#Step16
“Kalau kau Jennifer. Kau tak akan pernah bertemu dengannya. Dan kau tidak bisa melakukan aksi agen rahasia mu.”
Tidak mungkin.
Steven tertawa. Dia seperti pemeran antagonis di antara kami. Padahal seharusnya aku yang menjadi pemeran antagonis. Meskipun ini bukan drama.
“Ayo lah, Jennifer. Siapa yang mau menjadi pahlawan sekarang?”tanya Steven masih dengan senyuman yang sama.
“Steven?”
Aku merasa bingung. Steven terlihat beda. Apakah ini yang di maksud dengan gangguan mental? Don’t be ridiculous Gennifer. Tak mungkin Steven mendapat kan gangguan mental. Lagipula Steven anak yang baik. Tetapi dulu. Sekarang.. Dia beda.
“Aku masih bingung kenapa kau berpura-pura berciuman dan berpura-pura pacaran dengan dia. Mengapa? Bukan kah aku ini pacar mu? Kau ingin membuat aku cemburu agar aku bisa percaya pada mu?”
Aku tahu pertanyaan ku konyol. Tetapi entah kenapa aku hanya ingin mendengar alasan yang keluar dari bibir Steven. Meskipun aku sudah tahu alasan itu.
“Karena aku itu bingung,Jennifer.. Atau Gennifer.. Atau apalah itu. Aku tak tahu nama mu yang mana. Karena di depan ku,kau tak mempunyai nama.”
Aku terdiam hening. Ya,aku meresap kata-kata itu tepat ke otak ku. Dan aku tak tahu lagi mau apa. Jika aku minta maaf,semua nya sudah terlambat. Padahal kata-kata kejam tadi sama sekali tak kupikirkan. Tapi,kenapa hanya satu kalimat saja bisa membuat ku lemas?
Karena di depan ku,kau tak mempunyai nama
Aku mengepalkan tangan ku.
Kemudian mengusir kalimat itu yang kian kembali ke kepala ku. Tak bisa lepas. Aku sudah mencoba nya beberapa kali. Seperti nya ini memang pelajaran untuk ku. Aku tak seharusnya berbohong tentang segala nya. Memang bohong itu adalah dasar kehidupan ku. Berbohong sudah menjadi satu dengan hidup ku.
Tanpa bohong,aku tak bisa hidup.
Dan sekarang,karena bohong,aku bisa menyakiti hati ku tanpa sempat mengambil time-out.
“Sia-sia saja,walaupun kau mau menjadi Jennifer.. Jiwa Gennifer masih tertanam di badan mu. Aku tak mengerti lagi. Kita tidak bisa seperti dulu—“
“Makanya itu aku berusaha menjauhkan semua nya dari mu!”tukas ku lantang. Kepala ku terus menunduk. Sehingga Steven berkata lagi.
“Kalau kau tak mengenal ku dari dulu,kejadian ini tak akan terjadi kan? Jadi ini semua salah ku. Jangan merasa bersalah. Aku memang tak berguna.”
Aku menghela nafas frustasi karena mendengar perkataannya. Lalu memandang Steven yang tersenyum hangat.”Bukan. Bukan salah mu. Ini salah ku.”
Steven menggeleng pelan.
Yang Steven bilang itu benar. Tetapi aku tidak akan membiarkan dia terus terjebak di kebingungan. Apalagi di tambah masalah tentang kesalahan di balik semua ini. Sungguh,aku tak bisa terus menatap nya seperti dia adalah se potong kertas yang basah.
Aku terus menatapnya. Sampai dia kering. Padahal jika aku membantu nya,aku masih bisa membawa nya ke tempat panas agar dia cepat kering.
Tapi Steven salah.
Bertemu dengan ku itu takdir—bukan kesalahannya. Takdir yang mengubah segala kebohongan ku. Jadi seharusnya aku bersyukur. Entahlah. Akhir-akhirnya aku juga bingung.
Aku mendongak. Memandang Steven yang masih menimbulkan aura kesedihan.
“Semua orang memanfaat kan aku hanya karena aku cucu dari pembuat teen agen. Orang-orang itu memakai ku seenaknya. Layak aku adalah barang yang sangat berguna. But guess what? Aku hanya ingin menjadi orang biasa. Aku mau orang-orang mengenal ku sebagai Steven yang bukan cucu dari pembuat teen agen.”
“Dunia memang tidak adil,Steven!”tandas ku. Kemudian Steven menatap ku dengan pedih yang masih terbekas di hati nya.”Janganlah kau berpikir kalau semua kehidupan di dunia itu sempurna dan kau itu satu-satu nya yang tidak.”
