#Step7

5.4K 298 0
                                    

#Step7

Foto Steven--

 

Aku menghela nafas. Lalu membalik lembaran yang ada di buku geografi ku.”Ujian?”tanya Vallen heran. Dia menaruh segelas jus stroberi di meja belajar ku. Lalu duduk di dekat ku.

“Iya.”jawab ku singkat. Lalu melengos lelah.”Eh,makasih.”aku tersenyum saat melihat jus stoberi yang sudah terpampang di meja ku

. Vallen membalas nya.”Mama pulang malam lho. Nanti aku saja yang masak ya.”Vallen beranjak dari tempat duduk nya. Aku mengangguk pelan.”Eh! Aku saja yang masak. Kau belajar saja ya,”

Aku beranjak,mendorong wajah nya ke kasur di kamar ku. Lalu berlari ke dapur.

“Kak! Aku saja yang masak! Kan kakak mau belajar!”terdengar suara Vallen dari kamar ku. Aku mengabaikannya.

Jika sedang frustasi,aku jadi suka masak. Entah kenapa.

Ku tajamkan pisau ku. Lalu memotong selada.

Dasar Richard menyebalkan. Dia tak pernah seperti itu. Dia berubah. Hanya karena Veronica tak ada! Dia berbeda! Padahal aku sudah berusaha. Aku tahu sifat keras kepala ku yang menyebalkan. Tapi memberikan nasehat nya juga seharusnya baik-baik. Dia tidak tahu apa kalau aku tidak suka di bentak? Tapi jika aku sedang akting aku sih biasa saja. Mungkin itulah jiwa ku yang sebenarnya. Bermuka dua.

Ku lanjutkan memotong bawang. Kemudian aku meremas-remas kentang.

“Kak? Mau bikin apa?”

Vallen mencegah tangan ku. Dia tersenyum.”Kakak bikin cokelat saja. Yang banyak ya. Aku yang masak makan malam.”ucap nya hangat.

Aku mengangguk. Lalu tanpa sadar ku seka air mata ku yang mengalir entah dari kapan.”Kakak nangis?”Vallen kaget. Dia mengambil tisu.”Ini kan abis motong bawang.”aku tertawa. Lho,memang benar kan?

Aku mencuci tangan ku sementara Vallen masih melongo.”Iya deh,”ucap Vallen. Lalu dia sibuk memotong daging dan mencairkan mentega.

Aku mengambil beberapa cokelat pahit. Lalu mengambil panci dan peralatan lainnya. Lalu ku ambil susu kotak yang berada di kulkas.

Yang ku tanyakan,mengapa dia bisa seperti itu?

Mengapa dia tidak bisa membiarkan saja apa yang sudah terjadi?

Oh ya,lalu bagaimana dengan Steven? Mengapa dia bisa ada disitu? Lalu,mengapa firasat Richard,Steven akan bergabung dengan teen agen?

Semua pertanyaan itu seakan menghujam otak ku.  Itu yang membuat ku frutasi.

“Kak,udah cair tuh cokelat nya.”

Suara Vallen mengagetkan ku. Aku cepat-cepat memasukan susu ke dalam panci. Lalu aku segera mengaduk cokelat yang berada di panci.

Aku mengambil cetakan cokelat sambil bersungut-sungut. Menyebalkan. Dia menyebalkan. Dia sangat menyebalkan.

Ku tuangkan cokelat yang masih mencair kedalam cetakan itu. Lalu ku taruh nampan cetakan di kulkas. Kemudian aku mencuci tangan dan pergi ke kamar.

Sudah 2 hari aku tidak keluar rumah. Aku takut melihat Steven. Jika tiba-tiba Steven menyadari nya bagaimana? Lebih parah lagi,jika dia menyadari nya di sekolah bagaimana? Aku tidak bisa mengelak lagi.

Rana menelfon ku tadi. Dia bilang besok ada ujian geografi. Karena aku sangat menyukai pelajaran itu,aku akan berusaha masuk besok. Mungkin aku harus berakting kalau semua hal itu tidak terjadi. Karena Jennifer memang seperti itu.

Mi SecretoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang