Sore itu seperti biasanya Yoona berdiri didepan set meja etalase yang menyediakan beberapa menu kopi dan cokelat. Memberikan senyum ramah kepada setiap pembeli yang memesan kopi yang ia racik. Yoona memang bekerja paruh waktu menjadi seorang barista coffe disalah satu kafe kopi di Seoul. Tinggal sendiri di ibukota Negara dengan hanya mengandalkan kiriman uang dari appa-nya tidaklah cukup. Belum lagi mengingat biaya sewa kost digang kecil yang dihuninya terbilang tidaklah murah, ditambah dengan biaya makannya sehari-hari.
Tidak seperti biasanya hari ini Yoona sedang sangat tidak fokus dalam bekerja. Pikirannya melayang pada perpisahannya dengan Seo Yee Ji beberapa hari lalu dibandara. Seo Yee Ji adalah sahabatnya selama disekolah. Tapi, lagi-lagi Yoona kehilangan sahabatnya. Yee Ji dan keluarganya malah pindah ke Tiongkok karena urusan bisnis appa-nya. Bukannya Yoona tak merindukan Yee Ji, tapi yang terlintas dibenaknya saat ini adalah percakapan, dan karung saku pemberian Yee Ji.
Flashback Begin
"Yoona chingu (teman), selamat tinggal, jaga dirimu baik-baik ya. Makanlah tiga kali sehari, dan jangan lupa kunci pintu kamarmu saat tidur" ucap Seo Yee Ji yang menitikan air mata.
"Yee Ji-ah, kau lah yang akan pergi. Kau ini, harusnya aku yang berkata begitu. Kau juga jaga dirimu baik-baik ya. Jangan lupa kabari aku kalau kamu sudah sampai sana, arasseo (oke)?" jawab Yoona menitikan air matanya juga. Mereka berduapun saling berpelukan.
Terdengar panggilan dari pengeras suara menginformasikan pesawat Yee Ji yang sebentar lagi akan berangkat. Namun, sebelum Yee Ji pergi, ia memberikan sebuah karung merah marun berukuran saku kepada Yoona.
"Ini kenang-kenangan untukmu. Aku tak yakin, kita masih dapat bertemu lagi atau tidak. Tapi, semoga dengan ini, setidaknya hidupmu akan berubah." ucap Yee Ji didetik-detik pintu menuju ke pesawat akan segera ditutup.
"Apa ini?" tanya Yoona.
Tapi, belum dijawabnya pertanyaan Yoona. Yee Ji sudah melenggang pergi, berlari menuju pintu pesawat yang hampir tertutup.
Flashback End
Ketika Yoona mengingat kejadian beberapa hari lalu, ia sampai lupa bahwa ia sedang meracik kopi hingga air panas yang dituang dalam cangkir tersebut mengenai jari-jemarinya.
"Aduhh... Panas panas" Yoona meringis kesakitan dan mengibas-ngibaskan jemarinya keudara.
"Aigoo Yoona, do gwenchana (kau baik-baik saja)?" Tanya Yoongi kepada Yoona sambil meraih tangan Yoona dan meniup-niupkannya. Yoona yang diperlakukan seperti itu pun terkejut.
Yoongi, sunbae-nya di sekolah sekaligus partner kerja paruh waktunya yang selama ini, kalau disekolah dan ditempat kerja tak pernah berbicara dengannya, bahkan menyapanya, dan seperti tak menganggapnya ada. Saat ini malah terlihat begitu perhatian padanya. Setelah sedikit kesadaran Yoona terkumpul, ia melepaskan tangannya dari Yoongi.
"Ne, gwenchana (ya, baik)" ucap Yoona gugup, terasa canggung.
"Jinjja gwenchanha (kau serius)? Sini, lukamu harus segera diobati. Kalau tidak akan membekaskan luka bakar." ucap Yoongi sambil berusaha meraih pergelangan tangan Yoona kembali. Tapi Yoona dengan sigap tak membiarkan Yoongi dapat meraih tangannya kembali.
"Nan gwenchanha (aku baik-baik saja), aku bisa melakukannya sendiri" jawab Yoona.
"Arrasseo (baiklah), kalau begitu kamu pulanglah. Biar aku yang meminta izin pada Moyoung Sajangnim (manager), bahwa kau pulang lebih awal karena sakit." Ucap Yoongi.
"Oiya, jangan lupa lukamu harus segera diobati" lanjutnya.Awalnya Yoona menolak. Namun, karena Yoongi bersikeras kalau Yoona tidak segera pulang kerumah dan mengobati lukanya sendiri. Maka Yoongi yang akan pergi ke apotek terdekat lalu mengoleskan salep luka bakar pada Yoona. Dan pada akhirnya Yoona menurut. Sebenarnya Yoona masih bingung dengan sikap Yoongi yang tiba-tiba terlihat sangat akrab. Tapi, bagi Yoona sekarang bukanlah saat yang tepat untuk menanyakan arti sikap Yoongi padanya.
Yoona segera mengganti pakaiannya, lalu bergegas pergi ke halte di seberang kafe menunggu bus. Sore itu jalanan nampak lenggang dan sepi. Ia menghelakan nafasnya, jemarinya yang terkena air panas tadi terasa berdenyut-denyut dan perih. Kecerobohan kesekian kalinya yang ia lakukan hari ini. Rasanya hari tampak belum sempurna kalau tidak disertai kecerobohan-kecerobohan kecil yang dilakukan.
Lampu lalu lintas menunjukkan rambu berwarna hijau untuk pejalan kaki. Yoona pun melangkahkan kakinya menyeberang jalan di zebra cross.
Yoona sibuk memperhatikan cincin pemberian Yee Ji yang melingkar pada jemarinya. Ia takut cincin itu akan rusak, karena terkena siraman air panas tadi. Hingga ia tak memperhatikan jalan.
Namun, saat dipertengahan jalan. Sebuah mobil hitam melaju cukup cepat menuju kearah Yoona. Si pengemudi tak memperhatikan rambu lalu lintas dan keadaan jalan. Ia sibuk mencari handphone-nya yang terjatuh saat ingin menerima telepon dari seseorang. Lalu...
"Aaaaaaaaaaaaa" *suara teriakanWritten: 29817
By: Kim Alawra
KAMU SEDANG MEMBACA
Ring Of Fairy
FanfictionBagaimana jadinya, kalau kalian diberikan sebuah cincin kuno yang akhirnya mempertemukan kalian dengan tujuh laki-laki tampan? Dan ternyata laki-laki itu adalah seorang peri yang hidup sebagai manusia disekolahmu. Daebak, sungguh tak bisa dipercaya...