Jimin jalan mengendap-endap menuju ruang loker perempuan. Sebelah tangannya membawa bungkusan kotak kecil kotak-kotak berwarna hitam putih. Setelah memastikan keadaan sekitar loker yang sepi dan hening, ia membuka loker bertuliskan nama Kim Yoona. Dan menaruh bungkusan kotak kecil yang ia bawa kedalam loker Yoona.
Saat Jimin hendak berbalik ia terkejut oleh seorang lelaki yang memergokinya habis menaruh sesuatu ke dalam loker Yoona. Dia adalah Jungkook.
"Ohhh, jadi kau yang selama ini meneror Yoona?" ucap Jungkook sinis, dan menarik tangan Jimin sebelum ia beranjak pergi.
Mata jimin membulat, ia menghentakkan dengan kasar pergelangan tangannya yang digenggam Jungkook hingga terlepas.
"Wae? Kau akan mengadukanku pada Yoona?"
"Tapi kenapa hyung? Ini hanya akan membuatnya ketakutan. Kau tak—"
"Cih! Kau jelas tahu alasanku, Jungkook-ah." Jimin berdecak, dan berlalu meninggalkan Jungkook.
Ya, Jungkook jelas sudah tahu alasan Jimin melakukan itu pada Yoona. Batinnya sempat menolak mengatakan tak mungkin Jimin hingga melakukan tindakan sejauh ini. Namun kenyataan yang ia hadapi begitu menohok dirinya. Ia jadi bingung, haruskah ia jujur mengatakan semuanya pada Yoona atau membiarkan Yoona yang akan mengetahui semuanya sendiri(?)
Jungkook membuka loker Yoona, memastikan barang apa yang kini ditaruh oleh Jimin. Kali ini tidak seperti biasanya. Dihari-hari sebelumnya pasti didepan pintu loker sudah tertempel catatan kecil berinisial 'Fin'. Tak ingin ambil pusing dengan memikirkan itu, yang tampak hanyalah bungkusan kotak kecil berwarna monokrom.
Jungkook tengah termangu menatap bungkusan kotak kecil didalam loker Yoona dan berkutat dengan benak dan pikirannya sendiri. Ketika tiba-tiba sebuah tangan kecil nan mulus menepuk pundaknya dari belakang, mengejutkannya.
"Oh, kau disini?" ucap Jungkook, berusaha tampak tidak terkejut.
"Hei, harusnya aku yang tanya. Sedang apa Jungkook-ah?" tanya Yoona penasaran. Ia berjingkat-jingkat berusaha melihat kedalam loker karena tertutup badan Jungkook.
Sebelum Jungkook benar-benar bisa menyembunyikan apa yang ditaruh Jimin di loker Yoona, ternyata Yoona malah sudah menangkap kecurigaan.
"Dari si peneror lagi? Kali ini apa kau berhasil memergokinya, Kook?"
Jungkook menggelengkan kepalanya,
"Mian." Jungkook tahu, ia salah telah berbohong pada Yoona. Tapi Jungkook belum siap mengatakan yang sebenarnya pada Yoona.Dari ekspresi wajah Yoona, Jungkook tahu ada perasaan kecewa. Karena Jungkook masih belum mendapati orang yang telah menerornya selama ini. Tapi Yoona kini sudah lebih banyak berubah, dia bahkan tersenyum mengatakan tak apa pada Jungkook. Membuat Jungkook makin merasa bersalah.
"Kau sudah melihat isinya?" tanya Yoona, lalu meraih kotak monokrom dari dalam lokernya, terpaku memperhatikannya seksama.
"Kau mau aku yang membukanya? Atau kalau kau takut, biar aku buang saja," sahut Jungkook.
Dibalik pertanyaannya, ia juga tak kalah penasaran apa yang ditaruh Jimin di dalam loker Yoona kali ini.
"Ani, gwenchana. Kita buka sama-sama aja."
Perlahan Yoona membuka kotak monokrom yang sedari tadi ia pegang. Terdapat selembar kertas kuning, mungkin karton yang dilipat kecil. Jungkook terus memperhatikan apa Yoona akan membukanya atau tidak.
