Peran Pemuda Indonesia Dalam Memajukan Bangsa- Aisyah XI-6

449 1 0
                                    

   Bismillahirrahmanirrahim.
Mencintai itu banyak caranya, banyak modelnya, namun tak pernah punya tolak ukur untuk kedalamannya. Seseorang boleh jadi sangat mencintai sesuatu, namun siapa yang dapat menyangkal bahwa rasa itu takkan lebih besar dari yang dimiliki orang lain. Karena sejatinya perasaan tidak untuk dijadikan tolak ukur.

   Begitu juga dengan mencintai negeri ini, sebesar apapun rasa cinta saya padanya, takkan pernah ada yang benar-benar tahu kebenarannya bukan? Pun juga takkan pernah ada yang berhak untuk membatasinya, serta dengan bagaimana cara saya mencintainya.

    Indonesia kaya akan budaya, bahasa dan sumber daya. Tapi jika ditelaah kembali, apa kita benar-benar kaya? Apa kita benar-benar individu yang dapat menghargai kekayaannya? Atau justru kekayaan itu ada sebagai pedang yang siap menerjang, karena peran penghuninya yang dipertanyakan.

   Lantas, apa sebenarnya peran pemuda sebagai penghuni bangsa? Sosok yang gemar berkreasi, idealis, dan memiliki keberanian serta menjadi inspirator dengan gagasan dan tuntutannya ? Generasi muda memiliki peran sebagai agent of change, pembawa perubahan, penentu perjalanan bangsa di masa berikutnya. Pemuda adalah motor penggerak utama perubahan. Pemuda diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak, penentu dan pandangan akan perubahan di masa mendatang. Namun, perubahan apakah yang akan kita lakukan untuk masa mendatang? Apa kita akan merubah individu yang ada menjadi pribadi yang bersifat hedonis? berpaham liberalis ? yang melupakan asal usul negaranya, ciri khas bangsanya, kebudayaannya, tak bertoleran terhadap sesamanya, yang melakukan segala hal sesuai kehendaknya ?

   Mari telaah kembali, lihat bagaimana penerus bangsa di era ini. Bagaimana nasib pemuda-pemudi yang nanti akan meneruskan perjuangan kemerdekaan. Bagaimana pula nasib bangsa ditangan mereka. Tidakkah hatimu tergerak melihat fenomena besar yang melanda negeri ini ? Mari buka mata dan hati.
Waktu memang beranjak pergi, tak ada lagi penjajahan atas peperangan, tak ada lagi kekerasan atas kerja paksa. Kita sudah merdeka. Namun, apa kita benar-benar merdeka ? Bukannya ia telah berkamuflase menjadi 'sahabat' kita ? Kita terlalu banyak ditindas westernisasi, diterjang arus globalisasi, diperdaya jadi budak teknologi hingga dibutakan oleh hati nurani. Coba tanyakan kembali pada diri ini, apa yang telah kita berikan dan lakukan untuk Indonesia, setelah sekian banyak yang ia beri pada kita. Mari jaga negeri ini, jaga tempat yang banyak memberi arti. Mari wujudkan kemerdekaan yang sesungguhnya di negeri ini. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi ? Kalau tidak kita yang memulai, siapa lagi ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CIVITAS - Cinta Tanah Air ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang