Ch.4

1.5K 135 2
                                    

WARNING!!!
Ini epep yaoi jadi tolong...
TOLONG BANGET BAGI YANG GASUKA YAOI JANGAN MENDEKAT, TAPI YA TERSERAH SAPA TAU JADI TERJERUMUS EHE :P

CAST :
-Kim Mingyu
-Lee Jihoon
-Other Member Seventeen

HAPPY READING \(^0^)/
|
|
V

Malam sunyi menemani Mingyu dan Jihoon. Aura dingin menguar kedalam ruangan dari jendela kamar yang terbuka lebar. Suasana begitu sunyi, bahkan dentuman jam dinding terasa begitu keras.

Jihoon menggeliat tak nyaman, merenggangkan seluruh tubuhnya pelan. Ia merasakan sesuatu yang berat menimpa bagian perutnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali.


Mingyu, terlelap dengan damainya dengan kepala tertidur tepat di perut Jihoon sembari menggenggam erat telapak tangan Jihoon dengan tangannya yang besar. Menautkan jari-jari mungil itu pada miliknya.

Wajah Jihoon memerah sempurna, tak ada tanda-tanda bibir tersebut melengkung membuat senyum, namun airmata sudah menggambarkan sebagaimana senangnya dirinya akan perlakuan posesif Mingyu padanya. Ia menarik tangannya yang bebas bergerak untuk mrnghapus airmatanya kasar.

Sesaat ada rasa penyesalan yang terselip dalam pancaran matanya yang redup. Memfokuskan pandangannya pada Mingyu lalu dengan sedikit keraguan pada hatinya, ia mengelus-elus pipi tirus Mingyu lembut. Airmatanya tak mau berhenti mengalir membasahi pipi pucat tersebut. Sungguh, dia sangat merindukan orang yang saat ini jaraknya begitu dekat dengannya.


"Jihoonie hyung...bangunlahh dan maafkan aku..." gumam Mingyu yang dipastikan kalau itu hanya mengigau namun entah kenapa kata-kata tersebut membuat hati Jihoon meluluh.


Ia memantapkan hatinya, ia akan meminta maaf pada Mingyu dan segalanya akan kembali seperti biasa. Terdengar biasa dan mudah dilakukan, tapi sesungguhnya ini begitu sulit. Itu semua karena kebodohan dan keegoisannya sendiri yang menimbulkan semua ini. Hanya karena status mereka yang tidak dipublikasikan semua ini terjadi dan semakin rumit. Jarak antara keduanya semakin jauh dan membuatnya ingin mati saja.


Karena saat ini semuanya akan berakhir.


Semua ingin akhir yang menyenangkan bukan? Begitu juga dengan Jihoon.


Belum-belum membuka mulutnya Mingyu sudah menggeliat lalu mendusel-dusel perut Jihoon mencari area ternyaman diatas perut si mungil. Hanya dengan begitu nyali Jihoon menciut seketika, lihatlah jihoon yang kembali bergelung pada selimutnya menutupi wajahnya rapat-rapat. Ia tidak peduli lagi jika dirinya ketahuan sudah bangun.


Mingyu membuka kelopak matanya perlahan, membiasakan cahaya lampu masuk kedalam retina matanya. Yang ia lihat hanya Jihoon yang yang tertutup sempurna oleh selimut tebal. Kepalanya sedikit pusing, menepuk sedikit kepalanya berharap rasa sakit itu hilang.

Ia menatap jam pada dinding putih pucat yang menghiasi ruangan tersebut, sudah Jam 05.00 pagi dan sore nanti ada jadwal juga seingatnya ia tertidur beberapa menit yang lalu. Kurang tidur membuat kantung mata mrnghiasi matanya yang sedikit membengkak akibat menangis semalaman.


'Kau sungguh lemah Kim Mingyu' batinnya.


Mingyu bangkit dari duduknya, merasakan pegal pada seluruh tubuhnya terlebih pada punggungnya akibat terus-terusan membungkuk. Ia membuka selimut tebal tersebut dari wajah Jihoon dan terpampanglah wajah pucat Jihoon yang begitu jelas terlihat pura-pura tidur.


Kalau Jihoon pura-pura tidur karena masih marah padanya maka dia juga akan pura-pura buta dan percaya saja. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Jihoon yang sedikit ketakutan meski masih menutup mata "Jihoonie hyung, bangunlah, aku merindukanmu" ia menghela nafas berat, menggenggam tangan Jihoon erat lalu mengecup punggung tangan Jihoon lembut "Jangan menyiksaku begini, bangunlah hyung...marahi aku seperti biasa. Aku lebih menyukaimu yang begitu...maafkan aku jika aku memang memiliki salah...aku memang tidak pe-"


Pintu digebrak kencang menampakkan wajah Soonyoung dan Dokyeom yang panik "Ming-eh maafkan aku jika mengganggu tapi aku ingin kau cepat keluar dan kembali ke dorm sebelum paparazzi mulai bertanya yang tidak-tidak" ucap Soonyoung terburu-buru.

"Beri aku 1 menit, setelah itu aku akan keluar. Kalian duluan saja, aku pastikan kalau mereka tidak akan tahu kalau aku ada disini" Soonyoung berpikir sejenak lalu mengangguk pasti.


"Cepat ya, seluruh member akan menunggumu di dorm. Terimakasih mau menjaga Jihoonie ya..." senyum lebar Soonyoung meneduhkan hati Mingyu yang hancur berkeping-keping.


Soonyoung dan Seokmin berlari keluar ruangan tentu dengan penyamaran yang sungguh gila. Bagaimana tidak, mereka menggunakan pakaian rillakuma dan terlihat begitu gemuk karena pakaian. Terlebih Soonyoung yang terlihat seperti tenggelam. Dia jadi berpikir bagaimana kalau Jihoon yang menggunakannya? Tidak tampak sudah kepalanya.


Ia terkekeh pelan sebelum menatap Jihoon kembali, raut wajahnya tak dapat terdefinisikan "Jihoonie hyung maafkan aku tak bisa lama, aku pergi dulu..." ucapnya begitu parau, ada rasa sakit disana.


Ia mengecup kening Jihoon yang tertutupi selimut lalu menggunakan masker juga topi serba hitam yang sudah dipersiapkan teman-temannya tadi malam. Ia berlari kencang setelah menutup pintu pelan.


Saat dirasa sudah aman, Jihoon membuka matanya pelan. Mengedarkan pandangannya kesetiap sudut ruangan dan tak menemukan siapapun. Ia mendudukan badannya yang pegal karena terlalu banyak berbaring. Likuid bening mengalir deras seketika, melihat tangannya yang beberapa saat lalu di genggam dan dikecup oleh orang yang dicintainya, Kim Mingyu. Ia mencium punggung tangannya sendiri. Merasakan sensasi seolah dikecup secara tidak langsung oleh Mingyu.























"Sebenarnya cinta itu apa? Kenapa sesakit ini..." ucap keduanya dengan kesibukan mereka masing-masing dengan pemikiran yang sama.






TBC

VVadooooooooo
Ilang greget akoehhh :"

Malah chapter ini pendek amat lagi :"

Beri akoeh solusi n pencerahann /\¤-¤/\

Maaf kalo banyak typo, lagi ngebut banyak tugas n mentok jadi ya gini deh...

Sekali lagi saia minta maaf sebesar-besarnya :"

VoMent yeeeeaaaa

Backstreet? so hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang