CHOI SIWON POVAku baru keluar dari ruang rapat, Iphoneku berbunyi dan itu telepon dari Nickhun hyung. Ia memintaku untuk cepat ke rumah sakit, ada yang ingin mereka katakan padaku. Sejenak aku merasa lega karena saat mendengar kata rumah sakit dan cepat, aku berpikiran negatif tentang kondisi appa. Tentu saja aku tidak ingin appa pergi begitu saja. Aku menyesali perkataanku yang kejam terhadap Yoona, seolah aku tidak memiliki perasaan terhadapnya dan seolah aku tidak peduli pada appa.
Aku melajukan Lexus LX 570 Sport putihku dengan kecepatan tinggi untuk tiba di rumah sakit secepatnya. Tidak biasanya Nickhun hyung memintaku bertemu jika bukan masalah penting.
Saat keluar dari lift untuk menuju ruangan appa, aku menelepon Yuri noona.
"Aku sudah sampai noona, kalian dimana?" tanyaku, aku melihat ke arah menuju ruangan appa. Disana ada banyak orang mengerumuni sesuatu. Aku penasaran apa yang mereka lihat, sekilas aku melihat ada wajah Tifanny dan seorang wanita yang membelakangiku, walaupun tidak melihat wajahnya, aku tau itu Yoona.
"Kita terjebak macet Siwon ah, kamu tunggu sebentar ya" ujar noona
"Ne" aku mematikan panggilan itu dan berjalan menuju ke arah mereka berdua. Aku berdiri di balik kerumunan, agar Tifanny tidak melihatku. Aku tidak tau apa yang mereka lakukan disana
" Walaupun dia menikahiku, dia hanya mencintaimu" ujar Yoona dengan pelan. Dia memohon pada Tifanny? Buat apa? Dia akan menikah denganku, lalu kenapa dia memohon pada Tifanny?
" Kamu pikir aku percaya padamu" ujar Tifanny
" Aku mohon jangan melukai appa lagi. aku akan mengijinkanmu tinggal di rumah kita setelah pernikahan aku dan Siwon oppa. Aku hanya menikah dengannya tapi dia adalah milikmu" ujar Yoona " Aku mohon, aku akan melakukan apapun untukmu" Im Yoona, kenapa aku bisa begitu mencintai wanita bodoh ini. dia berbicara seolah aku bajingan paling brengsek di dunia. Bagaimana mungkin aku menikahinya dan membawa wanita lain tinggal di rumah.
" Kalau begitu berlututlah dan memohon padaku" ujar Tifanny
Aku berharap wanita yang aku cintai itu tidak sebodoh itu, jika ia menginginkan pernikahan ini. ia cukup mengatakan padaku lagi. buat apa dia memohon pada Tifanny? Lagian aku tidak terlibat hubungan apa pun dengan wanita itu.
Tapi ternyata Im Yoona adalah makhluk paling bodoh mungkin setara dengan keledai. Ia memilih berlutut pada Tifanny. Aku menerebos kerumunan itu dan menariknya berdiri. Tifanny menatapku terkejut.
"Oppa" aku bisa melihat gerak bibirnya dan wanita yang kutarik itu menatapku sama terkejutnya dengan Tifanny. Ia berusaha menghempaskan tanganku. Tapi genggamanku lebih kuat dari tenaganya. Aku menariknya keluar dari kerumunan itu.
***
"Lepaskan aku" ia terus meneriakiku sepanjang perjalanan menuju ke mobil.
Aku mengeluarkan iphoneku dan menghubungi Yuri noona lagi.
"Aku sudah di lift, sebentar lagi ya" ujar noona
"Noona, jika itu masalah penting. Noona dan hyung bantu aku selesaikan saja, aku ada urusan yang lebih penting" ujarku sambil menatap ke Yoona, ia memilih diam dan menatap keluar.
"Apakah itu Yoona?" Noona selalu aja tau
"Ne"
"Aku menunggu kabar baikmu adik kecil" ujar Noona lagi, ia selalu suka menggodaku dengan menyebutku adik kecil. Dia tidak sadar bahkan tubuhku lebih besar darinya. Aku meletakkan kembali iphoneku di sampingku dan menatapnya sekilas. Ia memasang wajah tegarnya, tapi aku tau ia hampir menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Memories
Romance" Oppa tidak tau bagaimana perasaanku, setiap aku melihat oppa aku selalu merasa bersalah, aku gak sanggup melupakan kecelakaan itu. Jika eoma tidak menolongku, eomma tidak akan tertabrak. Seharusnya aku yang menjadi korban bukan eomma. Aku yang har...