#Step11
Richard POV
Aku berjalan pelan mengikuti instruksi Justine. Dia menyuruhku untuk berjalan duluan karena perkataan ku yang lancang beberapa menit yang lalu. Steven juga seperti nya masih mencerna perkataan ku. Mana ku peduli. Jika aku di keluarkan dari teen agen dan ini misi terakhir ku,aku harus membuat misi ku ini yang paling terbaik.
Aku menemukan lift ke bawah tanah. Lalu melihat mesin password.”Justine,password nya apa?”desis ku pelan.”Password nya.. Grollie terhebat. Hahaha.”Justine cekikikan. Aku menghela nafas. Lalu tersenyum geli.”Serius!”
Justine terdiam.”Aku sedang melihat kamera yang merekam semua aktivitas di sekitar situ dari dua jam yang lalu. Tunggu.. Hmm.. Password nya.. 41445.”
“Baik,”aku menekan nomor di keyboard touch screen. Lalu pintu lift tiba-tiba terbuka. Aku tersenyum bangga.”The door is open!”
“Bagus!”
Suara Justine terdengar dari balik pintu. Dia tersenyum dengan PDA yang masih ada di tangan kanannya. Steven terlihat datar. Dia tak terkagum-kagum lagi. Mungkin Justine sudah menjelaskan semua nya ke Steven. Maksud ku semua tentang teen agen dan misi kita sekarang.
Justine mendekati ku. Lebih tepat nya,ia mendekati lift menuju bawah tanah. Lift itu berbentuk lingkaran. Pintu nya bergeser mengikuti simetris bangun datar itu. Mungkin lebih tepat nya,lift ini berbentuk seperti tabung yang transparan.
Mata ku tertuju dengan lift itu. Saat Justine hendak masuk,aku mencegah nya.”Seperti nya mereka tahu kita akan datang lagi.”ucap ku pelan.
Justine mendengar ku. Tetapi dia terdiamsejenak,”Mengapa bisa begitu?”tanya nya berbisik.”dua tembakan di dalam lift. Satu granat jika kita memijakan lantai lift,”jawab ku lengkap. Justine terlihat ‘Impress’ dengan ketelitian ku. Dia melihat lift itu dengan tajam. Kemudian tersenyum.
“Berbakat.”ucap nya sebelum dia menembak lantai lift.”Bodoh!”aku terkejut. Lift itu meledak. Beruntung kami tidak terlalu dekat dengan lift.”Bilang dulu dong!”lanjut ku sebal. Justine terkekeh.
“Sekarang bagaimana kita ke bawah?”tanya Steven polos. Aku melirik nya,”kita ini super spy,kita bisa memakai tali dan pengait yang kau bawa tadi.”
Steven mengangguk. Dia menarik sebuah tali dari celana nya,lalu mengambil pengait.”Kalau kau mau memakai pengait tak apa. Aku akan melompat.”Justine tersenyum. Lalu dia melompat tanpa berbasa-basi. Meninggalkan aku dan Steven yang masih kaget atas kelakuannya.
“Kau mau pakai pengait? Aku lompat juga saja.”aku melihat ke kedalaman bawah tanah.”Seperti nya kau harus pakai pengait,”ucap ku sebelum aku melompat. Aku merasa seperti super hero. Angin menghembus rambut ku. Gravitasi yang membuat ku jatuh ke beribu kapas yang empuk. Sayang nya di bawah ku itu bukan kapas.
Aku menarik pisau tajam ku. Lalu menancapkan nya ke dinding. Jatuh ku terhenti. Aku segera merayap ke bawah. Kemudian melihat Justine yang tersenyum kepada ku. Aku membalas nya. Lalu melompat dan mendarat dengan aman di sebelah nya.
Suara tali mulai terdengar. Kepala Steven menyembul dari balik dinding. Dia mendarat dengan aman. Lalu melepas pengait tali yang terhubung dengan pinggul nya.
“Aman,”ucap Justine yang melihat ku mengambil pistol dari saku.”Who knows?”ujar ku jengkel. Lalu berlari mengikuti nya yang masih cekikikan.”Cairannya ada di ruangan di arah timur,”Justine berjalan pelan. Lalu terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Secreto
Dla nastolatkówNama ku Gennifer. Hidup ku di mulai dengan sebuah kebohongan yang tak berdasar, untuk menjaga sebuah rahasia membingungkan milik ku, yang hanya membuat ku terus frustasi di tengah kerumitan ini.