Aku mengerjabkan mata ku sesaat. Lalu melirik tangan Richard yang masih berpegangan dengan lantai pintu.
“Aku bilang aku ini Jennifer. Tetapi aku punya hak untuk menyelamatkan orang itu. Jadi kau tak bisa membuat ku berhenti dengan kefrustasi an kau itu. Aku tidak peduli jika kau mau memutuskan hubungan aku dan—diri mu. Richard itu sudah menjadi sahabat aku. Aku tidak rela jika kau mau membunuh nya hanya karena kau egois dan sebagainya.”
Aku menginggit bibir ku. Jika lima detik lagi Steven tidak menjawab,aku akan menyelamatkan Richard. Tapi sepertinya dia sudah menduga aku akan berkata seperti itu.
Bruk!
Dalam detik itu juga,derai nafas ku berhenti. Diganti dengan teriakan suara bass lembut yang membelai setiap jantung ku yang berdegup kencang. Tubuh ku terbeku.
Steven mendorong Richard.
Richard jatuh dari kincir raksasa yang berketinggian 15 kaki dari tanah.
--
Aku menatap Steven yang masih tersenyum. Tangannya di lipat di depan dada. Membuat nya semakin terlihat seperti pemeran antagonis yang menyeramkan.
Aku mendorong Steven agar dia jatuh ke lantai kincir raksasa. Lalu ku edarkan pandangan ku ke bawah kincir raksasa. Tak ada tanda-tanda Richard.
Don’t tell me he’s—
“Mati?”
Aku menoleh. Mendapati Steven yang sudah berdiri sambil tersenyum miring.”Mati? Apakah itu kata yang kau cari?”
Suara nya menusuk telinga ku. Membuat ku mengepal kan tangan dan ingin memukul nya. Tapi apa daya,aku ini sudah menjadi Jennifer Grovel. Aku tak bisa memukul nya. Aku ini hanyalah perempuan biasa sekarang.
“Jennifer.. Kau memang bodoh.”
Aku memejamkan mata ku. Berusaha mengeluarkan semua pikiran negatif yang ada di otak ku. Lalu pikiran ku terfokus pada satu titik. Suara bass lembut yang menyelimuti setiap bagian anggota tubuh ku yang kedinginan.
“Hidup itu perjalanan seperti aspal. Ada aspal yang hancur dan ada aspal yang mulus. Tetapi jika aspal yang mulus itu mempunyai banyak mobil sampai macet,kau meningan pilih aspal yang hancur tetapi kau masih bisa sampai di depan. Seberat apa pun itu,kau harus hati-hati saat memilih jalan. Dan jika kau sudah menemukan jalannya,kau harus berpikir bagaimana bisa kau melewati nya,”
Aku harus berpikir bagaimana cara aku agar bisa melewati nya.
Aku menarik ikat pinggang ku. Kemudian aku mengambil pecahan kaca dan membalut nya dengan ikat pinggang. Aku mengikat rambut ku dengan karet yang berada di saku celana ku. Kemudian aku menggulung kerah tangan ku sampai ke siku.
“Kau salah,”
Aku berdiri. Melihat Steven dengan tatapan tajam yang penuh dengan amarah. Steven masih tersenyum miring.
“Aku itu Gennifer. Always and forever.”
Dengan sigap,aku berlari mendekati nya. Aku melompat,menempelkan sepatu boots ku dan segera menendang kepala nya. Dia terjatuh. Lalu melirik ku.
“Kau yakin? Kau akan dimusuhi oleh teen agen setelah ini.”
“Layak aku peduli!?”aku mencabuk nya dengan ikat pinggang ku yang sudah ada pecahan kaca di ujung nya. Membuat nya terdiam sesaat. Lalu kembali berdiri sambil meregangkan otot tangannya.
“Hanya karena cinta yang buta,aku bisa sampai seperti ini!?”
Aku melompat. Kemudian menendang kepala nya lagi.
“Kalau begitu,”
Aku menarik rambut nya. Lalu mendekatkan wajah ku ke wajah nya yang sudah membiru.
“Aku tak pernah akan mencintai seseorang lagi.”
#A/N :Udah mau abis. FTV ga sih.-.? cma aku lagi suka yang keren-keren gitu. Makasih ya yang udah baca sampai sini. Ga nyangka udah mau abis padahal kayak nya baru sebentar aja :” #
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Secreto
Teen FictionNama ku Gennifer. Hidup ku di mulai dengan sebuah kebohongan yang tak berdasar, untuk menjaga sebuah rahasia membingungkan milik ku, yang hanya membuat ku terus frustasi di tengah kerumitan ini.