"Hai, Yoona. Jika kau ingin mengetahui siapa aku. Temui aku sendirian di halaman belakang Sekolah pukul sebelas malam. Ingat, jangan membawa siapapun," Yoona membacakan tulisan yang tertulis.
"Aku akan menemuinya," lanjut Yoona.
"Andwae, jangan Yoona."
"Aku perlu tahu apa mau dia Jungkook-ah. Aku juga tidak bisa terus-terusan berdiam diri seperti ini."
"Kalau begitu, biar aku ikut denganmu."
Yoona menggelengkan kepalanya.
"Aku mohon sekali ini padamu, Kook." ia memasang wajah memohonnya.Tapi yang tampak bagi Jungkook, Yoona begitu manis dan kiyowo hingga Jungkook tak bisa menolaknya.
Jika Yoona sudah berkata demikian, Jungkook tak bisa melarangnya. Karena itu haknya, bahkan lebih cepat Yoona mengetahui kebenarannya itu akan lebih baik, bukan. Lagipula Jungkook yakin, Jimin tak akan melakukan hal buruk pada Yoona. Batin Jungkook.
Jungkook akhirnya menganggukkan kepalanya.
***
Seorang wanita cantik diusianya yang tidak lagi muda tengah duduk diruang kepala sekolah. Rambut pendek seatas bahu, dengan kacamata hitam yang menggantung diatas kepalanya serta make up natural namun tetap memancarkan kecantikannya. Baju dress hitam dengan syal merah yang menutupi lehernya, belum lagi tas merah mahal bermerek limited edition yang menggantung dipergelangan tangannya sangat menunjukan kedudukan jabatannya.
Ia tengah menunggu anaknya, yang juga siswa di Sekolah yang belakangan ini jarang pulang ke rumahnya. Tentu saja ia tahu bahwa anak lelaki satu-satunya itu akan mengamuk besar atau setidaknya marah akan kehadirannya. Tapi, anaknya memang tak memberi ia pilihan lain selain ia harus nekat berkunjung ke Sekolah anaknya.
"Eomma! Sedang apa disini?" ucap Seokjin melenggang masuk begitu saja ke ruang kepala sekolah, dan mendapati ibunya tengah duduk disana.
Tangannya menggamit tangan ibunya, menarik pergi. Begitu menyadari Pak Choi, kepala sekolahnya juga berada diruangan tersebut ia pamit undur diri membawa pergi ibunya.
Jin tak ingin membuat keributan di ruangan Kepala Sekolah, tidak juga dibagian ruang sekolah manapun. Jadi ia membawa paksa ibunya masuk kedalam mobil hitam di parkiran Sekolah. Rasanya tidak pantas, memang. Mau bagaimana lagi, selama ini ia memang tak pernah kenal kata sopan santun pada ibu yang sudah melahirkannya itu.
"Adeul, eomma bogoshipeo."(Aku merindukanmu, anakku)
"Lebih baik eomma pergi sekarang."
"Adeul, kau tak merindukan ibumu? Setidaknya jawablah panggilan telepon dari eomma, eoh?" jemari tangan Seulgi-ibu-Jin-mengusap lembut wajah Seokjin, anaknya.
"Jam pelajaran akan segera dimulai. Aku harus masuk ke Kelas." ucap Jin ketus, dan melepaskan tangan ibunya.
Setelah mengucapkan kata-kata itu Jin segera membuka pintu mobil dan keluar meninggalkan Seulgi. Lalu berpesan pada supir yang duduk di jok depan tempat Seulgi duduk agar mengantar ibunya sampai Rumah.
***
A/n: Maaf masih belum bisa update ceritanya secepat mungkin. Tapi aku tetep berterimakasih sama kalian yang masih nungguin cerita ini. 😘😘
21.03.2018
Saranghae,
Kim Alawra
KAMU SEDANG MEMBACA
Ring Of Fairy
FanficBagaimana jadinya, kalau kalian diberikan sebuah cincin kuno yang akhirnya mempertemukan kalian dengan tujuh laki-laki tampan? Dan ternyata laki-laki itu adalah seorang peri yang hidup sebagai manusia disekolahmu. Daebak, sungguh tak bisa dipercaya...