Ch.6

1.2K 105 0
                                    

Ruang 170 begitu sunyi senyap mengisi sore yang indah. Tidak, bukan tidak ada orang di ruangan ini, disini ada jihoon, hanya saja dia lebih memilih diam daripada berbicara banyak, masih setia bergelut dengan pikirannya. Lagipula sekalipun berbicara, dengan siapa ia akan berbicara? Soonyoung sudah pergi daritadi, begitu juga dengan Jisoo. Dan....Mingyu.

Ahhh sudah berapa lama ia tak melihat Mingyu? Padahal belum sehari tapi rasanya begitu lama hingga membuat segalanya seperti kekurangan oksigen. Begitu juga dengan beberapa konsep dikepalanya yang terbesit untuk menulis lirik.

JIHOON POV

Kaki-kakiku memutuskan sendiri untuk berjalan, mencari apapun yang bisa ditulis atau dibaca, hanya untuk mengusir kesunyian sore hari ini. Aku tak bisa menelepon siapapun kali ini, tidak Soonyoung atau member lain karena mereka sedang peform untuk comeback Don't Wanna Cry. Namun meski begitu sesibuk apapun 'orang itu' pasti akan tetap datang dan membawakan buku lirik atau komik seperti biasa. Hanya saja...hubungan kami sedang tidak baik. Ahh...atau mungkin hanya aku saja yang merasakan hubungan kami semakin merenggang. Pikiranku kacau, terlebih setelah hari itu, hari dimana Mingyu mengatakan hal yang begitu menyayat hatiku.


Cukup!!! Ini sakit!!!!



BERHENTI MEMBUATKU BEGINI KIM MINGYU!!!





Aghh aku sungguh ingin membuang memori itu!!

"Ugh aku lapar..." ucapku saat perutku berbunyi cukup kencang, makan siangku tadi terbuang percuma karena mual yang tak tertahankan tadi dan sekarang aku malah kelaparan.

Aku beralih ke pintu yang tepat beberapa langkah didepanku, perlahan aku berjalan menuju pintu tertatih-tatih. Aku akui kepalaku juga kedua kakiku terus berdenyut sejak tadi tapi rasa lapar ini benar-benar tak bisa berkhianat.



DUAGGHH

"S-sakit..."

Bodoh!! Dasar lemah!! Tinggal sedikit lagi!!

Dengan terseok-seok aku berusaha meraih kupluk dan jaket kebesaran di sofa dekat pintu. Memakainya meski semuanya terasa begitu panas, tapi aku harus menggunakannya agar tak ada yang mengetahui aku disini atau tamat riwayatku.

"Jangan sekarang sakitnya..." aku merasakan nyeri pada daerah kaki dan terlihat luka disana. Bukan luka baru, tapi luka yang terbuka kembali dan mengeluarkan darah.

Ish padahal aku rasa tadi jatuhnya tidak parah!!

Sakit apalagi ini, rasanya tidak ada yang terluka lagi tapi rasanya begitu sakit. Hati ini kenapa sakit sekali? Kenapa?! Rasanya sesak sekali...




Mingyu....aku butuh kamu....


Aku berdiri lagi dengan kedua tangannya bertopang pada tembok, rasanya seluruh tubuh ini berat sekali. Aku menggenggam gagang pintu kuat-kuat sembari menengok keluar jendela kecil ditengah pintu tersebut. Aku tak mendapati siapapun disana, aneh sekali...biasanya ada 2-3 bodyguard yang menunggu. Pantas saja tak terdengar suara apapun dari ranjang putih itu.

Aku mengernyit sesaat, aku merasa tadi ada yang lewat begitu cepat. Tapi siapa?
Sungguh aku tidak percaya kalau hantu itu ada!! Karena itu aku menyipitkan mataku mencoba fokus pada apa yang kulihat barusan. Sekujur tubuhku bergetar hebat.

Aku ini tidak takut han-

Krekkk

"HUAAAAAAAA TUAN HANTU KUMOHON!! JANGAN GANGGU AKU" tanpa sadar aku berteriak keras saat gagang pintu bergerak lalu membuka pintu. Aku reflek berjongkok dan menutup wajah seerat mungkin. Entah apa yang akan kulihat nanti jika ia mengeluarkan suara dengan wajah seram seperti film-film itu.

Backstreet? so hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang