berjalan tertatih menuju ranjang tempat tidurnya dengan berpegangan pada dinding tembok yang kokoh dan dingin.

Saat sesampainya di depan ranjang, Jungkook langsung menjatuhkan tubuhnya karna dia sudah tak sanggup lagi menahan rasa sakitnya yang menjalar keseluruh tubuhnya. Sambil terus memegangi kepalanya yang teramat sakit.

Punggungnya juga terasa sedikit panas dan nyeri. Tidak sampai di situ saja, kini seperti ada cairan kental yang mengalir dari hidung Jungkook.

"Aaaaakkkhhhhh.....sakit sekali Tuhan.." teriak Jungkook menahan rasa sakit di sekujur badannya.

Air mata Jungkook kini sudah mengalir deras di wajah pucatnya beriringan dengan sakitnya sekarang. Jungkook sangat Kesakitan. Jungkook berusaha menggapai tissu yang ada di laci mejanya untuk mengelap mimisan di hidungnya dengan susah payah.

Tanganya sangat lemas dan pusing kepalanya juga tak kunjung sembuh. Setelah beberapa lembar tissu sudah ada di tangan Jungkook, segeralah dia mengelap darah yang sedari tadi mengalir dari hidungnya.

Beberapa menit kemudian akhirnya mimisan di hidung Jungkook perlahan berkurang dan berhenti mengalir.

Jungkook lantas segera mengambil botol kecil berisi obat-obatan dari Dokter Seokjin. Obat itu memang harus rutin diminum, namun sudah 2 hari ini Jungkook tak rutin menimumnya, hanya kalau ingin saja Dia meminum obat-obat itu. Untung saja obat itu tak jadi dibuang dan masih tersimpan di dalam Laci.

Jungkook langsung meraih gelas berisi air putih yang ada di atas laci dan mengambil beberapa butir obat yang ternyata tinggal tersisa sedikit untuk ia minum.

Perlahan semua rasa sakit yang ada di tubuh Jungkook berangsur membaik dan tak sesakit tadi, walaupun masih belum sepenuhnya rasa sakit itu hilang, namun tidak semenyiksa tadi.

-----------------------
-
-
-

Di tempat lain, seusai Taehyung mengantarkan Jimin pulang sehabis menjalankan hobi mereka yaitu "Fotografer". Taehyung melajukan mobilnya menuju rumah, tapi entah pikirannya masih saja tertuju pada Namja manis nan imut yang Dia lihat hari ini. Namja itu membuat pikiran Taehyung menjadi kacau.

"Hah..sial!! kenapa juga gue mikirin dia terus. Namanya aja gue ngk tau, ngapain juga gue bisa kepikiran Dia mulu sih dari tadi...??" Gumam Taehyung tak fokus menjalankan mobilnya.

Taehyung akhirnya memberhentikan mobilnya dipinggiran jalan di tengah kota sembari melihat pemandangan kota Seoul dimalam hari.

"Duhhh gue udah gila apa ya, kepikiran Dia mulu. Jangan-jangan kepala gue udah konslet nih.." Ucap Taehyung sambil memukul mukul kepalanya yang dirasa sudah Konslet.

Tak beberapa lama kemudian akhirnya Taehyung memutuskan untuk pulang ke rumah dengan pikiran yang entah apa itu.

-
-
-

------------------------

See you next part!!!
--Jangan lupa Vote dan Komennya--

#BTSBrotherShip

The Last RAIN With You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang