Ch.14

769 71 0
                                    

Tepi kasur sepertinya sudah mulai menghangat setelah hampir satu jam diduduki tanpa bergerak barang satu sentipun. Sang pemilik bokong masih duduk dengan tingkat kesadaran yang tak dalat didefinisikan. Tubuhnya memang disini tapi jiwanya seolah tertinggal jauh setelah beberapa saat yang lalu. Ia akhirnya beranjak keluar kamar dengan kondisi yang benar-benar terlihat begitu kosong tidak ada jiwa disana. Kedua kakinya berjalan sendiri mengikuti insting bukan otak. Frustasi masih mengelilingi seluruh isi kepalanya, perkataan Jihoon beberapa saat lalu benar-benar menghantamnya sangat dalam. Tak ada airmata disana, ia bahkan tidak berniat menangis, namun sakit dihati tidak mau hilang justru menambah sakit dan parah.

Beberapa kali ia menampar dirinya sendiri, berusaha mengendalikan pikirannya agar melakukan sesuatu tapi otaknya menolak untuk bekerjasama. Jihoon sangat menginvasi pikiran bahkan hidupnya. Dia begitu berarti baginya.


Tapi kenapa.....

















Kenapa Jihoonnya mengatakan hal tersebut dengan mudah?













Apa cintanya sudah habis pada seorang Kim Mingyu?










Atau lelaki lain dapat membuatnya tertawa bahagia? Dan Jihoonnya berpaling pada orang itu?








Jika benar, ia pastikan kalau besok berita konyol akan tiba, bahwa Kim Mingyu merenggut nyawanya sendiri karena tidak kuat putus cinta.




Karena itu, sebelum ia mati konyol, biarkan ia melakukan apapun yang diinginkannya.

Belum sempat berpikir lebih jauh ia melihat sebuah teriakan senang khas dari Soonyoung menghiasi ruang latihan. Ia melihat Soonyoung berlari menuju kamar dan member lainnya, ia berniat mengikutinya. Mengikuti apapun hal aneh yang dilakukan sang hamster dan berhenti tepat di depan pintu kamar, tentu saja ia jauh dari penglihatan si sipit. Ia mencoba berjalan layaknya orang bisa melewati depan kamar namun apa yang ia lihat saat itu? Rahangnya bahkan mengeras, tangannya ia kepalkan kuat-kuat. Seluruh tubuhnya menegang setelah melihat apa yang saat ini tengah ditatap seorang Soonyoung.

'Jangan marah Kim Mingyu'

'Kau tidak boleh cemburu hanya karena seperti ini saja'

'Aku harus pergi darisini'

Batin Mingyu terus-terusan membuncah namun Mingyu masih berusaha untuk tidak lagi terbawa emosi, ia juga masih tidak tahu kenapa kekasihnya sampai semarah itu padanya. Ia tidak boleh marah pada hyungnya, Choi Seungcheol.

Akhirnya ia memilih untuk pergi dan melupakan apa yang tadi dilihatnya, benar-benar shock. Jalannya terlihat begitu kaku namun ia tak juga mendapatkan solusi. Beberapa kali ia membalikkan badan berniat menonjok wajah tampan Choi Seungcheol yang selalu jadi panutannya di SEVENTEEN beberapa tahun belakangan. Tapi....












Inikah yang dilakukan oleh seseorang yang sudah dijadikan panutan?




"Aku...pasti salah paham..." ucapnya berpikir positif meski itu sama sekali tidak membantu.


KMG♡LJH

DUAGH

"Keparat kau" Soonyoung melayangkangkan pukulannya pada tembok. Ia memojokkan Seungcheol ke tembok di ruang kosong yang lumayan luas.

Ia bahkan tak peduli seberapa tinggi orang dihadapannya, amarahnya meletup-letup tak terkontrol. Ia sudah asal ucap pada Mingyu namun ternyata Seungcheol lebih brengsek dari yang di duga.

Backstreet? so hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang