Chapter 4.1

192 2 0
                                    


Akhirnya. Kesibukan yang kami jalani beberapa minggu ini akan segera berakhir dalam hitungan jam. Acara perkenalan angkatan sedang di laksanakan. Aku menggunakan gaun berwarna hitam dengan topeng yang senada. Aku, Aisyah dan Bulan sepakat untuk tidak mengatakan gaun apa yang akan kami gunakan malam ini. Kami yang memberikan ide dan kami yang harus berusaha paling keras untuk menyukseskan acara ini.

Aku benar-benar harus datang terlambat hanya karena harus berdebat dengan Yanda mengenai jam kepulangan. Aku meminta Mang Daan menjemput jam 12 malam, tapi Yanda memaksaku harus pulang jam 11. Acara akan selesai pukul 11 malam. Namun sebagai panitia acara, aku dan teman angkatan harus membereskan dan memastikan barang kami sewa kembali dalam keadaan tidak cacat. Belum lagi breafing yang akan diadakan hari itu juga. Jadi kesepakatannya, panitia diminta pulang serentak jam 12. Yanda ngotot mengatakan bahwa jam 12 malam itu terlalu malam. Dia bahkan berniat menghubungi ketua acara. Al hasil aku yang harus mengalah. Aku tidak ingin memperpanjang perdebatan karena hanya akan menyebabkan aku lebih terlambat. Belum lagi nanti aku akan pulang lebih cepat.

Aku menarik nafas panjang. Acara sudah beberapa menit lalu di mulai. Aku masih berdiri di depan pintu gedung. Perlahan aku mulai memasuki gedung, dan terlihat acara sedang dimulai. Sedang terjadi pernampilan foto-foto angkatan sehingga lampu dimatikan. Aku berjalan masuk dan mengambil tempat berdiri di dekat meja terdekat dari pintu. Beberapa orang yang merasakan kedatanganku mencoba tersenyum. Aku benar-benar tidak mengenali siapa mereka karena mereka menggunakan topeng.

Setelah lampu dihidupkan aku bisa melihat beberapa pelayan yang tidak menggunakan topeng menwarkan minuman. Aku mengambil satu gelas. Entah kenapa berada sendirian di tengah keramaian membuatku merasa sedikit gugup. Aku mendengar lantunan lagu yang sedang berada di list teratas tahun ini. Aku yang tadi gugup mulai menikmati acara ini.

Aku cukup sangat senang melihat acara ini sepertinya berjalan dengan sukses. Beberapa orang yang mampu aku kenali di balik topengnya seperti ikut membaur dengan kakak kelas dan adik kelasnya. Beberapa orang juga sempat mendatangiku untuk mengajak mengobrol dan aku menikmati proses perkenalan ini. Akhirnya ide yang Bulan berikan benar-benar sesuai dengan ekspektasi yang dia harapkan.

"Hay" Seseorang di balik topeng hitamnya menyapaku.

"Hay" Aku membalasnya sambil tersenyum. Dia mengenakan celana dasar berwarna gelap yang senada dengan kemejanya. Aku sangat suka penampilannya. Kemeja yang dia gunakan seperti pas di tubuhnya. Tidak perlu bertanya bahwa itu adalah kemeja yang cukup mahal.

DEG.. Tiba-tiba aku merasakan ini lagi. Aku merasa jantungku berhenti sedetik dan detik-detik selanjutnya berpacu lebih cepat. Aku melihat tanda itu lagi. Tepat di kerah baju sebelah kiri orang ini. Tanda huruf w dengan tiga gundukan yang terbalik. Dia. Dia yang waktu itu memberikan bantuan padaku saat aku terlambat dan lupa membawa uang untuk satpam. Sungguh? Di sinikah aku ditakdirkan bertemu dengan dia lagi.

Melihat aku yang menatap bajunya terus tanpa melihat ke arahnya, dia sedikit agak mundur dan ikut menoleh ke arah pakaiannya. Aku melihat dia agak risih diperhatikan seperti. Siapa juga yang tidak risih di perhatikan seperti itu. Demi kesopanan aku segera menarik tatapanku menuju wajahnya yang tertutup topeng. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana wajahnya. Namun aku merasa ini lumayan dari pada waktu pertama kali kami bertemu, aku bahkan tidak bisa melihat bentuk wajahnya karena tertutup hoodie.

"Ada yang salah dengan penampilan aku?" Dia yang melihat aku sudah tidak memperhatikan pakaiannya mencoba bertanya. Dia maju lagi satu langkah mendekat ke arahku. Aku menggeleng. Aku benar-benar tidak bisa menolak untuk tersenyum. Akhirnya bertemu dia lagi.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang