-11-

114 23 2
                                    

Brakkkk (suara pintu didobrak)

Setelah pintu itu terbuka, dengan refleks Yoona segera berhambur pergi kepelukan Jungkook. Tanpa terasa pula, air mata Yoona telah membasahi pipinya. Satu hal yang ia rasakan saat ini, takut. Hanya itu.

"Do gwenchana?" tanya Jungkook sambil mengelus-ngelus punggung Yoona.

Yoona tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya mengganggukkan kepalanya, mengiyakan. Yang dapat langsung dirasakan oleh Jungkook didekapannya.

Yoona teringat dengan Hoseok yang berada diruangan ini, tadi. Lalu, melepaskan pelukannya dari Jungkook. Menengok kebelakang, mencari sosoknya.

"Apa yang kau lihat Yoona? Apa kau bersama seseorang tadi?" tanya Jungkook mengikuti arah lirikan mata Yoona.

Kemana perginya Hoseok sunbae? Kenapa juga Jungkook bertanya demikian? Apa memang ia tak melihat siapapun, saat masuk? Batin Yoona. Karena tak menemukan sosok yang dicarinya.

"A-aniyya, gwenchanha. Ayo kita keluar dari sini. Aku tak mau berlama-lama diruangan sepi dan gelap ini," jawab Yoona.

Ia sengaja tak mengatakan yang sebenarnya pada Jungkook. Karena, Yoona pun ragu. Masih teringat jelas perkataan Hoseok tadi.

Apa maksudnya dengan 'jauhi Jungkook! Ia tak sebaik kelihatannya.'? Sungguh, aku tak mengerti. Batin Yoona.

Mereka pun keluar dari ruangan itu. Jungkook terus menanyakan keadaan Yoona. Apa ia baik-baik saja. Siapa yang menyuruhnya ke ruangan inventaris. Hingga menanyakan, siapa orang yang sepertinya Yoona cari tadi. Tapi, tak ada satupun yang dijawab Yoona.

"Bisakah kau tidak menanyakan apapun sekarang? Aku lelah, jebal (ku mohon)," jawab Yoona lirih.

"Mian (maaf), kalau begitu, kuantar kau ke UKS, eoh?"

"Tidak perlu, aku hanya tak ingin ditanya, jeongmal (beneran deh) Jungkook," jawab Yoona lagi.

Akhirnya, perjalanan mereka menuju kelas dilalui dengan keheningan. Yoona sibuk dengan pikirannya, begitupun dengan Jungkook. Tapi, Jungkook tetap menuntunnya berjalan bersama menuju kelas.

Sesampainya dikelas, ternyata pelajaran tengah berlangsung. Jungkook, dan Yoona pun meminta maaf karena terlambat masuk kelas. Untungnya Jung Dae, seonsaeng-nya (guru) tak menanyakan alasan mereka terlambat,dan langsung mempersilahkan mereka masuk, untuk mengikuti pelajaran.

Selama pelajaran berlangsung, sesekali Jungkook melirik Yoona yang duduk dua meja di depannya. Ia tahu, Yoona tak memerhatikan pelajaran, dan sibuk berkelut dengan pikirannya, yang Jungkook pun tak tahu.

***

Jam menunjukkan pukul 16.00 KST, tandanya jam pelajaran sekolah telah usai. Semua siswa memasukkan barang-barangnya ke dalam tas mereka masing-masing, dan berhamburan keluar kelas untuk pulang.

Yoona menyempatkan dirinya untuk pergi ke toilet, ingin membasuh wajah sebentar.

Sesampainya di toilet, Yoona berdiri di depan kaca besar yang menempel di tembok. Gemericik air terdengar dari keran yang mengalir diwastafel, saat Yoona mendekatkan telapak tangan di bawah keran tersebut, Yoona menadahkan air tersebut, dan membasuhkan kewajahnya.

Begini lebih baik. Batinnya.

Setelah merasa lebih baikan, dan merapihkan sedikit penampilannya yang sudah tak karuan itu di depan cermin besar toilet, Yoona keluar dan beranjak pulang.

Brukk!

Dari arah yang berlawanan, seorang pemuda yang sedang terburu-buru itu menubruk Yoona yang sama-sama keluar dari toilet.

