10

300 17 0
                                    

Pagi ini Rey baru saja pulang kerumah setelah lari pagi menuju taman yang tak jauh dari kompleks perumahannya, ia membersihkan tubuhnya dan mulai sarapan tanpa ditemani Evi, Rey sangat tahu sekarang Evi sudah pergi ke kantor demi menafkahi keluargannya seorang diri. Dan sekitar jam 9:13 Rey mendapat panggilan dari Rafi, iapun segera menuju tempat yang dimaksud Rafi.
.


.
.

Rey memarkirkan motor hitamnnya diarea parkir di masjid Al-Quddus yang cukup luas, ia memandang sejenak masjid yang kini ada didepannya, entah kapan terakhir kali ia melangkahkan kaki ke masjid, yang pasti hari ini ia melangkahkan kakinya kembali di rumah Allah, hatinya begitu bergetar ketika melihat kaligrafi yang indah didinding putih itu, air matannya seakan ingin menetes saat ia merasakan ketenangan dan kedamaian saat berada di dalamnya, Rey melihat sosok Rafi yang tengah membaca Al-qur'an. Ia menghampiri Rafi dan duduk disebelahnnya.

"Sodak Allah Hul'adzim." Rafi mencium Al-qur'an tersebut lalu meletakannya di rak yang sudah disediakan.

"Sendiri?" ucap Rafi menatap Rey lalu melihat kearah pintu masjid. Rey hanya mengangguk.

"Oh ya Rey sebelum kita memulainya, aku mau tanya sama kamu." ucap Rafi.

"Apa?" ucapnya simpul.

"Kamu melakukan ini untuk apa dan untuk siapa?" ucap Rafi membuat Rey mengerutkan dahinya.

Rey menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan "Gue mau menyeimbangkan ilmu agama gue dengan cewe yang gue suka, dan gue melakukan ini supaya gue bisa dapetin dia."ucap Rey, membuat Rafi mengerutkan dahinya.

"Maksud kamu mau dapetin dia, gimana?" ucap Rafi penuh dengan keheranan.

"Gue juga bingung gimana caranya, gue gak berani ngajak dia pacaran sudah pasti jika gue nglakuin itu dia langsung menjauh dari gue. Sekarang saja dia cuek banget sama gue." ucap Rey dengan mata menatap lantai masjid.

"Astagfirullah al'azim." ucap Rafi menggelengkan kepalanya pelan "Ginih Rey niat kamu untuk belajar agama itu bagus, tapi tujuan kamu itu sangatlah salah, seharusnnya tujuan kamu hijrah itu satu, karena Allah bukan karena hambanya, kamu tahu Allah itu pencemburu?." tegas Rafi, Rey menggeleng. "Allah itu sang pencemburu dia cemburu ketika hambanya lalai akan perintahnya dan lebih mementingkan urusan duniawainya, Allah cemburu ketika hambanya berharap selain kepada dirinya, Allah cemburu ketika hambannya lebih mencintai orang lain melebihi rasa cinta terhadap dirinya." Rey mencerna baik-baik ucapan Rafi.

"Jadi gue harus gimana?" ucap Rey.

"Mantapkan niatmu karena Allah." ucap Rafi, Rey yang mendengar itu hanya mengangguk.

"Tapi Raf, jika lo diposisi gue sekarang nih ya, sikap apa yang akan lo ambil?" Rey menyeimbangkan nafas dengan perasaannya sebelum melanjutkan perkataannya. "Bagaimana jika lo suka terhadap seseorang, tetapi orang tersebut cuek terhadap lo seperti tidak ada harapan untuk lo melangkah kedepan untuk mendapatkannya, dan bagaimana jika wanita yang lo sukai lebih pandai ilmu agamanya dibanding lo?" Sambung Rey.

Rafi tersenyum mendengar pertanyaan Rey.
"Jika memang aku yang berada diposisi itu aku akan berjuang dengan do'a dan dengan usaha sebisaku, selebihnya aku serahkan kepada sang pemilik hati. Jodoh telah ditentukan oleh sang Rabbi, baik buruknya jodoh kita itu tergantung diri kita sendiri. Masalah dia punya ilmu agama lebih tinggi atau tidak, tidak menjadi masalah. Yang jadi masalah itu jika kita tidak mau usaha menyeimbangkan ilmu agama kita dengan orang yang kita suka. Kita suka terhadap wanita yang sholeh tapi kita sendiri tidak mau berusaha untuk mendekati terlebih dahulu sang pencipta dan pemilik hati, Itu yang dinamakan meminta tanpa ada usaha." ucap Rafi. Rey yang mendengar itu hanya terdiam seperti otaknya sedang berputar untuk berfikir.

Cinta Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang