CHOI SIWON POV
Pintu kamar kami terbuka, aku melihatnya keluar dengan sebuah koper. Ia keluar tanpa menatapku yang masih berdiri di depan pintu.
" Kamu mau kemana Yoong?" tanyaku sambil memegang koper yang ada di tangannya
" Aku membiarkan kamu bermain2 dulu sebelum kamu terikat denganku." Ujar Yoona " Bermainlah sepuasmu dan jangan biarkan wanita itu hamil" ia berkata tanpa ekspresi apapun. Ia begitu dingin. Aku merasakan sebuah ketakutan yang begitu dalam, baru kali ini aku merasa begitu takut kehilangan sesuatu, bahkan melebihi saat aku kehilangan eomma dan juga kehilangan Hyundai tadi pagi.
" Kalau aku hamil, Siwon oppa tidak perlu menikah denganmu" ujar Tifanny
" Lakukan saja jika kalian berani. Kamu akan kehilangan Hyundai" Yoona menyeret kopernya saat aku melepaskannya. Aku telah kehilangan Hyundai tadi pagi dan malam ini aku juga kehilangan Yoona. ia berjalan menuju pintu dan saat membukanya, aku melihat Kyuhyun berada di depan apartementku menunggu Yoona.
" Oppa" ujar Yoona saat melihat Kyuhyun. Dia bahkan memanggilku dengan akhiran ssi, sedangkan ia memanggil kyuhyun oppa. Apa maksudnya.
" Kamu sudah memberitahunya?" Tanya Kyuhyun, apa yang mereka sembunyikan dariku. Apakah pria yang berpelukan dengannya itu adalah Cho Kyuhyun, sahabatku?
Yoona menggeleng, Kyuhyun melihat ke dalam dan ia melihat Tifanny disana. Ia menatap sekilas lalu menatap Yoona lagi.
" Kamu begitu mengerikan Im Yoona. membiarkan aku bermain dengan wanitaku, dan dirimu bermain dengan suami orang" ujarku dan aku menatapnya, ia tidak menjawabku. ia menundukkan kepalanya dan berdiri membelakangiku " Kamu jangan keterlaluan hyung ya" ujar Kyuhyun.
" Pergilah, bermainlah sepuasmu juga. Aku akan menunjukan ke appa kalau kamu bukan sesuatu yang pantas dihargai dengan Hyundai" ujarku, dia memilih pria yang sudah berkeluarga, lalu sekarang aku bisa apa? Jika ini pilihannya, aku gak akan memaksanya terus bersamaku. Aku akan membiarkannya pergi. Kyuhyun maju selangkah untuk memukulku tapi ia menahannya.
" Yoong, keluarkanlah biarkan dia lihat" ujar Kyuhyun " Kamu taruh dimana itu Yoong?" tanya Kyuhyun
" Apa yang kalian ingin tunjukan padaku? Video kalian bercinta?" ujarku dan detik itu juga Kyuhyun menonjokku, saat aku akan membalas Yoona berdiri menghadangku. Ia melindungi Kyuhyun.
" Minggir atau aku akan memukulmu" ujarku dan ia tetap berdiri di depan kyuhyun untuk melindunginya dan menatapku tajam. Tatapan yang paling menusuk hatiku, tidak ada ekspresi di dalamnya.
Kyuhyun berhasil merebut amplop yang ada di dalam tas yoona untuk ditunjukan kepadaku. Belum sempat aku melihatnya, Yoona merebutnya dan menghancurkannya.
" Yoong, kenapa kamu menghancurkannya?" tanya Kyu
" Apa oppa rasa dia masih perlu lihat? Dia bahkan sudah lebih tau daripada kita. Dia saja bisa merelakannya begitu saja, menutupi kenyataan untuk melindunginya. Kenapa kita harus begitu memperhatikannya" ujar Yoona " Dia tidak perlu bukti ini, semua bukti ini tidak akan mengubah kenyataan apapun" Aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Setelah mengatakan kalimat terakhir itu, Yoona mengangkat kopernya pergi dan Kyuhyun mengikutinya.
Aku tidak berminat melakukan apapun sekarang. Aku hanya penasaran dengan apa yang mereka akan berikan padaku itu. Tifanny mendekatiku, ia memelukku. Kali ini aku tidak merasakan apapun dalam pelukannya. Aku melepaskannya.
" Pulanglah" ujarku dan meninggalkannya sendiri. Aku masuk ke kamarku.
Aku baru sadar saat melihat sesuatu di meja rias. cincinku tidak berada di jariku, itu malah berada di atas meja itu. Aku melihat sebuah pesan di bawah cincinku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Memories
Romance" Oppa tidak tau bagaimana perasaanku, setiap aku melihat oppa aku selalu merasa bersalah, aku gak sanggup melupakan kecelakaan itu. Jika eoma tidak menolongku, eomma tidak akan tertabrak. Seharusnya aku yang menjadi korban bukan eomma. Aku yang har...