#Step21

3.4K 221 10
                                    

#Step21

 

“Dasar licik!”

Aku menutup telinga ku untuk kesekian kali nya. “Itu bukan licik namanya, Richard. Itu mencari kesempatan dalam kesempitan.”

“Tetapi tetap saja licik, kau tahu kan kalau Justine tidak akan melupakan hal itu begitu saja?”sahut Richard jengkel. Aku mencibir. Kemudian menghempaskan badan ku ke sofa di rumah Richard.

Rumah Richard yang begitu megah. Rumah Richard yang begitu besar layak istana. Tetapi aku tidak melihat orang tua nya berkeliaran di rumah ini. Mungkin sedang bekerja.

“Tapi rahasia ini penting bagi ku. Tidak mungkin kan aku harus membongkar nya sendiri?”cibir ku lagi.

Richard menatap ku datar. “teen agen juga penting untuk dunia. Kau tidak boleh egois.”

“Aku tahu itu!”sahut ku dengan nada tinggi. Membuat Richard sedikit terkekeh. Lalu ia terdiam sejenak.

“Tunggu, kau mau apa disini?”

Aku memandang nya dengan tatapan datar seperti dia menatap ku tadi.“Rude.

“Bukan begitu!”. Ia menggaruk kepala nya yang tak gatal. Lalu mengamati ku dengan cermat. “Membicarakan tentang apa maksud nya?”

Aku terdiam sejenak. Membuat Richard menatap ku penasaran.

“Misi.”ujar ku singkat.

Ricard mendesah kecewa. Lalu dia duduk di depan ku. Aku mengernyit. Mengapa dia terlihat kecewa? pikir ku dalam hati.

Richard yang melihat ekspresi ku, langsung menegakan badannya dan membuka sebuah buku di samping nya. “Kau ke Fandino bukan? Jadi kau mau bagaimana dulu?”

“Mengapa aku harus memberitahu mu?”

Richard memutar bola mata nya. “Kalau misalnya kau butuh bantuan atau—“

“Aku tak butuh bantuan.”ucap ku sambil menyipitkan mata.

“Kau ada masalah apa dengan ku!?”

“Aku malas tahu dengan misi ini!”

“Itu bukan masalah ku!”

“Tadi kau kan menanyakan tentang hal—“

“Sebenarnya aku tak peduli!”

“Lalu mengapa kau tadi menanyakannya?”

“Karena aku sebal dengan tingkah laku mu.”

“Kalau begitu tidak usah tanya!”

Fine!”

“Fine!”

Kami berdua terdiam serempak. Aku memejamkan mata ku sesaat sambil mengatur nafas ku. Ku usap keringat ku yang bercucuran dari kepala. Kemudian aku menatap Richard dalam.

“Aku akan berpura-pura jadi Jennifer dan menanyakannya dengan Fandino. Sementara kau pura-pura jadi kakak kelas di sekolah itu. Bicarakan lah itu dengan kepala sekolah Vallerie Academy.”

Richard tersentak. Dia memandang ku dengan tatapan penuh arti. Lalu tersenyum sumringah.”Baik.”

--

Aku menarik nafas ku. Kemudian merapihkan rok pendek ku yang berwarna kotak-kotak sesuai seragam sekolah Fandona. Aku merapihkan rambut ku yang di kepang. Lalu membetulkan kaca mata ku.

Aku sedang menjadi Jennifer sekarang.

Aku berjalan memasuki gerbang sekolah dengan pelan. Aku sama sekali tak mengundang perhatian. Siswa-siswa lain bagaikan tak peduli pada ku dan melanjutkan aktivitas mereka. Aku juga tak peduli. Aku sedang menjalankan misi.

Mi SecretoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang