"Assalamu'alaikum." ucap Abi dan Riki serempak.
"Wa'alaikimssalam." balas Ummi dan Azizah.
"Tadi abi di masjid bertemu dengan ustad kamil."ucap abi sambil melipat dan menaruh sajadah pada kursi. Mendengar itu Azizah jadi terdiam dan mematung.
"Lagi ngisi acara bi?" tanya ummi dengan tangan masih repot membersihkan meja makan.
"Iyah." ucap abi sambil menyandarkan tubuhnya dikursi.
"Sendiri?"
"Ngga, tapi sama anak tunggalnya mi."ucap Riki sambil menatap Azizah yang kian sudah tak bisa mengatakan apa-apa, ditambah senyuman jahil dari kakanya.
"Dia juga ngasih alamat rumah barunya sama abi." ucap abi.
"Azizah, kekamar ya."ucap Azizah sambil meletakan piring. Membuat seisi rumah fokus melihatnya.
"Zah, obatnya kamu sudah diminum?" taya abi saat melihat Azizah akan beranjak pergi.
"Udah bi."
Riki hanya bisa terkekeh geli saat melihat raut wajah dan tingkah adiknya.
.
.
Azizah duduk dikursi belajar, mencoba menghilangkan fikiran tentang sosok laki-laki itu. Dia membuka dan membolak-balik buku pelajaran, tak ada yang bisa dia lakukan, semua tugas sekolah telah dia kerjakan, jikapun dia membaca buku pelajaran tidak mungkin jika apa yang ia baca masuk kedalam otaknya. Karena fikirannya kini sedang tak karuan. Berulang kali dia mengucapkan istigfar. Azizah mencoba menenangkan dirinya dengan beralih duduk di balkon kamar, menatap indah bintang yang kian menghiasi malam.Bunyi ponsel kini terdengar di telinganya, Azizah membalikan badan dan menatap benda pipih itu yang berada di meja belajar.
"Assalamu'alaikum." ucap Azizah saat poselnya sudah menempel pada telinganya.
"Wa'alaikumssalam, zah.." terdengar suara dari saluran pnselnya.
"Iya fir, kenapa?"
"Zah, aku mau bicara sesuatu sama kamu." ucap Fira dengan nada sendu.
"Kenapa fir?"
"Besok habis pulang sekolah, kita bicara dulu ya."
"In syaa Allah."
Tak ada jawaban dari Fira.
"Kamu ngga apa-apa Fir? "
"Ngga Zah, ya udah Assalamu'alaikum." ucap Fira dengan isak tangis diakhir kalimatnya.
"Wa'alaikumssalam."
Nutt.. Nutt.. Nutt..
Azizah tak mengerti apa sebenarnya yang sedang Fira alami, yang jelas dari suara yang ia dengar barusan membuatnya khawatir akan sahabatnya itu.🌞🌞🌞
"Assalamu'alaikum warahmatulah, Assalamu'alaikum warahmatulah." Azizah baru saja selesai sholat subuh, kemudian ia berzikir dan berdo'a pada sang Rabbi. Air matanya seketika meluncur begitu saja saat dirinya mengadu dan bercerita tentang masalah hidupnya pada sang pencipta. Sebelum dia menyelsaikan do'a nya dia bersujud begitu lama, dan air matanyapun semakin deras untuk berjatuhan. Mengingat dosa yang ia lakukan memohon ampun pada Allah atas kelalaiannya selama didunia.
.
.
.
Bunyi bel sekolah suda berbunyi 7 menit yang lalu, namun lelaki itu masih betah dengan posisinya sekarang, dia duduk dipojok kantin dengan ditemani kopi susu yang cukup mampu menghangatkan tubuhnya. Dia memainkan game pada ponselnya tak menghiraukan kondisi kantin yang sudah mulai sepi dari para siswa siswi."Kamu lagi ngapain disini?" ucap pak Rendi guru Fisika kls XII.
Mendengar suara itu Rey membenarkan posisinya menjadi berdiri dan meletakan ponselnya dimeja."Ehh pak." ucap Rey dengan cengirannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Salah
SpiritualRank #154 in Spiritual (26 Juli 2018) Sebaik baiknya Cinta yang indah adalah, Cinta memenuhi syariat nya. Menikah muda itu pilihannya. perjodohan itu membuatnya mundur satu langkah, namun hatinya masih tergetar untuk menghalalkan satu nama yang ia...