Sebelum akhirnya Yoona terjatuh, dengan sigap lelaki yang menubruknya itu menangkap tubuh Yoona.

Sebelah tangannya menopang tubuh Yoona yang hampir jatuh kebelakang. Sementara satu tangannya meraih pergelangan tangan Yoona. Dan pandangan mereka pun bertemu.

Sekian detik mereka saling menatap satu sama lain. Hingga kemudian Yoona tersadar. Sontak saja Yoona melepaskan genggaman tangan lelaki itu dari pergelangan tangannya.

Lelaki itu pun melepaskannya perlahan, agar Yoona tak benar-benar jatuh. Dan Yoona dapat menyeimbangkan tubuhnya, dan berdiri seperti sedia kala.

"Ahh, mianhe sunbaenim," Yoona membuka suara, membungkukkan sedikit badannya, meminta maaf.

Lelaki itu memegang kedua bahu Yoona.
"Aniyya (tidak), aku yang salah. Aku berjalan tergesa-gesa tanpa memerhatikan jalan,"

"Neo gwenchanha?" lanjutnya.

Yoona bergeming sesaat, menyadari sentuhan tangan yang melekat pada bahunya. Tak menjawab pertanyaan lelaki itu, tertunduk hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"Hei, apa sepatu itu lebih menarik untuk diperhatikan, daripada menatap orang yang menanyakan keadaanmu?" ucap pemuda itu, menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan Yoona.

Yoona juga bingung, sepertinya ia malu. Ia memang pendiam,dan pemalu pada orang yang belum dikenal. Tapi, semenjak mengenal Jungkook, ia mulai membuka diri, walau sedikit.

Entah mengapa, sifat pemalunya itu muncul kembali. Mungkin, ia sedikit trauma dengan apa yang baru menimpa dirinya, di ruang inventaris. Ia jadi takut, dan ingin lebih berhati-hati pada lelaki yang ia temui.

"Hhh.. Mian (maaf) sunbaenim, aku tak bermaksud-" kali ini mengangkat wajahnya, walau tak menatap langsung wajah lelaki yang berada dihadapannya.

"Minta maaflah, jika memang kau salah," ucap lelaki itu lagi.

"Jin Hyung! Ppalli-yya! (cepatlah)" teriak Jimin tak jauh dari tempat lelaki yang tengah berhadapan dengan Yoona.

Lelaki itu bernama Jin, Kim Seok Jin. Menolehkan sebagian wajahnya, merasa namanya disebut oleh Jimin.

"Sudah ada yang mencarimu. Geurom (permisi)," Yoona membungkukkan sedikit badannya pada Jin, lalu berlalu.

Saat Yoona berlalu pergi, ia melalui Jimin yang juga mulai berjalan menuju arah Jin berada.

Sementara Yoona berpapasan dengan Jimin, Jimin mengalihkan pandangannya, tertuju pada lengan Yoona. Tepatnya, jemari Yoona. Cincin yang melingkar pada jemari gadis itu. Ia seperti begitu mengenal cincin yang dikenakan Yoona.

"Aigoo Jimin, kau menggangguku saja," dengus Jin kesal, saat Jimin sudah berada disampingnya.

"Omo, apa kau mengenalnya, hyung?" tanya Jimin disertai kekehannya, mendengar ucapan Jin.

"Ani, ini semua gara-gara kau, tahu!"

"Kenapa aku merasa tak asing dengan wajahnya ya?" gumam Jimin yang masih dapat didengar oleh Jin.

"Geundae hyung, bukankah dia yeoja yang diceritakan Yoongi, eoh?" ucap Jimin lagi.

"Mmm.. Maksudmu cincin 'itu'?"

"Oh (ya), samar-samar kulihat ia memakai cincin 'itu' " Jimin mengangguk, mengiyakan.

"Pantas saja, aku juga tadi melihat cincin 'itu' " jawab Jin.

***

"Yoona!"

Yoona yang mendengar namanya disebut, menoleh mencari arah suara.

To be continued

Jangan lupa keep vomment-nya ya.
Gumawo masih ngikutin fanfict ini. Menerima kritik dan saran😊
Saranghae yoerobun😘😘

Written: 31017
By: Kim Alawra

Ring Of FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang