Bab 6 - Baper

174K 17.9K 896
                                    

Aurora begitu penasaran mengapa pagi kemarin ia berakhir di tempat tidur rumahnya dengan selamat. Ia berusaha mencari laki-laki yang wajahnya selalu jengkel jika melihat dia, tapi Aurora sama sekali tidak menemukan Antariksa. Kemarin malam, ia melihat Antariksa sudah pulang entah darimana tetapi karena terlalu larut malam, Aurora menahan pertanyaannya nanti. Ketika di sekolah mungkin.

Ia sudah siap ke sekolah dengan seragam lengkapnya. Dengan rambut di kucir dan tas berwarna biru langit yang begitu manis.

"Anta!" teriaknya begitu melihat sosok yang ia tunggu sejak jam 6 pagi sudah muncul.

Gerakan Antariksa yang sedang memasang jaket ke tangannya terhenti. Wajahnya yang tadinya biasa-biasa saja kini nampak jengkel.

"Gue nebeng ya," ucapnya cepat-cepat. Lalu menutup gerbangnya.

"MAMA RORA PERGI SEKOLAH BARENG ANTA YAAA!!!" teriaknya sebelum menutup gerbang rapat-rapat setelah mendengar balasan ibunya.

Ia sedikit berlari, hingga kucirnya bergoyang,
"Pagi Anta!" sapa Aurora dengan girang.

"Malem,"

Alis Aurora menyatu, "Kok malem?"

Anta meliriknya sinis, "Kalau lo muncul dunia gue gelap seketika."

Aurora tertawa, "Ih Anta, bisa aja bercandanya."

Anta menatapnya beberapa detik, "Siapa yang bercanda pantat Ayam?"

Aurora hanya menyengir dan mencubit pipi Antariksa dengan gemas. "Tetangga siapa sih ini unyu banget?"

Laki-laki itu langsung menepis tangan Aurora, "Gak usah pegang-pegang,"

"Hehehe, gak keberatan kan gue nebeng?" tanya Aurora dengan mata berkedip-kedip membuat Anta menggedikkan bahunya.

Antariksa meliriknya sebentar, "Gue bilang keberatan jug lo bakalan tetap nebeng."

"Iya dung, tetangga baik."

"Kapan ya lo pindah?" Antariksa mengambil helmnya dan memakainya, "Muka lo mulu yang gue liat tiap pagi."

Sebenarnya, tanpa Antariksa sadari bahwa setiap pagi ia rutinitas paginya adalah mendengar teriakan Aurora yang berkata dengan keras, "ANTA NEBENG!"

Antariksa tidak keberatan, sebenarnya, jika gadis itu bisa menjadi kalem dan manis seperti gadis lainnya. Tidak seperti Aurora yang banyak oceh.

"Bodo." Aurora menaiki motor Antariksa dan langsung kaget ketika laki-laki itu melajukan motornya secara tiba-tiba. Refleks, Aurora memegang bahunya dan memukul helm laki-laki itu.

"ANTA! GILA YA LO?"

Antariksa tersenyum sinis melihat wajah pucat Aurora. Begitu lucu dan membuatnya bahagia, ia malah semakin mengencangkan kecepatan motornya.

"Anta! Rora lupa ada PR geografi dan belum Rora kerjain tolong makin ngebut ya!"

Senyum Antariksa lenyap seketika bergantikan bibirnya yang membentuk garis flat. Ia langsung melajukan motornya dengan kecepatan rendah yang bahkan Aurora yakin jika Antariksa balapan dengan Kura-kura maka Kura-kura akan menang.

"Lambat banget! Nanti gak keburu ngerjain prnya!" Aurora mengetuk helm itu.

"Terserah gue lah,"

"Anta!"

"Apa?"

"Cepetan!"

"Sumpah ya," Laki-laki itu langsung menancapkan gas motornya. Tidak peduli bahwa Aurora hampir jatuh jika tidak cepat-cepat pegangan.

ProtectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang