Ch.28

1.5K 64 5
                                    

CKREK CKREK CKREK

Flash pada kamera-kamera milik wartawan ataupun fans terus berbunyi, mereka tak ada habisnya mengambil foto hanya untuk mendapatkan bagian terbaik dalam foto mereka. Banyak dari mereka berteriak memanggil para member SEVENTEEN yang tersenyum dan beberapa kali memberikan fanservice yang berhasil membuat fans berteriak kegirangan.

Bahkan para member SEVENTEEN terkejut, mereka tidak pernah membayangkan konfrensi pers kali ini akan seramai ini. Mereka tak bisa menahan senyum senang mereka saat melihat seberapa besar cinta carat yang menggetarkan tubuh mereka. Entah berapa ribu terimakasih yang akan mereka ucapkan untung mengutarakan rasa cinta mereka pada carat.

Terlebih Mingyu dan Jihoon yang sejak tadi saling menautkan tangan mereka, saling menguatkan. Kedua pipi mereka terus merona menunggu waktu mereka akan melakukan hal yang akan mengguncang seluruh dunia.

Jihoon terus mengatur nafasnya sejak tadi, tidak nyaman karena para fans yang melihat Mingyu dan dirinya yang saling menautkan jari-jari mereka disela-sela jari lainnya. Panas dingin mulai menyambar tubuhnya, ia merasa seperti pertama kali debut, berdebar namun menyenangkan.

Genggaman itu semakin menguat seiring dengan berjalannya waktu yang terus bergulir. Titik-titik keringat berjatuhan dari pelipis, meski sebentar lagi akan datang musim salju namun tetap saja rasa panas itu menghampiri. Keduanya menatap kedepan dengan mantap, tanpa ada rasa takut, karena setiap rasa takut itu datang Mereka akan saling menguatkan satu sama lainnya.

"Oke carat, ada beberapa hal yang akan kita sampaikan pada kalian maupun dunia. Ini akan menjadi sejarah bagi Mingyu dan Jihoon" Seungcheol memberikan mic pada Mingyu lalu mundur teratur sebelum digantikan dengan Mingyu yang berdiri tegap tanpa melepaskan tautan jemarinya pada jemari mungil Jihoon.

Jihoon pun yang merasakan waktunya telah tiba ikut melangkah kedepan. Setelah mensejajarkan dirinya dengan Mingyu ia seperti melihat sosok ibunya disana. Tersenyum manis seperti biasanya, senyumnya semakin lebar dan tulus disana.

Flashback ON

"Eomma...aku...aku..."

Jihoon dan Mingyu memutuskan untuk pergi ke Busan, tempat kelahiran dan tempat Jihoon tumbuh besar. Mingyu menyetujuinya dan pergi bersama Jihoon dengan senyum merekah.

Meski rasa takut berusaha untuk menginvasinya, langkahnya tidak mundur namun tidak juga maju. Eomma Jihoon terlihat mengerti lalu menggeser duduknya sehingga menghadapkannya pada Jihoon yang menatapnya ketakutan dan penuh penyesalan disana.

Wanita paruh baya yang menyandang marga Lee itu mrngerti apa yang ditakutkan anaknya. Dia tahu anaknya yang terlalu sulit untuk berbicara akan kegundahannya dan berakhir menyimpannya sendiri lalu menangis  sendirian. Dia mengulum senyum tulus pada anaknya yang membuat si mungil sedikit lega.

"Aku tahu...kau boleh mengatakannya jika kau mau, tapi jika kau tidak mau aku tidak akan memaksamu karena itu hak mu sayang...tapi ikuti kata hatimu dan jangan sampai kau menyesal suatu saat nanti" jelas wanita itu sembari menggenggam lengan Jihoon, mencoba meyakinkan anaknya yang tengah berkecamuk dengan pikirannya.

"Eomma...Jihoonie ragu..." Jihoon meremat-remat ujung pakaiannya.

"Katakan saja sayang" senyum tulus itu tak lepas dari wanita paruh baya di hadapannya.

Jihoo menggigit bibirnya pelan, ia merasakan matanya yang memanas dan menjadi buram karena airmata, namun langsung di seka olehnya cepat-cepat "Eomma Jihoonue ragu, apa Jihoonie sudah jadi pasangan yang baik? Apa Jihoonie pantas bersanding dengan Mingyu? Apa Jihoonie bisa membahagiakan Mingyu? Apa Jihoonie sudah siap dengan komentar fans? Ap-"

Backstreet? so hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang