#Step15

3.1K 241 4
                                    

#Step15

 

Gennifer POV

Aku mendarat tepat di atap kincir raksasa nomor empat. Aku tak marah. Aku hanya—tak ingin melihat pacar ku berciuman dengan Punk. Jadi aku harus ikut masuk dan memberhentikan itu semua. Walaupun aku terpaksa bertemu Steven. Tapi tak apalah. Aku yakin aku melakukan hal yang benar.

Mungkin.

Akhirnya aku bisa masuk setelah menghancurkan atap kaca itu. Steven dan Punk otomatis langsung kaget. Aku melompat ke dalam. Melirik Steven dengan tajam.

Tapi dia—biasa saja.

Aku semakin marah saat melihat wajah datar nya menatap ku dengan tatapan normal. Aku merasa di permalukan.

“Monster!”

Punk memeluk Steven. Dia terlihat sangat takut dengan ku. Richard sedang mengamati ku. Dia akhirnya ikut melompat ke bawah saat kincir raksasa itu berhenti selama beberapa menit agar orang-orang bisa menikmati keindahan daratan.

Sayang nya aku tak bisa menikmati nya.

Aku punya urusan yang belum terselesaikan. Dan aku tak mau melarikan diri lagi.

Steven masih menatapku seolah dia baru mengenal ku. Dia juga menatap Richard dengan tatapan yang sama. “Bisa kah kalian di bantu?”

Aku mengernyit kan dahi saking kaget nya. Suara nya datar. Tak ada rasa-rasa bersalah di dalam nya. Di mata nya juga tak ada mata kaget. Seolah-olah dia tahu kalau semua ini bakal terjadi soon or later. Dan aku setuju. Semua ini akan terjadi.

Atau memang dia memasang Punk sebagai umpan?

Aku menggelengkan kepala ku. Lalu melirik Steven semakin tajam dan dingin. Steven menaikan kedua alis nya. Berharap aku bisa mengumpulkan kekuatan agar bisa berkata-kata. Dan guess what? Aku bisa mengucapkannya. Jangan di kira aku bakal takut menghadapi mu,Steven.

“Mau apa sih? Datang-datang menghancurkan suasana?”tanya Steven pedas. Membuat telinga ku semakin panas di balik mata tajam yang merekam itu semua.

“Yang harus nya di tanya itu kamu,Steven si brengsek!”

Aku terkejut mendengar kata-kata Richard. Dia terlihat marah. Mungkin dia tahu perasaan ku sekarang.

“Padahal Gennifer sudah bersabar dan tak kelihatan sedih tadi,kau malah menghancurkannya dengan masuk ke kincir raksasa dan pura-pura mencium sepupu mu,bukan!?”

Aku tersentak.

Sepupu?

Apa maksud nya?

Steven menghentakan kaki nya kasar. Lalu dia tersenyum pahit. “Kau tahu saja,”ucap nya tanpa dosa. Tak segan-segan dia mendorong Punk. Membuat Punk terjatuh dan terkulai di lantai transpararan. Aku yang masih terkejut dengan perkataan Richard segera memecahkan imajinasi ku dan kembali ke dunia nyata.

“Kau menghancurkannya saja.”

Desahan Steven membuat ku melirik nya. Steven masih dengan wajah datar nya. Tetapi beda nya,dia melirik ke lantai. Richard mundur selangkah. Entah kenapa. Aku melirik nya sebentar. Lalu sadar kalau Richard mengambil sebuah pistol dari balik saku nya.

Steven mendongak. Dia berlari cepat ke arah Richard dan memukulnya. Richard yang sepertinya sudah tahu hal itu akan terjadi—menghindar. Tetapi sialnya kena diri ku. Aku terjatuh. Kemudian menatap Punk yang pingsan.

Steven terdiam. Dia menarik sebuah pistol dari saku nya. “Rencana ini sudah berjalan lancar sampai kau menghancurkannya.”

Satu tembakan terdengar dari pistol Steven. Sungguh,aku belum pernah melihat Steven sedingin dan sedatar ini. Richard melompat ke tempat duduk. Lalu melirik ku dengan tatapan aneh. Aku tidak habis pikir. Mengapa—Steven—sepupunya.. Oh itu semua membuat ku bingung.

Mi SecretoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang