#Step5
Aku mengerjab mata ku. Berusaha mengendalikan cahaya yang masuk ke dalam mata ku.”Richard?”panggil ku letih. Aku berusaha bangun. Lalu melihat sekitar.”Richard? Justine?”panggil ku lagi. Kemudian mengelus-elus kepala ku. Mengapa rasa nya sakit sekali?
Ku regangkan otot ku. Lalu ku edarkan pandangan ku ke sekeliling ruangan. Ruangan ini kecil sekali. Hanya ada kasur,kulkas dan sebuah meja kecil.”Richard? Justine?”panggil ku lagi. Aku seperti anak kecil yang tersesat saja.
Tiba-tiba pintu di kamar itu terbuka. Richard menampakan badan nya yang shirtless itu. Lalu aku segera melemparkan bantal.”Ngapain kamu?”pekik ku sebal.
Richard mengerutkan dahi nya. Lalu membelai rambut cokelat nya.”Capek. Lagipula tadi aku lelah sekali karena ‘aku’ harus menangkap Grollie dan menyelamatkan mu di waktu yang sama.”ketus nya. Lalu menatap ku dengan kesal.”Padahal aku sudah bilang kau seharusnya menunggu,tapi kau benar-benar keras kepala ya?”
Gantian aku yang mengerutkan dahi.
Mengapa Richard terlihat marah sekali? Bukannya dulu aku juga pernah melakukan kesalahan seperti ini? Dan dia tampak biasa saja?
Dan mengapa jika misi kita tidak berjalan lancar dia akan menyalahkan ku? Itu sama sekali tidak adil. Hanya karena dia adalah parthner ku dalam misi,dia tidak bisa seenaknya memarahi ku.
“Marah-marah saja terus.”gerutu ku.”Sampai kepala mu meledak pun aku tidak bakal peduli.”
Richard memandang ku dengan dingin.”Mengapa jadi kau yang marah? Seharusnya aku yang berhak marah karena pekerjaan mu itu yang tidak membuahkan hasil.”
Aku melirik nya dengan tajam.”Aku juga berhak marah karena keluhan kau yang menyinggung ku.”
“Oh,seperti kau yang keras kepala? Dan kau yang tidak mau menunggu dan bersikap seenaknya? Keluhan ku itu bersifat nyata dan benar-benar terjadi tadi. Seharusnya kau minta maaf dengan ku.”Richard mengepalkan tangannya. Kami berdua saling memandang dengan dingin. Lalu aku berdiri.
”Jika itu pandangan mu tentang diri ku,I’m out of here.”aku menggigit bibir ku kesal. Lalu berjalan ke arah pintu.
“Good,kau seharusnya merenungkan kesalahan mu dulu sebelum membuat kesalahan yang lain.”
Aku melirik Richard lagi.”Seperti nya kau merasa benar sekali. Padahal kau tidak tahu apa yang kurasakan sekarang.”
Richard terdiam. Lalu menoleh,”Aku tidak tahu dan tidak peduli. Aku hanya peduli dengan misi ku selanjut nya yang ada tanpa diri mu.”
Aku terkejut.”Kau tega sekali. Aku kan sudah membuat kesalahan berkali-kali dan tampak nya kau biasa saja. Mengapa yang sekarang kau malah bersikap dingin seperti itu?”
“Aku tidak selama nya akan terkesan biasa saja. Aku juga punya rasa amarah. Dan aku tidak selama nya bisa bersabar karena sikap mu yang semena-mena.”
Telinga ku panas mendengar celotehannya.”Padahal kau dulu nya menyenangkan,hanya gara-gara sekarang tidak ada Veronica kau jadi seperti ini pada ku.”ucap ku sebelum meninggalkan ruangan.
Aku tak mendengar suara Richard lagi. Yang ku tahu dia pasti sedang marah sekali disana.
Ya,aku menyinggung masa lalu nya. Biarkan saja. Dia sudah membuat ku marah dan aku tidak terima itu. Walaupun hati ku sensitif atau perasaan ku peka sekali,aku tidak segan-segan melayangkan kata-kata pedas ku ke telinga Richard.
Justine melewati ku. Dia tampak terkejut melihat wajah ku yang terkesan ketus dan dingin. Dia memiringkan kepala nya.”Gen? Kau kenapa?”
Aku tak membalas pertanyaan nya. Aku segera keluar dari markas agen remaja. Lalu berjalan pulang tanpa peduli dengan baju ku yang masih memakai baju agen. Saat di pertengahan perjalanan. Aku baru menyadari nya. Segera saja aku pergi ke kamar mandi umum untuk berganti baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Secreto
Teen FictionNama ku Gennifer. Hidup ku di mulai dengan sebuah kebohongan yang tak berdasar, untuk menjaga sebuah rahasia membingungkan milik ku, yang hanya membuat ku terus frustasi di tengah kerumitan ini.