Jungkook baru saja keluar dari toilet. Saat ia melewati koridor menuju kelas. Langkahnya terhenti, saat mendengar seseorang sedang mengobrol menyebutkan nama Yoona.
"Kau yakin tak ada yang mengikutinya kan?" tanya salah satu namja sambil merangkul teman yang diajak bicara tersebut.
"Iya, kongjo hajima. Murid pindahan yang selalu berada disampingnya itu, sedang pergi ke toilet saat aku menyuruhnya kesana." jawab temannya diiringi sedikit senyuman miring.
"Bravo!" lalu mereka pun melakukan high five dan tertawa.
Jungkook yang dari tadi berjalan dibelakang kedua pemuda itu, mempercepat langkahnya mendahului mereka. Dan berhenti tepat didepan dua namja yang saat ini malah kebingungan.
"Dimana Yoona, apa yang kau lakukan padanya, eoh?"
Jungkook meraih kerah salah satu pemuda yang diketahui bernama Tae Kwon. Tae Kwon hingga menjinjitkan kakinya karena Jungkook mengangkat namja tersebut keudara.
"Ya! Lepaskan! Apa yang kau lakukan, eoh?" teman yang satunya membela.
Jungkook tak menghiraukan makian temannya itu yang berusaha melerai Jungkook. Tapi, siapa sangka. Ternyata otot-ototnya yang lumayan kekar itu, membuktikan kekuatan Jungkook. Dia tidak lemah.
Tae Kwon meringis kesakitan, tak mampu melawan. Entah kemana semua tenaga Tae Kwon. Yang pasti, Jungkook terlihat kuat mencengkramnya.
"Le..pas..kan a..ku du..lu. A..kan aku ka..takan se..mua..nya pa..da..mu." ucap Tae Kwon susah payah, karena cengkraman tangan Jungkook dilehernya.
Dengan kasar Jungkook melepaskan cengkraman tangannya. Namun tetap menatap kemarahan pada Tae Kwon. Sedang temannya yang bernama Sung Jae, sudah lari entah kemana sejak tadi. Sepertinya takut, atau mungkin mencari bantuan.
"Ppalli, katakan dimana Yoona?"
Jungkook benar-benar tidak bisa santai, jika hal itu sudah menyangkut keselamatan Yoona.
"Aku hanya disuruh seseorang untuk mengatakan pada Yoona untuk pergi ke ruang inventaris."
"Siapa yang menyuruhmu, eoh?" mata Jungkook menatap penuh kemarahan.
Jika tak mengingat Yoona yang entah, bagaimana keadaannya sekarang. Dan apa yang akan terjadi padanya, jika ia tak cepat-cepat menemukannya. Maka Jungkook tak memperpanjang urusannya dengan Tae Kwon.
"Ah, sudahlah. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Yoona. Kau tak akan kubiarkan hidup!" ucap Jungkook dengan tatapan mematikannya.
Jungkook pun melenggang pergi, bergegas menuju ruang inventaris. Ia sangat khawatir pada Yoona, pikirannya kalut.
***
Nampak seseorang memakai hoodie hitam dengan kupluk dan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Berjalan keluar dari balik rak inventaris.
"Tak akan ada gunanya." ucapnya.
"Nu.. Nugu sseo?" Yoona terlonjak kaget, dan ketakutan.
Firasatnya mengatakan, bahwa orang itu bukan orang yang baik. Ia harus segera keluar dari tempat ini.
Yoona semakin menjadi. Ia terus menggedor-gedor pintu ruangan, berteriak meminta tolong. Tapi sepertinya, karena ruangan ini jauh dari keramaian, dan jarang orang yang lalu lalang disekitar ruangan ini. Segala tindakan Yoona akan sia-sia.
"Tenang Yoona. Aku tak bermaksud jahat padamu."
Perlahan, namja tersebut melepas kupluk hoodie-nya. Tersembul rambut pirang yang menghiasi kepalanya.
Yoona benar-benar tak tahu, mengapa orang tersebut mengurungnya disini. Yoona rasa, ia tak pernah punya musuh selama disekolah. Apalagi, laki-laki. Karena Yoona terkenal pendiam, dan jarang bergaul dengan orang lain. Akhir-akhir ini saja, ia mulai dekat dengan Jungkook. Selain itu, tak ada yang pernah mendekatinya.
"Apa maumu?" Yoona mulai memberanikan diri bertanya kembali.
"Apa kau... Si peneror loker itu?" lanjutnya.
Kali ini, namja tersebut melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya itu. Dan akhir-akhir ini pula, Yoona merasa seperti sedang berada dalam sebuah adegan film yang menegangkan. Karena dibuat kaget bertubi-tubi oleh kejadian sekitar yang dialaminya. Ternyata, namja yang tengah berdiri satu meter didepannya adalah Jung Hoseok.
"Aku tak mengerti apa yang kau maksud dengan peneror loker. Tapi, yang pasti aku bukan orangnya." jawabnya dengan senyum miring diwajahnya.
"Kalau begitu.. " Belum sempat Yoona melanjutkan kalimatnya, Hoseok telah memotong ucapannya.
"Jauhi Jungkook! Dia tak sebaik seperti kelihatannya."
"Apa maksudmu?" Yoona mengerutkan keningnya, tanda bingung.
Tiba-tiba dari arah luar, ada seseorang yang menggedor-gedor pintu. Ia meneriaki nama Yoona. Yoona yang sadar ada seseorang yang memanggilnya, segera mengalihkan pandangannya kepintu.
Yoona mengenal suara itu. Itu adalah suara Jungkook. Ia mulai lega, bahwa ada orang yang akan menolongnya keluar dari ruangan ini. Tapi, seketika ia ingat bahwa ada orang lain diruangan ini.
Yoona membalikkan badannya, kembali menatap orang yang berbicara padanya tadi. Tapi, ternyata Hoseok telah memakai kembali masker serta kupluk hoodie-nya itu.
"Yoona, pintunya terkunci. Kau menjauhlah dari balik pintu. Aku akan mendobrak pintu ini." Teriak Jungkook dari luar.
Yoona pun mundur beberapa langkah, menjauhi pintu. Tanpa aba-aba lagi, Jungkook mengerahkan tenaganya, dan mendobrak pintu itu keras. Hanya dengan dua kali dorongan, pintu itu telah terlepas dari engselnya.
***
Mian, for late update. Ini udah Bagus banget bisa update, padahal udah ada niat hiatus fanfict ini.
Gumawo buat yang masih Setia sama kelanjutan fanfict gaje ini. Untuk kedepannya, insya allah aku akan update seminggu sekali ya.
Tetep keep vomment kalo kalian suka fanfict ini. Saranghae yoerobun😘😘
Written: 28917
By Kim Alawra

KAMU SEDANG MEMBACA
Ring Of Fairy
FanficBagaimana jadinya, kalau kalian diberikan sebuah cincin kuno yang akhirnya mempertemukan kalian dengan tujuh laki-laki tampan? Dan ternyata laki-laki itu adalah seorang peri yang hidup sebagai manusia disekolahmu. Daebak, sungguh tak bisa dipercaya...