9

250 10 0
                                    

Jam menunjukan pukul 20:03. Rey terus saja memandangi ponselnnya, berharap ada pesan yang masuk dari Azizah.

Drettt...
(Getaran dari ponsel)

Rey berharap itu balasan dari Azizah, tapi ternyata tidak. Itu adalah vn yang dikirim oleh Reza.
"Woy... Cepet lo kesini." suara Reza dari ponselnya.

"Males" bales Rey lewat vn.

"Lo yang kesini atau gue yang kerumah lo, biar gue dobrak tuh gerbang terus gue seret lo keluar." ucap Putra penuh dengan penekanan.

"Gila, udah kaya rentenir nagih utang aja lo." ucap Rey

"Iya.. Iya gue kesitu." sambung Rey.

Rey beranjak pergi dari kamarnya menuruni tangga dan ia melihat Evi sedang duduk menonton televisi.

"Mah Rey ke rumah Reza ya." ucap Rey tanpa memberhentikan langkahannya.

Evi yang mendengar itu menoleh kearah sumber suara yang dimana dia hanya terlihat pungungnya saja.

"Jangan malem-malem." teriak Evi karena takut Rey tidak mendengarnya karena lelaki itu sudah tak nampak dari pandangannya sekarang.

Rey menyusuri jalan kota dengan menggunakan motor hitamnya, sekarang kota telihat tenang dan indah saat malam tiba, dimana tidak ada folusi yang menganggu penciumannya karena suhu dingin yang didatangi oleh angin mampu menyegarkan udara dimalam hari, lampu lalu lintas dan lampu yang berada dijalan menambah keindahan ibu kota ditambah dengan bintang dan bangunan tinggi yang menampakan cahayanya. Kini Rey menyusuri perumahan dan ia berhenti tepat diparkiran yang ada dihalaman rumah Putra.

Terlihat 3 cowo berada diteras rumah, mereka menatap kearah Rey yang sedang membuka helm dan turun dari motor hitam miliknya. Rey menghampiri mereka, terlihat wajahnya yang merasa aneh akan kehadiran lelaki yang tak ia kenal.

"Akhirnya lo dateng juga." ucap Putra.

Rey mendaratkan bokongnya di kursi panjang sebelah lelaki yang berpeci.

"Oh ya Rey kenalin ini Rafi." ucap Putra sambil menoleh ke arah Rafi. Sepontan Rey ikut menoleh ke arah Rafi begitupun sebaliknnya Rafi menoleh ke arah Rey tak lupa dengan senyum manisnya.

"Rafi." ucap Rafi sambil menjabatkan tangannya kearah Rey.

"Rey." ucap Rey dengan senyumannya.

"Lo tinggal disini?" ucap Rey.

"Iya, tepat didepan rumah ini." ucap Rafi dengan mengarahkan tangannya kearah depan menunjuk rumah yang bertingkat satu. Sepontan Rey menoleh kearah yang dimaksud lelaki itu, lalu menangguk pelan.

"Tapi gue gak pernah lihat lo, tuh rumah juga perasaan selama ini kosong." ucap Rey.

"Iya itu benar, saya baru pindah 3 hari yang lalu." ucap Rafi. "Dulu memang tinggal disini terus ada urusan lain jadi pindah, tapi sekarang urusannya sudah selesai." sambungnya.

"Ohh.." Rey mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Oh iya, Rey lo bilang mau belajar ngaji kan?" ucap Reza membuat Rey mengerutkan dahinya.

"Sejak kapan gue ngomong gitu." ucap Rey dalam hatinya.

"Ginih Raf, jadi Rey itu lagi naksir sama cewe, dan cewe itu ya bisa dibilang pintar dalam hal agama tapi Rey kebalikan dari cewe itu." ucap Putra membuat Rey menatap tajam terhadapnya.

Cinta Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang