Dua hari ini setiap pulang sekolah Rey menyempatkan untuk melihat kondisi Azizah, meskipun di RS dia hanya bisa duduk diam saja tapi setidaknya ia sudah berusaha untuk bertanggung jawab. Dan kini setelah jam pulang tiba Rey seperti biasa menuju RS dengan membawa bingkisan kresek putih yang sudah dibenuhi dengan buah-buahan.
Ia memarkirkan mobilnya lalu menuju ruangan yang bernomor 32."Assalamualaikum." ucap Rey kepada Ummi dan Abi.
"Wa'alaikumsallam." Jawab ummi,abi.
"Oh ya abi, ummi mau beli makanan dulu." ucap ummi yang kemudian berdiri untuk pergi beli makanan.
"Iya ummi". Jawaban abi dengan senyum tipisnya.
"Gimana om?" tanya Rey sambil mendaratkan bokongnya di kursi panjang bersebelahan dengan Abi.
"Belum ada peningkatan." ucap Abi dengan nada sendunya membuat Rey kembali bersalah.
"Maafin saya ya om."ucap Rey dengan mata menunduk ke bawah.
"Iya, abi udah maafin kamu." ucap Abi membuat Rey menatap kearahnya.
"Rey kamu satu sekolah sama Azizah kan?" Tanya abi.
"Iya om,kita satu sekolah cuma beda kelas."
"Panggil ajah abi jangan om."
"Eeh.. Iya a.. Abi." ucap Rey dengan meringis dan merasa canggung karena Rey baru kali ini nemanggil seseorang dengan sebutan abi. Kedengarannya itu islam banget,perasaan Rey...
"Astagfirullah abi lupa buat bayar administrasi nya." ucap Abi lalu mengambil posisi berdiri.
"Om, ehh maaf abi. Yang bayar administrasi nya saya ajah,ini juga gara-gara saya kan."
"Udah gak usah biar abi saja,kamu disini dulu yah jaga Azizah entar kalo ada apa-apa kamu cepet panggil dokter atau suster." ucap Abi dengan memberi amanah itu ke Rey karena hanya ada Rey saja yang ada disekitarnya.
"Ohh iya bi,saya pasti jaga".jawaban Rey yang meyakinkan.
Tap...
Tap...
Tap...
Abi sudah beranjak pergi dan Rey hanya bisa menunggu. Sekilas Rey berfikir dia ingin masuk ke kamar pasien namun Rey tak berani karena Rey tahu keluarga Azizah sangat taat agama, tak sopan dan tak baik rasanya jika Rey masuk meskipun Azizah sedang tak sadarkan diri,namun itu bisa jadi fitnah. Dan akhirnya Rey berjalan dan menghadap didepan pintu, Rey hanya bisa melihat Azizah dari balik pintu kaca. Melihat sosok Azizah yang terbujur lemas dengan alat-alat yang terpasang di tubuhnya membuat Rey menyesali kejadian dua hari yang lalu. Hatinya merasa takut akan sesuatu yang tak diharapkan terulang kembali.
"Enatah aku yang bodoh atau kau yang ceroboh, tanpa ku sadari ku telah melukai hatiku sendiri, dan telah melukai orang yang ku sayangi."
"Entah perasaan ini timbul sejak kapan ? Perasaan yang mendatangkan rasa cinta yang teramat dalam."
"Hatiku yang hancur saat kumelihat orang yang ku cintai tak berdaya, bagaikan perahu yang terombang-ambing oleh ombaknya."
"Aku yang terluka saat orang yang kusayangi tidak bisa dengar apa isi hatiku ini dan melihat ku berdiri disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Salah
SpiritualRank #154 in Spiritual (26 Juli 2018) Sebaik baiknya Cinta yang indah adalah, Cinta memenuhi syariat nya. Menikah muda itu pilihannya. perjodohan itu membuatnya mundur satu langkah, namun hatinya masih tergetar untuk menghalalkan satu nama yang ia...