-09-

140 35 16
                                    

"Aku akan mengantarmu, kajja!" ucap Jungkook menarik tangan Yoona.

"I paboya, aku akan berganti pakaian, dan kau itu namja. Dasar mesum." ucap Yoona menjitak kepala Jungkook, lalu melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Jungkook.

Jungkook mengaduh kesakitan.
"Aigoo... Aku kan hanya ingin menjagamu. Kau bilang belum memeriksa lokermu, sejak lokermu menjadi tempat teror bukan?" jawab Jungkook mengelus-ngelus kepalanya yang dijitak Yoona.

"Gwenchana, (tak apa) lagipula pasti saat ini loker tak akan sepi. Karena para siswa juga akan mengambil pakaian olahraganya disana." ucap Yoona diakhiri dengan senyuman manisnya, menandakan ia akan baik-baik saja.

Sebenarnya Jungkook tak ingin membiarkan Yoona ke loker sendirian. Tapi karena ia melemparkan senyum manisnya itu.

Jungkook rasa sepertinya ia memang akan baik-baik saja. Apalagi saat ini Yoona sudah lebih sering menampakan senyum manisnya itu. Berbeda sekali dengan pertama kali ia bertemu dengan Yoona. Ia bahkan selalu terlihat sedih, dan bermuka datar saja.

Akhirnya Jungkook dan Yoona pun berjalan masing-masing menuju loker. Karena loker laki-laki dan perempuan terpisah.

***

Just because we don't talkDoesn't mean i don't think about youI'm just trying to distance my selfBecause i know, i can't have you-Fin-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Just because we don't talk
Doesn't mean i don't think about you
I'm just trying to distance my self
Because i know, i can't have you
-Fin-

Untuk kedua kalinya, Yoona melonjak kaget melihat lokernya. Yoona melirik ke kanan dan kirinya, mencari disetiap sudut. Siapa tahu orang yang menaruh kertas didepan pintu lokernya masih ada disini.

Tunggu, ada hal yang baru disadari Yoona. Orang yang menulis catatan itu ternyata meninggalkan inisial namanya.

Kenapa aku baru sadar. Batin Yoona kemudian. Kemarin ia terlalu takut, dan tak fokus pada tulisan tangan seseorang itu. Ia hanya melihat dan membaca catatan itu sekilas, lalu tak bisa berpikir jernih saat melihat isi lokernya kemarin.

Fin. Tapi, siapa yang dimaksud dengan inisial nama Fin itu? Batin Yoona kembali.

Yoona terdiam membeku. Ia takut untuk membuka pintu lokernya. Ia takut akan sesuatu yang akan dikirimkan si peneror itu lagi didalam lokernya.

Jika ini ulah seseorang yang hanya jahil saja, Yoona tak akan setakut ini. Tapi, mengirim boneka yang sudah terkoyak, dengan lumuran darah dilokernya sudah sangat keterlaluan untuk disebut sebagai sebuah lelucuon.

"Persis, seperti dugaanku sebelumnya." ucap Jungkook yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Yoona.

"Do gwenchana?"

Yoona hanya menganggukan kepalanya mengiyakan. Lagi-lagi matanya sudah berkaca-kaca.

Ani, ani. Aku tak boleh menampakan air mataku lagi. Batin Yoona menggelengkan kepalanya.

"Wae, eoh?" tanya Jungkook yang kebingungan melihat sikap Yoona.

"Ani, gwenchana." Yoona memperlihatkan senyumnya kembali.

Tapi, kali ini Jungkook yakin. Ia tak benar-benar baik-baik saja. Ada tangis yang tengah disembunyikan darinya. Walaupun Jungkook adalah seorang peri, tapi bukan berarti ia bisa membaca pikiran, dan hati manusia. Bagi Jungkook manusia itu sangat rumit.

Lalu, tanpa diminta Jungkook pun membukakan pintu loker Yoona. Ruang loker saat ini sudah sepi. Para siswa sudah bersiap memakai pakaian olahraga mereka. Dan menuju ke lapangan voli. Jadi, hanya tinggal mereka berdua saja di koridor loker.

Yoona sudah bersiap menutupi sebagian wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Berjaga-jaga kalau akan darah lagi dilokernya, yang baru saja kemarin ia bersihkan.

Namun, akhirnya Yoona dan Jungkook setidaknya dapat bernapas lega. Tidak ada boneka beruang yang sudah koyak, dan darah yang berceceran didalam loker Yoona. Malah yang ada tergeletak satu buket Mawar merah terbungkus rapih, berhiaskan pita merah muda.

Tapi, Yoona dan Jungkook tak mau memedulikan bunga itu. Yoona meraih pakaian olahraganya. Dan bergegas pergi menuju lapangan voli.

"Mau kau apakan bunga ini?" tanya Jungkook yang tengah memegang sebuket Mawar merah yang diambilnya dari loker Yoona tadi, sambil menjulurkan bunga itu pada Yoona. Yoona mengangkat bahunya tanda tak tahu.

"Buatmu saja."

Saat mereka berjalan, dan menemukan tempat sampah terdekat. Jungkook pun melemparkan bunga tersebut kedalamnya. Dan tanpa mereka sadari, sejak tadi ada yang sedang mengintai mereka berdua.

***

"Yoona-ah, kau disuruh seonsaengnim menaruh bola-bola voli itu keruang inventaris sekolah." ucap Tae Kwon teman sekelas Yoona, menghampiri Yoona yang tengah duduk beristirahat dikursi tepi lapangan.

"Ne.. " jawab Yoona meneguk air mineralnya.

Lalu mulai berjalan ke lapangan mengambil dua buah bola voli yang berserakan di lapangan. Mengimpit kedua bola voli dengan tangannya. Dan bergegas menuju ruang inventaris sekolah seorang diri.

Ruangan inventaris sekolah tampak sepi dari luar. Karena letaknya yang berada dipenjuru gedung sekolah, dan hanya segilintir orang saja yang memasukinya. Itupun, hanya orang-orang yang berkepentingan saja.

Sesampainya disana, Yoona memasuki ruang inventaris sekolah. Gelap, Yoona pun meraba-raba sisi dinding mencari saklar lampu. Tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut tertutup. Awalnya Yoona pikir itu hanya karena angin, tapi sedetik kemudian terdengar bunyi klik dari pintu luar. Seperti ada yang sedang menguncinya dari luar.

Yoona panik, menuju pintu dan meraih gagang pintu dan mencoba membukanya dari dalam. Tapi sia-sia, ia sudah terkunci didalam. Yoona pun menggedor-gedor pintu dari dalam, berteriak meminta tolong.

"Yeboseo, duwajuseyo! (Tolong)" teriak Yoona

"Tak akan ada gunanya" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik rak inventaris diujung ruangan.

***

Annyeong readers, gumabseubnida. Gak kerasa udah 90 an orang yang baca ff ini. Padahal baru 90 doang, emg rada norak si author gaje ini😂😂.

Entah itu bener-bener ngikutin ceritanya, atau sekedar ngeliat aja. Tapi, aku tetep mau bilang makasih😊.

Gimananih ceritanya menurut kalian makin kesini? Kok, aku ngerasanya aneh, atau rada gak nyambung gitu ya.

Mianhae yaa buat cerita yang gak jelas ini. Pokonya komen aja kalo kalian mau tanya-tanya atau apapun. Sekali lagi gumawo😊

Written: 4917
By: Kim Alawra

Ring Of FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang