Bab 11 - Takut

152K 14.7K 1K
                                    

Antariksa : Lo dimana?

Aurora : Dirumah, nunggu lo muncul kayak nunggu Sehun muncul ya. Gak datang-datang.

Aurora : send a picture

Aurora : send a picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Antariksa : Bangsat

Aurora : Kibas dan tebas rambut rora maz

Antariksa : Datang ke rumah gue sekarang.

Aurora : Otw gw 👻👻👻👻👻

Antariksa mematikan handphonenya. Menatap Papanya sebentar, "Anta kedepan ya, Rora mau datang."

"Iya, iya, cepet susul sana," sela Mamanya begitu bersemangat. Wajahnya tersenyum manis membuat Anta mendengus.

"Yaudah, gak papa." Papanya terkekeh sambil meminum kopinya.

Kepulangan Papanya membuat Anta ingin menghabiskan pagi ini dengan serapan. Biasanya ia hanya makan roti buru-buru. Sambil memasang dasinya, laki-laki yang sudah berbalut seragam sekolah itu berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Ia menjepit simpulan dasi abu-abu yang belum selesai itu dengan jempol dan jari telunjuknya dan membuka pintu dengan tangan kanannya.

"CILUP BA! HALO!"

Antariksa terlonjak kaget ketika wajah Aurora menyembul dibalik pintu ia mundur sedikit dan mengusap dadanya, "Gila ya lo!"

Aurora mengibaskan rambutnya, "Pagi tetangga! Masih pagi udah nyuruh Rora datang ke rumah Tante Nadhira aja nih, wah ada apa nih?"

Antariksa memicingkan matanya lalu menyingkir sedikit membiarkan Aurora masuk. Gadis itu berjalan di depannya dengan santai.

"Curiga nih gue kalau kita dijodohin kayak cerita di wattpad-wattpad," gumam Aurora sambil berjalan.

Laki-laki itu menatap punggung Aurora, "Sumpah! Efek kebanyakan makan micin ya gini," desisnya lalu mengikuti langkah gadis itu.

Aurora membalikkan badannya melihat Antariksa sedang memakai dasi. Ia tersenyum sumringah, "Rora pasangin! Rora pasangin dong!"

Emaknya ngidam apa sih? Anaknya ngeselin parah dan banyak maunya.

"Enggak usah,"

"Gak papa lho!"

"Gak usah! Tolong jauhin itu tangan lo dari perut gue!"

Aurora menyengir membayangkan sesuatu, "Kayak ada kotak-kotaknya ya,"

Tangan Aurora menggapai dasi abu-abu itu dan tersenyum miring, Antariksa menghela napas dan mengangkat kedua tangannya seperti kenapa tembak. Kenapa kelakuannya kayak anak kecil sih?

Dengan wajah konsentrasi gadis itu memasang dasi Antariksa, lalu setelah selesai ia tersenyum miring dan menaikkan ikatan dasi itu hingga Antariksa hampir tercekik.

ProtectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang