11

426 19 2
                                    

"Ya Allah panas banget cuacanya." Fira mengusap keringat yang ada pada dahinya.

"Yang benar aja tuh guru suruh lari lapangan 10 kliling, 5 kliling aja ini nafas udah ngap." ucap Bella sambil mengatur nafasnya.

"Hmmm.. " Azizah menghembuskan nafasnya pelan, mencoba menenangkan dirinya setelah letih berlari.

"Aku mau kekantin dulu, lagian nunggu pak Jamal lama banget." Bella berjalan menuju kantin.

Terasa Ada kecanggungan diantara Fira dan Azizah saat ini.

"Fir setelah lulus, kamu jadi melanjutkan pendidikan kamu dijogja?" Azizah mencoba meleburkan kecanggungan itu.

"In Syaa Allah." Jawab Fira.

"Semoga kamu disana betah ya." Azizah menunjukan senyumannya pada Fira.

"Gimana aku akan betah disana zah, sedangkan aku harus hidup dengan rasa bersalahku terhadap kamu dan aku harus hidup berdua dengan orang yang mencintai sahabatku sendiri." ucap Fira dalam hati.

"Terkadang hidup tak sejalan dengan yang kita inginkan." ucap Fira sambil menatap langit biru.

"Tapi yang telah ditakdirkan Allah itu semua adalah yang terbaik dari yang kita minta, sejauh apa kita melangkah jika Allah tidak meridhoi langkah kita, pasti kita tidak akan menuju titik dimana yang kita harapkan. Percayalah garisan takdirnya sungguh indah tak disangka." Azizah mengikuti tatapan Fira mengarah ke langit biru. Fira terdiam ia sangat yakin kata-kata Azizah itu untuk dirinya dan Rafi.

Tak ada percakapan lagi, hening itulah yang terjadi.

"Mmh.. Zah aku panggil Bella yah, takut pak jamal kesinih. " Fira beranjak pergi, entah apa yang ada difikiran wanita itu. Menjauhkah dari Azizah atau hanya ingin menjaga perasaan Azizah.

Azizah mengangguk lalu tersenyum.
5 menit berlalu. Azizah hanya terdiam menatap teman-teman sekelasnya yang sedang asik bermain bola basket.

"Astagfirullah." Azizah menoleh ke arah kiri lantas dirinya terkejut menemukan sosok Rey yang sedang berdiri dan menempelkan minuman dingin pada pipinya.

Azizah merasa sangat kaku, kenapa jantungnya seakan berdetak lebih cepat saat ini, bukan karena percakapannya tadi dengan Fira tapi karena sosok lelaki yang kini ada disampingnya.

Rey menyodorkan sebotol minuman dingin pada Azizah.  Azizah tak berkutip sedikitpun hanya keheranan yang terlihat diwajahnya.

Rey duduk disamping Azizah membuat Azizah bergeser memberi ruang pemisah diantara mereka.

"Lo cape kan habis lari, belum lagi nanti dilanjut main basket." Rey menyodorkan kembali minuman pada Azizah. Namun wanita itu tak merespon.

"Ya gue tahu ini bukan minuman mahal, hanya minuman dengan harga 50000, kalo lo gak mau juga gak papa, gue buang aja." Ucap Rey dengan ancang-ancang tangan yang akan membuang minuman tersebut.

"Eh jangan, mubazir tahu, banyak orang yang kekurangan makan kekurangan minum, masa mau dibuang gitu aja." ucap Azizah. "Sinih." lanjutnya dengan tangan mengambil botol yang diberikan Rey. Lantas Rey tersenyum mendengar itu.

Rey menyandarkan tubuhnya dikursi lalu meminum seteguk air yang ada ditangannya.

"Kenapa chat gue gak pernah lo balas?" Rey membuka pembicaraan dengan menoleh kearah Azizah.

Cinta Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang